Delayed Love : Lima

682 101 7
                                    


"Lia?"

Lia mendecak kesal, "Buruan, Jaemin!" serunya, "Kita ke rumah sakit terdekat."

•••

Jaemin menunduk sambil mengacak-acak rambutnya. Seragam putih nya sudah bercampur dengan warna merahㅡdarah Ryujin.

"Gue udah telpon orang tua sama kakak nya Ryujin. Bentar lagi mungkin sampai." ucap Lia memberi tahu. Sebenernya Lia pengen nanya kenapa bisa jadi begini, tapi pertanyaan itu dia urungkan karena melihat Jaemin yang bener-bener terpukul banget gara-gara Ryujin terluka.

Lia duduk di samping Jaemin sambil menepuk-nepuk pundak lelaki itu, "Udah, gapapa. Gue yakin dia selamat. Ryujin cewek kuat, tenang aja." Jaemin hanya menunduk diam tanpa berniat menjawab ucapan Lia.

Dari ujung koridor rumah sakit, terlihat seorang lelaki yang tergesa gesa menghampiri mereka berdua. Lia segera berdiri, melangkah mendekat ke arah laki-laki itu.

"Mana Ryujin?" tanya Yugyeom, kakak kandung Ryujin.

"Dia.. ada di dalam." tunjuk Lia ke sebuah ruangan di depan nya.

Yugyeom menatap Jaemin yang baju nya penuh dengan darah. Cowok itu menggeram marah lalu menarik kerah seragam Jaemin, "Lo apain adek gue, hah!?"

Lia terkesiap lantas segera memisahkan Jaemin yang hampir kena pukul oleh Yugyeom, "Bentar dulu, Kak. Gue juga nggak tau kenapa Ryujin bisa begitu, mendingan..." Lia menatap Jaemin di sebelahnya, "Jaemin suruh cerita dulu apa yang terjadi."

























Yugyeom hampir tak percaya. Cowok di depan nya ini adalah sahabat adiknya dulu, teman bermainnya juga, "Dari kapan lo di Indonesia?"

Jaemin menoleh, "Belum lama ini."

Sementara Lia, tak ada disini karena dia sedang membeli minum di kantin.

"Jadi, Ryujinㅡ"

"Dia nggak inget gue, Bang."

Yugyeom mengehembuskan nafasnya pelan, "Makasih karena udah berusaha lindungin adek gue."

Jaemin berdehem pelan, "Tapi dia kena pukul karena nolongin gue."

Yugyeom menepuk pelan bahu Jaemin, "Mungkin, hati dia tabu kalo lo itu sahabat nya. Tapi ingatan nya nggak ngedukung hal itu. Makanya itu dia ngelindungin lo." jelas Yugyeom berharap Jaemin tidak khawatir lagi, "See? Dia boleh lupa sama lo. Tapi hati nya tetep tertuju buat lo."

•••

Sedari tadi Jaemin hanya diam sambil memegang tangan Ryujin. Berharap sahabat kecil nya itu segera siuman.

"Ehm..." perlahan, Ryujin membuka matanya. Jaemin melepaskan tautan tangan nya dengan tangan Ryujin.

Ryujin berkedip lalu menoleh ke arah Jaemin, berdeham pelan lantas berkata, "Cie nungguin gue bangun ya."

Ampun, deh. Baru siuman udah minta di hajar aja.

Jaemin menepuk dahi nya kesal, "Masih sakit nggak?"

"Apanya?"

"Ya, pala lo lah! 'Kan tadi di pukul pake balok."

"Ohh, enggak tuh." jawab Ryujin santai.

Jaemin memincingkan mata tajam membuat Ryujin melengos, "Iya, masih sakit. Pusing. Sedikit tapi."

"Mau gue panggilin dokter?"

"Nggak usah. Cuma pusing doang, lebay lo ah."

Ryujin celingak-celinguk ke kanan kiri, "Lo nganterin gue kesini pakai apa?"

"Gerobak."

"Emang gue muat di gerobak?"

"Ya, enggak lah, goblok. Dia anterin sama Lia tadi." kesal Jaemin.

"Lia?"

"Iya, ketemu di depan gang yang tadi."

"Lah, terus mana Lia nya? Kurang ajar banget gue sakit malah pergi!"

"APA??!?!"

Ryujin terlonjak kaget, hampir jatuh dari kasur karena melihat Lia yang baru saja keluar dari toilet.

"Lo kenapa bisa kena pukul sih?"

"Ya, karena nggak liat lah. Kalau gue liat juga gue udah ngehindar kali." balas Ryujin santai sambil meminum air putih yang di sodorkan Jaemin kepada nya.

Lia memutar bola matanya, "Gue pulang dulu, Bang Yugyeom lagi pulang buat ambil baju-baju lo."

Ryujin refleks menyemburkan air di mulutnya.

Jaemin tersentak, "Heh! Kenapa di sembur!?"

"Lo nelpon Bang Yugyeom?!" mengabaikan pertanyaan Jaemin, dia lebih memilih bertanya soal kakaknya pada Lia.

"Iya, tadi kesini."

"MAMPUS GUE MAMPUS! NANTI KALO GUE DI MARAHIN TERUS DUIT JAJAN GUE DI POTONG GIMANA?!"

Jaemin mendengus tak peduli, "Mending lo duduk di sofa dulu terus gue bersihin kasurnya. Lo abis nyemburin air putih ya, Ryujin!" kemudian Jaemin menuntun gadis itu untuk duduk di sofa.

"Yang bersih ya, Mas." tawa Ryujin sambil memainkan ponsel nya santai.

Kalau nggak ingat itu Ryujin, Jaemin pasti udah mukul dia pake vas bunga yang ada di meja sofa dari tadi.

Sabar. Sabar. Sabar.




















Sejak tadi, Ryujin cuma menggonta-ganti channel tv. Nggak ada yg menarik perhatiannya sama sekali.

"Lo tuh niat nonton nggak sih?" tanya Jaemin sebal.

"Nggak ada yang seru. Gue nyari marsha nggak ada, ada nya malah upin ipin." balas Ryujin kembali memencet-mencet remote.

"Yaudah nonton youtube aja."

"Lah, iya ya. Bego banget sih lo, Min!"

Jaemin cuma menggeleng-geleng kan kepala nya sambil menghembuskan nafas lelah. Ngomong-ngomong, tadi orang tua Jaemin kesini. Kebetulan Ryujin nya lagi tidur. Jadi, ya, Ryujin tetep gatau kalau Jaemin itu sahabat kecil nya.

•••

Hari ini temen-temen sekelas pada mau jenguk Ryujin. Udah tiga hari ini Ryujin di rumah sakit. Katanya, besok atau lusa udah boleh pulang.

Ceklek!

Knop pintu di putar, memperlihatkan teman-teman Ryujin yang masuk satu persatu.

"Ramai banget. Gue berasa jadi artis nih." celetuk Ryujin cengengesan.

"Kayak nya otak nya tambah miring deh abis kena pukul pake balok." bisik Yuna ke Chaeryeong. Chaeryeong hanya mengangguk-anggukan kepalanya menyetujui ucapan Yuna barusan.

Kebanyakan dari mereka membawa parsel buah untuk Ryujin. Mereka meletakkannya di atas nakas. Sementara Yeji membantu Ryujin untuk duduk.

"Lho, buah semua? Nasi padang mana nasi padang?" tanya Ryujin iseng sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kayaknya emang beneran sinting, deh." Yuna berbisik lagi. Kai yang mendengarnya hanya bisa menahan tawa.



























***

udah pada liat mv not shy?? keren banget!!! ga kuat liat ryujin :'))

[✓] Delayed Love Where stories live. Discover now