Summer in Your Eyes (bagian tiga)

104 16 2
                                    

Akhir Maret, 2015
menemukan rumah

musim dingin dengan cepat berlalu, menyisakan luka yang tidak bisa tertutup hingga musim semi menyapa. Hadiah perpisahan yang buruk untuk ku.

kehidupan ku terus berjalan dengan suram, membawa kenangan menyakitkan. Beruntung eomma kembali bepergian mengurus penginapan keluarga di pulau Jeju sejak kemarin, menjauhkan appa tiriku dariku selama beberapa bulan. Mungkin hingga 2 musim berlalu.

aku duduk di halaman belakang, memandang sumur tua yang ada disamping pohon sakura besar yang sudah tertanam disana bahkan sejak aku belum datang ke dunia. Appa memang sangat suka bunga sakura...

aku mengulurkan tangan ku, meraih cangkir berisi teh hijau yang ada di sampingku, menyesapnya pelan dan melihat pohon sakura yang mulai berwarna merah muda indah. menghembuskan nafas pelan sembari menutup mata.

perlahan aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh leherku, aku membuka mataku, terkejut. Dengan cepat aku memutar badanku dan dengan cepat aku memegang leher belakangku.

aku seketika menatap orang di belakangku panik. Yoongi!

"luka itu? bukan seperti apa yang ada di kepalaku kan?"

aku menutup mataku, keringat dingin mendadak membanjiri tubuhku, menyelimutiku dengan kecemasan dan ketakutan yang luar biasa. Dia.. tidak boleh mengetahui apa yang sudah appa nya lakukan pada ku.. dia.. tidak boleh tahu!

aku terus mengulangi kalimat itu dikepalaku, dengan mata terpejam dan hembusan napas yang tidak teratur, membuat dadaku bertambah sesak. Tanpa sadar aku membiarkan yoongi menatapku dengan penuh tanda tanya, ditambah lagi sakit ku yang bertambah parah setelah appa nya pulang hingga 1 minggu setelahnya.

aku membuka mataku, menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala yang terpatah-patah.. Sial! Jika begini dia pasti akan tahu!

dengan gerakan tiba-tiba yang tak bisa kuhindari dia memelukku erat, menangis dengan aku yang ada dipelukkannya, benar-benar isakan yang mengejutkan yang keluar dari potongan bibir merah muda miliknya, "j-jangan katakan kalau itu..."

suaranya bertambah lirih, tapi tetap terdengar jelas di telingaku, suara dari hati yang tersayat, suara dari luka lama yang kembali terbuka.

"appa.. melakukan sesuatu padamu?" suaranya semakin terdengar putus asa. Aku terlalu terbawa suasana, menganggukkan kepala tanpa suara, air mataku tertahan di pelupuk mata.

aku merasakan pelukannya mengerat, Tuhan.. kenapa baru sekarang kau membuat hatinya menjadi seperti hati malaikat? kenapa tidak sejak awal ini semua terjadi kau mengirimkan hati malaikat ini? kenapa aku harus menggali untuk menemukannya?

aku perlahan membalas pelukan itu, lebih erat, perlahan isakan keluar dari mulutku, semakin kencang seiring dengan kencangnya air mata yang jatuh ke pipiku.

dia melepaskan pelukan ketika aku lebih tenang, ketika napasku sudah lebih teratur. dia perlahan memegang pipiku, membuatku menatap matanya, aku terkesiap, saat aku menatap mata nya, seketika kehangatan musim panas 8 tahun lalu menyelimuti tubuhku, kehangatan musim panas terakhir yang aku habiskan bersama appa ku. aku termanggu, kenapa matanya bisa melakukan hal itu?

"biarkan aku bertanya sesuatu padamu.." sahutku cepat setelah melihat kedalam matanya dalam, "kenapa kau peduli?"

dia menatapku iba.. aku tidak suka ditatap seperti itu, aku sudah bertahan sejauh ini, aku wanita yang cukup tangguh. Aku memalingkan wajahku dari tatapannya, memandang langit yang menghembuskan angin musim semi.

dia membuka mulutnya, bersuara pelan "kau sama seperti eomma ku.."

"aku tahu ini konyol, pertama aku bertemu denganmu.. aku tak bisa menahan aura dari bola matamu haha.." dia melanjutkan dengan tawa hambar, "aku pikir ini hanya perasaan ku, tapi semakin aku dekat dengan mu semakin kau menghanyutkan mu dengan matamu itu.. kau sama seperti eomma ku.."

Imagine BTSΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα