💜28

242 34 2
                                    



Aku terbangun saat ada yang menepuk pelan pipiku, ingin sekali membuka mata tapi matanya ngga mau kebuka dong, masih ngantuk sebenarnya.

Aku merasakan pipiku ditepuk pelan lagi "Eunha bangun sayang" suara berat itu memanggil namaku supaya bangun dari tidurku. Suara berat nan seksi yang membuat para wanita ambyar.

Aku mengerang kecil sebelum menariknya kedalam pelukanku, "bentar lagi... sepuluh menit lagi" ucapku sambil memeluk erat tubuhnya seperti memeluk guling "emang udah jam berapa?" Tanyaku

Wonwoo membalas pelukanku sambil terkekeh, dia menepuk semula punggungku seperti yang dilakukan semalam, nyaman. "Udah jam setengah enam, emang kamu ngga mau mandi?" Tanya Wonwoo.

Tangan Wonwoo masih setia menepuk pelan punggung wanita kesayangannya, dikecupnya sekejap kening Eunha sebelum mengeratkan lagi pelukannya. Kalau saja hari ini libur, dia masih mau lama lama sama Eunha kaya sekarang, tapi yasudahlah.

Wonwoo membelai rambut blonde wanita itu, menyelipkan rambut yang menutupi sebahagian wajah Eunha ke belakang telinga wanita itu. Dia tersenyum tipis melihat pemandangan indah didepannya itu.

"Aku udah nyiapin sarapan, bangun dulu gih terus mandi, setelah itu turun kebawah ya sarapan. Aku tungguin" ucap Wonwoo. Eunha masih saja ngga mau bangun, malah wanita itu sudah membungkus seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

Wonwoo cuma geleng kepala, dia sudah biasa dengan kebiasaan Eunha yang susah untuk dibangunin. Dengan cepat Wonwoo menyibak selimut dan menggendong tubuh munggil wanita itu dan membawanya ke kamar mandi.

Eunha sempat menjerit meminta diturunin, tapi Wonwoo tetaplah Wonwoo. Batu.

***

Aku cuma diam dimeja makan, sejak tadi aku cuma memasang wajah cemberut. Ngga peduli walau Wonwoo juga sejak tadi menatapku terus, masa bodo aku masih sebal dengan kejadian tadi.

Tiba tiba ada sepotong sosis didepan mulutku, aku tau itu ulah siapa, siapa lagi kalau bukanWonwoo. Cuma dia doang yang ada disini!

"Makan ya" ucapnya. Aku masih diam membuang muka kearah lain. Aku lapar tapi gengsi. "Aku pegel loh sayang, cepetan dimakan, buka mulutnya, aaaaaa" aku diam lagi

Kriukkk

Sial perutku ngga bisa diajak berbohong,

"Hahahhahaaha! Udah yang kalau laper makan aja, ngga usah gengsian kaya gitu kali" aku semakin cemberut saat melihatnya menertawaiku, bangsat sekali anda!

Aku terus merampas sosis dipiringnya dan menghabiskan semua, sampai tak tersisa satupun. Aku dapat melihat dia cuma melongo sambil menatap piringnya dan aku silih ganti. Rasain lo!

Bentar

Bentar

Kenapa perutku sakit?

"Sayang, sosis aku pedesnya tiga kali lipet dari sosis biasa loh, bukannya perut kamu ngga tahan pedas ya? Kenapa kamu makan semua sosis punya aku?" Aku panik ketika Wonwoo bilang bahwa sosisnya pedes tiga kali lipet dari biasa.

Buset! Apa kabar perut gue?! Aku tersentak sekali lagi setelah Wonwoo bilang satu lagi fakta mengejutkan.

"Sayang sosisnya kamu makan tiga belas lagi!"

Pingsan aja bisa gak?

Cepat cepat aku berlari kekamar mandi, udahlah kelar udah hidupku....

Juseyo: eunha wonwoo mingyuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora