Summer in Your Eyes (bagian satu)

260 23 1
                                    

Pertengahan Juni, 2020
Merindukan mu

aku terdiam. Hari ini adalah hari pertama musim panas di Seoul. Korea mulai terasa lembab, aroma musim semi masih tercium di langit-langit Seoul.

aku menghela nafas panjang. Berjalan ke arah taman depan rumah ku yang berada di Yejang-dong, distrik Jung. Aku tersenyum kepada bibi Kim yang sedang sibuk menjemur pakaian si kecil Haesang, "selamat pagi bibi Kim!" 

bibi Kim tersenyum, membalas sapaan ku dengan senyum keibuannya.

aku menatap pohon sakura besar yang ada di halaman rumah ku, menggumam, "sudah berapa lama kau pergi?"

aku meneteskan air mata pertama ku di hari pertama musim panas ini. Sudah 3 tahun di waktu yang sama dan di tempat yang sama. Aku tidak bisa menahan tangisku, tak bisa membendung kesedihanku.

aku merindukanmu...

Awal Januari, 2015
Rumah untuk pulang

aku menatap salju yang perlahan menyentuh tangan telanjang ku, aku tersenyum dan menggigil satu detik kemudian. Kembali melahap bungeoppang (kue ikan) yang aku hiraukan beberapa detik lalu, sembari mengayunkan diriku di ayunan yang dingin.

"maaf aku terlambat!" pekik seseorang yang seumuran dengan ku, Rambut coklatnya bergoyang ketika dia berlari ke arahku.

aku tertawa renyah, berhenti mengayunkan diriku dan berdiri menatapnya yang lebih tinggi dariku, kembali melahap bungeoppang ku.

"kau tahu aku bisa menunggumu, tidak perlu terburu-buru" kataku sembari terus mengunyah bungeoppang.

dia terkekeh ditengah helaan nafasnya, mengacak-acak rambutku gemas.

aku menatapnya dan kembali duduk di ayunan ku, kembali menikmati bungeopang. Dia mengikuti ku, duduk di ayunan sebelahku. 

"apa kau harus se-imut ini ketika makan bungeoppang?" tanyanya pelan sembari menatapku.

aku menghentikan kegiatan makanku, "hm..." memperlihatkan wajah berpikir, kemudian menggeleng, menatapnya, "tidak, hanya saat bersamamu"

dia tertawa keras sebelum kembali mengacak-acak rambut ku. Aku kembali memakan bungeoppang ku. Itu adalah kebiasaannya ketika bersama ku, selalu bertanya seperti itu dan aku akan selalu menjawab dengan kata yang sama, intonasi yang sama, dan gesture yang sama. 

aku berdiri, membuang sampah bungeoppang yang aku makan dan menghampirinya. "Namjoon..." panggilku pelan.

dia menatapku, "hm?" sahutnya

"maukah kau memelukku?" kataku lirih, tertahan karena isakan juga perlahan meluncur dari tenggorokanku.

Namjoon menatapku khawatir, bergegas menegakkan tubuhnya dan merengkuh tubuhku yang lebih pendek dari tubuhnya, air mataku jatuh di dadanya. isakkan ku mulai terdengar samar, memenuhi sunyi di taman tenpat Namjoom memelukku. 

"sshh.. gwaenchana.. keluarkan semua nya Y/n, tidak akan ada yang mendengarnya disini" dia mengelus surai hitam ku lembut.

dan saat itu juga, isakkan ku tak bisa ku tahan lagi, dengan keras memekikkan telinga. 

"aku sakit, aku ingin pulang" ucapku ditengah isakan yang semakin keras.

dia mendekapku lebih erat, berbisik "kau sudah pulang, aku rumahmu, jangan memikirkan yang lain."

aku mengangguk, semakin menenggelamkan wajahku di dadanya, merasakan pelukan hangatnya yang menyelimuti tubuhku. 

................................................................................................................................................

Imagine BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang