African Soil

220 16 3
                                    

SANGAT terik cahaya matahari di sini. Tidak heran Afrika menjadi benua yang paling panas dan mendapatkan dampak yang besar dari globalisasi di era 2080-an. Walau begitu, bertahun-tahun ekonomi dan kesejahteraan di sini tidak pernah bertumbuh pesat. Selalu ada penyakit wabah dan kelaparan yang menimpa di negara ini, apalagi anak-anak yang kekurangan gizi dan pangan untuk pertumbuhan mereka.

Di sini. Jane, Leone, dan teman-teman sekolah juga relawan lainnya turut turun tangan dalam membantu mereka yang merupakan korban kesenjangan ekonomi dan globalisasi. Sama-sama membangun dunia yang lebih makmur lagi. Walau dari dulu banyak relawan yang datang ke benua ini untuk menyalurkan bantuan, tetapi negara ini tak kunjung makmur juga. Organisasi nirlaba dan religi tak berhenti untuk memberikan bantuan yang ada, selama mereka masih membutuhkan.

"Kakak J! Aku sudah selesai. Lihat, bagus tidak?" Suara imut terdengar dari seorang anak kecil lokal yang berada di pemukiman, tubuhnya sangat kecil untuk anak berusia 10 tahun, terlihat hanya seperti kulit gelap yang membungkus tulang-tulangnya. Gadis itu tampak senang bila bersama dengan Jane. Padahal yang pertama menyapa gadis kecil itu adalah Leone. Jane tersenyum melihatnya, ia sangat senang bila langsung berinteraksi dengan orang-orang yang membutuhkan. Mereka korban dari dunia yang sekarang perlahan-lahan telah hancur juga bagian dari kita kan? Mengapa kita dan mereka yang juga sama-sama manusia malah menutup mata dan enggan untuk melihat dari belahan dunia lain yang membutuhkan bantuan.

Jane memperhatikan kertas HVS yang telah tercoret oleh goresan gambar sepasang perempuan dan laki-laki juga dia, sangat sederhana khas anak-anak. Ia memberikan senyum tulus, berusaha memberikan yang terbaik untuknya.

"Gambar mu yang terbaik Nayla, everything is good." Ia memberi simbol 'oke' dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya. Tak kalah juga dengan gadis kecil itu, Nayla. Awalnya ia ragu karena teman-teman sebayanya memiliki gambar yang lebih bagus ketimbang dirinya.

Senyumanya, ah. Bisakah ia ikut pergi bersama kakak J? Ia bersyukur. Ya, ditengah penderitaan hidupnya ini setidaknya ia menikmati secuil kenyamanan yang pernah ia dapatkan sekarang ini. Hatinya membuncah bahagia tak tertutupi. Gadis ini sangat berterima kasih kepada Allah. Melewati kemiskinan, kelaparan, juga konflik perang sejak ia lahir dan setiap hari melewati banyaknya ketidak beruntungan-- walau seperti itu Nayla tetap mengingat kata ibunya untuk selalu memanjatkan doa pada Allah yang maha besar dan itu tak sia-sia, Allah mendengar doanya dan mengirimkan para penyelamat serta malaikat tak bersayap yang ada dihadapannya ini. Ia tertawa bahagia lalu memeluk Jane

"Terima Kasih kakak J, atas kehadiran kakak-kakak disini untuk membantu kami semua. Nayla gak tau harus membalas kebaikan kalian dengan apa, karena kata ibu kita harus membalas kebaikan itu--"

"Itu tidak perlu Nayla, kalau kau menjaga ibu serta teman-temanmu itu sudah menjadi balasan untuk kami. Dan kami bangga padamu Nayla" tiba-tiba suara Leone menyahut saat membawakan kardus yang berisikan buku-buku edukasi juga cerita. Menaruhnya kardus tersebut lalu tersenyum jenaka. Ya, Nayla harus bersyukur kepada Allah setelah ini. Ia sangat bahagia bisa dipertemukan dengan orang baik seperti mereka.

Di tenda yang terasa panas dan gersang, banyaknya suara anak-anak dari luar, serta beberapa tim relawan yang mondar-mandir menyapa setiap warga. Nayla menunduk lalu melangkahkan kakinya maju, mengangkat tangan mungil dan lesu itu mengeluarkan jari kelingkingnya "Aku pasti akan menjaga ibu, teman-teman, serta semua orang-orang di desa bahagia kak. Aku mau buktikan pada kak Aron bahwa aku juga bisa ikut menjaga. Suatu saat aku ingin seperti kakak juga bisa membantu semua orang yang berkesusahan kelak saat aku mampu" ia masih tersenyum lalu memeluk gambar yang nanti akan ia beri ke Jane sebagai hadiah darinya.

Jane dan Leone ikut tersenyum, mendengar cita-cita yang murni. Disaat orang-orang sedang sibuk berevolusi mengembangkan penemuan, teknologi, perusahaan dan bisnis, serta kepentingan mereka sendiri setidaknya masih ada generasi yang mau menjaga dunia ini. Mereka harap terjadi domino effect yang lebih baik untuk kedepannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Red Ruby; Taennie [HIATUS]Where stories live. Discover now