bagian II

127 2 0
                                    

...

..

.

Selamat membaca.

Perpustakaan Konoha Senior High School.

Hinata dan Sakura duduk di salah satu tempat duduk yang tersedia di sana.

Suasana perpustakaan cukup sepi, hanya ada beberapa siswa-siswi yang ada di dalam nya.

"Jadi, bagaimana kelanjutan obrolan kita tadi pagi di kelas" tanya si gadis merah muda.

Gadis manis keturunan Hyuuga, yang sedang membaca novel roman milik nya pun, kini menghentikan nya sejenak serta memandang ke arah sang sahabat.

"Ano, aku masih belum yakin".

"Lantas kapan kau merasa yakin, menunggu sampai Naru-nii keburu bersama dengan wanita lain, hm!?".

"Jangan sampai!!"balas nya cepat.

"Karena itu, coba dekati lah dia secara langsung dan terang-terangan. Jangan hanya memperhatikan serta mengaguminya diam-diam begitu!".

"...".

"Hinata..".

"Tapi aku sangat malu, b-bagaimana bila nanti aku malah pingsan saat ada di samping nya" ujar si gadis indigo dengan nada lirih.

"...".

Hinata memandang paras ayu sang sahabat, yang malah diam tak menyahut.

Helaan nafas singkat di ambil Haruno Sakura.

"Ya, usahakan jangan sampai itu terjadi. Sekarang ku tanya lagi, kau benar menyukai kakak ipar ku itu atau hanya sekedar rasa kagum belaka?".

Dengan rona merah pada kedua pipi chubby nya,

"A-Aku sangat mencintai nya, rasa nya sungguh aku ingin terus melihat wajah nya. Lalu ada di samping nya selalu".

"Tak bohong".

Hinata menggeleng kan kepala indigo nya,

"Karena itu dekati dia, dapatkan perhatian serta hati nya" jelas Sakura.

"I-iya aku kan berusaha melakukan nya".

"Harus!!dari pada nanti kau menyesal!?".

"Ha'i".

"Dan ingat aku akan selalu mendukung mu, tak lupa pula aku kan membantu sedikit" ucap si gadis beriris hijau emerald.

"Iya, terima kasih. Sakura-chan" balas nya.

Kedua nya pun, mengakhiri perbincangan. Guna melanjutkan sesi membaca buku kesukaan masing-masing.

...
****

****

*****...*****

Art Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi.

Dalam ruangan dengan papan keterangan yang tertempel di pintu bercat coklat mengkilat yakni direktur utama.

Seorang pria tampan bersurai pirang, tengah berdiri menghadap pada kaca besar yang memperlihatkan gedung-gedung tinggi menjulang.

Kedua telapak tangan ada dalam saku celana panjang nya.

Iris biru laut nya, menatap tanpa minat pada apa yang di lihat nya. Pikiran nya tengah melayang entah kemana.

Perlahan lelehan cairan putih bening merembes menuruni kedua pipi nya yang terdapat tiga garis tanda lahir, seperti kumis rubah.

Iya...pria dewasa yang bernama Namikaze Naruto itu kini tengah menangis dalam diam.

Pria berusia 29 tahun, yang telah mempunyai seorang putri kecil. Buah cinta nya dengan mendiang istri tercinta nya.

Hampir genap 2 tahun, kepergian Haruno Karin. Nama mendiang istri nya. Selama itu pula hidup nya seakan runtuh dan tanpa arah, karena rasa kehilangan yang teramat besar di derita nya.

Namikaze Mina..

Itulah nama yang membuat nya masih dapat bertahan hidup, setelah di tinggal sang istri. Bocah cilik berjenis kelamin perempuan berusia 3,5 tahun.

Gadis cilik yang begitu mirip dengan sang istri, sama-sama memiliki paras cantik, Surai merah darah, serta warna mata ruby sampai warna kulit putih nya.

"Aku sangat-sangat merindukan mu"gumam nya lirih.

"Kau tahu, aku merasa hidup ku yang sekarang sangat lah melelahkan!?".

"Kenapa kau pergi terlalu cepat dari ku..., kenapa!!"gumamnya terus dengan nada lirih.

"Apa kau tak lagi mencintai ku!?".

"Padahal kau, janji untuk menemani ku sampai kita tua nanti terus dan terus bersama. Tapi...".

Perlahan kelopak mata sewarna tan milik nya terkatup rapat. Rasa sesak di dada terasa sangat lah menyiksa untuk nya.

Mengingat kembali setiap momen berharga nya dengan wanita cantik bersurai merah darah panjang.

Wanita nya, istrinya serta ibu dari putri kecil nya...

"Karin..".

Sungguh dia sangat ingin kembali melihat wajah cantik itu, serta mendekap nya erat.

Andai waktu dapat di ulang, tentu dia sangat teramat senang...

Tapi...

Itu hanya lah pengharapan bodoh, yang terlalu mustahil untuk terjadi..

Menyisakan rasa sakit...

Sesal...

Dan penyesalan tak berdasar...

Kini hanya ada rasa sepi..

Hampa...

Serta sakit di hati..

Luka tak kasat mata, namun sangat lah menyakitkan..., seakan ingin rasa nya untuk mengakhiri hidup nya saja...

...

..

.

To be continued,

N terima kasih.







I Can Get My LoveWhere stories live. Discover now