bagian I

167 3 0
                                    

...

..

.

Selamat membaca.

....

"Jangan melamun, masih pagi Hinata-chan".

"Siapa yang melamun!?".

Gadis cantik bersurai merah muda, mendudukan bokong nya di bangku samping si gadis manis bersurai indigo.

"Apa sih, yang kau lamun kan tiap hari nya?"tanya nya.

"Sungguh aku tak melamun tadi".

Iris hijau emerald si gadis merah muda sebahu, yang memiliki nama lengkap Haruno Sakura. Menatap lekat pada iris mata Amethyst milik si gadis manis bernama Hyuuga Hinata.

"Baiklah, kau tak melamun. Cuma sedang berkhayal kan".

"Tidak" jawab gadis bermarga Hyuuga.

"Kau tak bisa membohongi ku".

"Aku tak bohong" kilah nya.

"Katakan saja, apa kau sedang melamun kan kakak ipar ku, hm!!"desak Sakura.

Kedua pipi chubby milik Hinata memerah seketika,

"Tuh bener kan, jadi kau sedang mengkhayal kan Naru-nii" tanya nya dengan senyum menggoda.

"Ano,..".

"Sudahlah, tak apa Hinata-chan. Aku malah mendukung mu kok. Karena menurut ku kau memang lah cocok untuk Naru-nii" terang si gadis bermarga Haruno itu.

"...".

"Jujur aku memang berharap, bila mana nanti. Jika Naru-nii menemukan seseorang yang dapat membahagiakan nya dan Mina-chan. Ya itu adalah kau Hinata".

"...".

Hinata masih terdiam, karena masih malu. Akibat ketahuan melamun kan kakak ipar dari sahabat baik nya itu.

Namikaze Naruto, pria tampan bersurai pirang cepak. Seorang duda beranak satu. Istri nya yang bernama Haruno Karin, meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.

Hinata sendiri merupakan siswi kelas tiga senior high school. Dia mengakui memanglah telah jatuh hati pada pria tampan beriris biru laut mempesona itu. Sekalipun perbedaan usia nya dengan si pria beranak satu cukup lah jauh.

Namun begitu, sepertinya sangat lah sulit. Mengingat Kakak ipar dari Sakura, seakan-akan menutup celah hati nya dan hanya nama mendiang sang istri lah yang boleh menetap di sana.

"Aku sangat mendukung mu. Berjuang lah, dan dapatkan Naru-nii. Obati luka mendalam hati nya yang di alami nya setelah kepergian Karin-nee".

"Ano, apa mungkin. Sakura-chan sendiri tahu kan, bila sikap Naruto-nii selama ini kepada ku" jawab Hinata setelah terdiam cukup lama.

Yah, anak kedua dari pasangan Hyuuga Hiashi dan Hyuuga Hikari. Mengatakan demikian, karena sikap si pria pirang yang terkesan agak dingin pada nya.

"Terus kau akan diam saja, dan tak ingin mendapatkan nya".

"B-Bukan begitu maksud ku. Tapi aku masih agak takut".

Helaan nafas pelan di ambil si gadis merah muda,

"Takut masalah apa?"tanya nya.

"Takut, bila nanti usaha ku sia-sia belaka".

"Kau belum mencobanya secara langsung, dan sudah akan menyerah!!"ejek Sakura.

Hinata menggelengkan kepala bersurai indigo panjang sepunggung nya.

"Kalau begitu berusaha lah secara terbuka, dekati dia. Aku akan membantu sedikit-sedikit".

"...".

"Agak sedikit agresif juga tak apa menurut ku. Hilangkan sifat pemalu mu".

"Agresif yang bagaimana, maksud mu Sakura-chan??"tanya Hinata dengan menuntut.

"Iya, pokok nya agresif lah. Aku sendiri juga bingung harus menjelaskan nya bagaimana!"terang nya.

"Ba_

"Nanti kita lanjutan pembicaraan ini saat jam istirahat. Lihat lah Anko-sensei sudah datang, aku tak ingin kena hukuman nya".

Hinata pun mengangguk,

Karena guru fisika yang terkenal galak minta ampun itu sudah masuk ke dalam kelas.

...

..

.

To be continued,

N terima kasih...

I Can Get My LoveWhere stories live. Discover now