Thirty Two

22.3K 957 4
                                    

Hay My Readers and My DarkReaders!
Ini special chapt. Special, karna pendek:3 Sorry pendek, lagi banyak ulangan sama tugas. Jangan bosen ya nungguin kelanjutannya..

CTO

------

"Ngapain loe disini?" Aku berjalan mundur. Air mataku menetes. Bukan dia. Ini bukan dia. This is just dream!

"Please, aku mau jelasin semuanya." Bagas melangkah maju. Aku kembali memundurkan langkahku.

"Semuanya udah jelas. Gak ada yang perlu di jelasin." Ucapku.

"Please Vy, dengerin aku." Bagas melangkahkann kakinya. Aku bisa berbuat apa sekarang? Tubuhku sudah menabrak tembok.

"Stop! Stop!" Teriakku. Please, jangan maju lagi Bagas, please.

"Biarin aku jelasin semuanya Vy." Bagas tidak mendengarkan ucapanku. Dia tetap melangkahkan kakinya menuju kearahku.

"Cukup Bagas. Cukup! Sekarang Stop!" Teriakku kembali. Suaraku mengecil. Isakanku terdengar semakin mengeras. Aku salah, seharusnya tadi aku memilih untuk tidak pulang! Bodoh! Kau bodoh Shilvy!

"Maafin aku Vy. Aku sumpah, aku gak pernah pacaran sama Lilly." Bagas meraih tanganku. Aku berusaha menepisnya, tetapi sangat susah.

"Gak butuh. Gue gak butuh penjelasan apapun dari mulut loe Gas. Stop bersikap bodoh seperti ini." Aku meronta-ronta agar Bagas melepaskan genggamannya pada tanganku. Tapi percuma. Bagas semakin mempererat genggamannya.

CUP. Bagas mencium bibirku. Aku bisa apa? Aku bisa apa sekarang?! Dia. Dia ngerebut first kiss gue sembarangan!

"Vy. Please dengerin aku." Ucapnya lagi. Aku tak peduli. Aku tak akan peduli.

"Lilly itu cuman temen aku Vy, gak lebih! Aku cuman mau dia bahagia di sisa waktunya Vy. Tapi itu dulu, sekarang tidak. Aku di tipu. Aku di tipu olehnya dan mamanya. Please Vy, jangan tinggalin aku. Jangan pernah pergi lagi. Aku sudah salah. Aku sudah salah melepasmu begitu saja. Kumohon, kembali padaku Vy. Lupakan semua yang udah bikin hubungan kita jadi hancur kayak gini. Lupakan semuanya!" Bagas memelukku. Aku tak bisa dan tidak mau berontak lagi. Tapi, apa aku harus percaya dengan apa yang di ucapkan Bagas? Apa aku harus percaya? Jika yang di ucapkannya hanya sandiwara belaka bagaimana? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Memaafkannya atau malah pergi menjauh darinya?

My Arrogant BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang