part 6

35 29 2
                                    

Drrrtt drrtt

Belum lama Ari meletakkan poselnya, sudah ada yang menelfonnya lagi. Ari melihat siapa yang menelfonnya.

"Ari, beneran nggak mau bantuin Lili ngerjain tugas?" Suara Lili dari seberang membuat Ari terkejut. Dia kira Lili beneran marah dan tidak menanyakan tugasnya lagi, ternyata Lili masih tidak percaya Ari belum mengerjakan tugas.

"Gue belum ngerjain, Li," jawab Ari berusaha sabar.

"Terus kapan Ari ngerjainnya?"

"Nanti."

"Yaudah, Ari kerjain dulu, kalau udah selesai Lili nyontek ya?" ucap Lili seenaknya.

"Kerjain sendiri" balas Ari dingin

"Lili nggak mau tau, pokoknya Ari kirim tugasnya ke Lili, oke?"

"Enak banget tinggal nyontek lo!" ucap  Ari dalam hati, ingin rasanya langsung mengatakan itu pada Lili, tapi Ari tidak mau mendengar rengekan Lili yang membuatnya risih.

"Gue kirim materinya aja"

"Cek! Nggak mau, kalau Ari nggak kasih contek besok nggak usah duduk disebelah Lili lagi!" ancam Lili.

Ari hanya menghembuskan nafas kasar. Siapa juga yang mau duduk sebangku dengan cewek manja seperti Lili, yang ada bikin kepala Ari semakin berat. Batin Ari kesal.

Ari tidak ada niatan melanjutkan perbincangannya dengan Lili. Ia mematikan telfonnya dan menjauhkan ponselnya itu dari tubuhnya.

****

Pagi ini tugas Vivi patroli ke seluruh sudut kelas. Untuk memastikan tidak ada yang terlambat ataupun berusaha bolos sekolah. Biasanya tugas ini dilakukan oleh guru piket atau pun guru BK, tapi hari ini seluruh guru sedang melaksanakan rapat pagi. Jadi Vivi sebagai ketua osis mengambil alih tugasnya.

Dibantu anggota osis lain Vivi mulai patrolinya dari sudut-sudut sekolah yang memungkinkan digunakan siswa untuk trobosan saat terlambat atau bolos sekolah.

Saat putaran pertama Vivi melihat seorang siswa yang tak lain adalah teman sebangkunya sendiri sedang berusaha memanjat gerbang belakang.

"Mau kemana lo?"tanya Vivi membuat Leo terlonjak kaget tidak menyadari ada Vivi dibelakangnya.

"Mbah Jo, lo mau ikut?" salah dugaan Vivi kalau temannya ini akan takut padanya. Lihat saja Leo justru terlihat santai.

"Udah masuk, balik kelas!" suru Vivi tegas.

"Lo aja sana balik, gue mau ngopi dulu," jawab Leo dengan santainya.

"Leo, tapi ini udah masuk, mau gue laporin pak Johan!" ancam Vivi, tapi itu pun belum membuat Leo menyerah.

"Nggak usah bawa-bawa bapak gue, mending lo ambilin kunci gerbang, gue mau keluar," suruh Leo.

"Leo, masuk!" Vivi sudah hilang kesabarannya.

"Tapi gue mau min—"

"MASUK!"

"Galak banget sayang" Leo malah menggoda Vivi sambil cekikikan.

Vivi sudah hilang kesabarannya kali ini. Vivi tidak akan pernah melepaskan Leo, anak ini harus mendapat hukuman darinya.

"Ikut gue!" paksa Vivi sambil menyeret tangan Leo.

Cengkraman Vivi kali ini sangat kuat, Leo pun tak kuasa melepasnya.

"Sayang jangan kenceng-kenceng tangan aku sakit," rengek Leo di sepanjang jalan.

Angel FellaWhere stories live. Discover now