Eight

25.9K 1.1K 2
                                    

 

Dari pulang sekolah sampai malam ini, aku memang seperti tak memiliki semangat hidup karna Bagas menjauhiku. Dia menjauhiku karna masalah sepele itu. Aku sebenarnya bangga, jika Bagas seperti itu, itu tandanya dia cemburu, hihihi. Aku sengaja tak membuka pintu balkon dan jendela yang biasanya aku buka lebar-lebar. Aku malas saja jika ingin membuka pintu itu. Sebenarnya aku memiliki maag, tapi sepertinya aku harus bersyukur karna aku sedang tidak terkena penyakit itu padahal aku sudah tidak makan dari siang. Aku terduduk di tepi ranjang sambil melihat majalah tentang 5 Second Of Summer kesayanganku. Ketika asyik membaca majalah, aku merasakan perutku sangat sakit. Aku tak tahu kenapa, sangat-sangat sakit. Aku memanggil nama Ryo, Mama dan Papa dengan suara lirihku berharap keluargaku itu datang untuk menolong. Sudah sekian lama aku menunggu, akhirnya aku terjatuh di lantai karna merasakan sakit yang luar biasa dari perutku. Aku seperti ingin pingsan, tapi aku menahannya. Pintu kebuka dan kulihat Ryo memasang wajah khawatirnya. Aku tersenyum dan terakhir aku hanya mendengar jeritan Ryo memanggil namaku, setelah itu aku tak sadarkan diri.

**

Aku mengerjapkan mataku berulang kali untuk menyesuaikan diri. Ketika aku sudah membuka lebar mataku, aku merasa ini bukan di kamarku. Dindingnya berwarna putih dan berbau obat-obatan yang menyengat. Aku mengedarkan pandanganku dan melihat seorang lelaki sedang tertidur pulas dengan kepala berada disebelah tanganku. Aku tak tahu itu siapa, tetapi dari rambutnya, dapat kusimpulkan bahwa itu Bagas. Hah? Bagas? Bukankah hari ini ada sekolah dan ini sudah siang? Aku melihat jam dinding yang terpampang jelas di depanku menunjukkan bahwa sekarang pukul 07.45.

"Sudah bangun Vy?" Suara serak bercampur dengan suara berat itu mengagetkanku. Aku melotot melihat Bagas yang begitu tampan jika bangun tidur. Bagas melihatku seolah bertanya 'ada apa?' Tetapi aku tidak menghiraukannya dan terus menatap Bagas yang sangat sempurna itu.

"Shilvy." Suara seorang wanita yang sudah menemaniku selama 15 tahun itu terdengar sangat terkejut. Aku tidak tahu apa yang membuat Mama terkejut dan akhirnya aku menatap Mama dengan kesal, karna menggangguku memandangi pangeran tampan di sebelahku. "Ada apa?" Tanyaku.

"Sudah mendingan sayang? Apa masih ada yang sakit?" Ucap Mama mendekatkan dirinya padaku. Aku langsung berhambur kepelukan Mama. "Sudah tidak ada yang sakit Ma, tapi Shilvy maunya Mama disini terus." Ucapku memeluk Mama dengan erat.

"Hey sayang, malu ah dilihatin sama Bagas" ucap Mama melepaskan pelukanku. Aku mendengus sebal, dan memasang duck face andalanku itu. Mama terkekeh melihatku seperti itu, Bagas hanya tersenyum manis dan aku suka senyuman itu.

"Oh ya Bagas, terima kasih ya sudah mau menemani Shilvy semalaman." Ucap Mama tersenyum hangat. Bagas menemaniku semalaman? That's so amazing! Tapi aku tak bisa merasakan kehadirannya.

"Iya sama-sama tante. Kalau begitu, Bagas pamit pulang ya? Kelas sebentar lagi akan dimulai." Kenapa Bagas hanya tersenyum ke Mama? Apa Mama menarik ya? Ah sudahlah. Eits, tadi Bagas bilang apa? Kok kelas jam segini?

"Bagas, kok kelas jam segini?" Tanyaku. Bagas yang awalnya menatap Mama, menoleh langsung kearahku ketika aku memanggil namanya.

"Iya, hari ini kelas dimulai jam 08.25" ucap Bagas tanpa senyum sedikitpun. Memang gini ya punya pacar arrogant. Eits, gak gak. Bagas itu bukan arrogant. Dia adalah makhluk paling sempurna yang tuhan telah berikan.

Bagas pulang 10 menit yang lalu. Mama duduk di sofa pojok kamar inapku. Aku menatap bosan televisi yang ada di hadapanku. Jam masih menunjukkan pukul 11.30 dan masih butuh 4 jam lagi Bagas dan Chelsea pulang.

"Ma" ucapku merengek.

"Ada apa sayang?" Mama bangkit dari sofa dan duduk di kursi sebelah ranjangku.

"Shilvy bosen. Masa harus gini terus?" Aku merengek ke Mama.

"Kamu sih suruh siapa gak makan dari siang? Kan jadinya gini. Untung aja gak telat kemarin. Kata dokter kalau telat bawa kamu kesini, kamu bisa meninggal tau'. Masa kamu mau ninggalin Mama secepat ini?" Ucap Mama panjang lebar. Masa sih orang yang sakit maag bisa sampai meninggal? Kalau begitu, aku harus berterima kasih kepada adik kesayanganku itu karna telah menyelamatkan jiwaku.

**

Malam ini dirumahku banyak sekali orang-orang. Eh, bukan orang-orang sih, keluarga Uncle Jammie dan Uncle Luke berada di rumah, katanya mau merayakan kepulanganku dari rumah sakit. Aku duduk di bangku panjang di taman belakan rumahku. Malam ini, kita mengadakan party, kecil-kecilan sih. Aku duduk di sebelah Kak Louis. Kak Louis itu anak pertama dari Uncle Luke.

"Shilvy." Ucap Kak Louis. Kak Louis berumur sekitar 22 tahun. Kak Louis memiliki kepintaran yang di atas rata-rata. Kak Louis kuliah di New Zealand. Kak Louis mempunyai adik, dan adiknya juga laki-laki, aku adalah satu-satunya perempuan remaja disini. Karna aku memang tak memiliki saudara perempuan. Adik Kak Louis bernama Kak Sam. Kak Sam berusia 20 tahun, tetapi dia sudah menjadi pembisnis hebat sama seperti Uncle Luke.

"Iya Kak Louis. Kak Louis kapan nyampenya?"

"Kemaren waktu Shilvy pingsan."

"Oh" aku hanya ber-Oh ria.

"Oh iya, Bagas siapamu sih Vy? Kok waktu kamu dirawat kemaren, dia khawatir banget?" Ciee Bagas khawatir. Astaga orang itu ternyata romantis juga.

"Bagas? Ah, masasih?" Tanyaku tak percaya.

"Iya, kamu sih suruh siapa pingsan." Ucapku Kak Louis meledek.

"Shilvy, Loui" Panggil uncle Luke. Aku dan Kak Louis menoleh kearah uncle Luke. Oh iya, Kak Louis dipanggil Loui sama uncle Luke. Lucu sih, hihihihi.

Dan disini kita berada. Makan bersama di bawah penerangan malam. Aku memakan sosis bikinan Mama yang superduper lezat. Kita semua memakan makanan yang sangat banyak, dan berlemak.

Setelah makan tadi, aku, Ryo, Kak Albert, Kak Andrew, Kak Nick, Kak Louis dan Kak Sam duduk santai di sofa sambil menonton film The Maze Runner. Aku suka Ryo hari ini, dia sangat perhatian terhadapku. Aku tidur di pangkuan Kak Albert. Kak Albert membelai rambutku, dan membuatku mengantuk. Tak lama kemudian aku tertidur di pangkuan Kak Albert tanpa sepengetahuan siapapun.

------------

Hay, Hay!

Happy New Year Ya!
Seneng banget viewer/readers nya 100+.
Makasih loh ya buat kalian semua.

Love Ya;*

My Arrogant BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang