1

165 6 0
                                    

***

Satu tahun kemudian...

Di bawah deruan alunan lagu EDM yang menyeru di segala penjuru ruangan, Grey menari, menggerakkan tubuhnya. Dengan mengenakan rok mini dan tanktop, Grey memperlihatkan likuk tubuhnya pada semua orang yang ada di ruangan itu.

Lampu ruangan memang sedikit temaram, bahkan saat lampu tak menyinarinya dengan penuh, Grey tetap nampak bersinar.

Terbukti, ada beberapa laki-laki yang mencuri pandang padanya yang tengah asik menari. Sesekali, ia menenggak botol alcohol yang ia pegang di tangannya.

Lalu, ia kembali tenggelam dalam alunan lagu EDM malam itu.

Lagu Aluna George – I'm in control membuat suasana seketika menjadi hidup.

Semua orang bersorak menikmati alunan music, tapi tidak dengan Grey.

Ia bersikap seolah tengah menikmati suasana malam itu, tapi nyatanya ia sedang berusaha menyembunyikan apa yang sedang ingin ia sembunyikan dari dunia.

Kesedihannya.

Sampai-sampai, tanpa Grey sadari, airmatanya turun ke pipi.

Grey tidak perduli.

Ia berusaha sekuat tenaga untuk terlihat baik-baik saja.

Walau pun nyatanya tidak.

-

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB.

Grey dengan setengah kesadarannya berjalan mendekati mobilnya, sambal terus menenggak minuman alkohol yang ada di tangannya sekarang.

"Hai, manis.. Pulang ke mana?"

Grey menoleh.

Ia tersenyum sinis.

Laki-laki yang nampak buram di pandangannya itu berusaha mendekatinya.

Laki-laki itu perlahan menyentuh tangan Grey. Grey berusaha menolak.

"Gue bukan perempuan yang bisa lo ajak tidur," ucap Grey ketus.

Niatnya langsung meninggalkan laki-laki yang sedang menggodanya, tapi sayang, Grey terlalu lemah karena pengaruh alkohol.

Laki-laki itu menarik paksa Grey ke dalam dekapannya.

Grey meronta dan berteriak.

Tak lama, Grey merasakan tubuhnya terlepas dari cengkraman laki-laki yang mengajaknya dengan kasar.

Dengan samar-samar, Grey melihat ada sosok laki-laki yang datang dan membantunya. Laki-laki dengan pakaian serba hitam itu meninju wajah laki-laki belang yang menggodanya.

"Lo gak apa-apa?" tanya laki-laki yang baru saja menolongnya.

Grey menjawab,"Makasih," jawabnya ketus.

Ia langsung membuka pintu mobilnya dan berniat untuk segera pulang.

Tapi, tangan laki-laki itu menahan pintu mobil Grey.

Grey menghela napas,"Kenapa? Mau nyulik gue kayak yang orang itu lakuin?"

Laki-laki itu menarik tangan Grey dan membimbingnya untuk duduk di kursi samping pengemudi.

"Biar gue anter."

Grey mengernyitkan dahinya.

"Rumah lo di mana?" tanya laki-laki misterius itu saat ia sudah bersiap di kursi pengemudi.

"I won't tell you."

Terdengar suara helaan napas dari laki-laki yang ada di samping Grey,"Gue serius, gue anter, gak baik lo nyetir kalo lagi mabok gini."

Grey tertawa.

"Gue gak mabok."

Laki-laki itu kembali menghela napasnya.

"Kenapa? Baru putus cinta?"

Pertanyaan yang Grey dengar barusan membuatnya tersentak.

"Kok tau?"

"Di dunia ini, yang patah hati bukan cuma lo doang. Jadi, orang-orang macem lo gini udah sering gue liat," jawab laki-laki itu.

Grey tertawa.

"Apa sih arti cinta?"

Laki-laki itu diam, ia melihat ke arah Grey yang tengah membenahi posisi duduknya, dan siap untuk kembali membuka pembicaraan.

"I did everything," katanya sambil berlinang airmata. "EVERYTHING!" teriak Grey.

"Tapi, apa yang gue dapet?" tanya Grey sambil menoleh,"NOTHING."

Grey mengusap airmata yang siap membasahi pipinya.

"So, what's the point of love?"

Laki-laki itu dengan tenangnya mengalihkan pandangannya ke depan mobil, di mana banyak orang lalu-lalang yang tengah mencari mobil mereka.

"Kenapa orang bisa berkhianat dengan mudahnya?" lanjut Grey, kali ini diiringi dengan isak tangis yang mulai terdengar.

"Gue cuma butuh dicintai. Apa itu susah? Gue gak minta dunia dan seisinya, kok. Gue cuma pengen dicintai dan jadi satu-satunya. Apa itu berat?" Grey mulai menangis terisak.

"Jadi, cinta itu bullshit?"

Grey kembali menangis dalam kesedihannya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan tenggelam di sana. Bersama perasaan sedih dan marahnya yang kini berbaur menjadi satu.

Melihat Grey yang terus menangis terisak, laki-laki itu hanya diam. Tidak berkata apapun.

Ia membiarkan perempuan yang ada di sampingnya itu terus menangis hingga suaranya mengisi ruangan dalam mobil saat itu.

Dan, laki-laki itu hanya diam.

Memandangi Grey yang berusaha untuk melepas segala penat yang tengah ia rasa.

Waktu terus berlalu.

Grey masih bergelut dengan perasaannya.

Dan, laki-laki itu hanya diam tanpa berkata apa-apa.

It's me GreyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz