💜9

376 46 0
                                    

Typo bertebaran

Rebahan dengan posisi melentang sembari menatap langit langit kamar.

Kriukk kriukk

Gadis itu mengusap pelan perutnya yang berkeroncong sembari mengalihkan atensinya ke arah jam.

" setengah sepuluh? Yaudah deh dari mati kelaparan" terus saja dia mengambil jaket dan berlalu keluar kamar.

Berjalan sendirian di tengah malam memang bisa dibilang bahaya bagi seorang cewek perawan, tapi mau bagaimana lagi mau ngajak pacar tapi pacarnya ngga ada. Yah jones.

Melangkahkan kakinya masuk ke dalam 7-eleven dia terus memilih milih bahan yang bisa dimakan.

"Ok cemilan udah, terus sosis udah, ah iya ramen terus susu pisang juga" gumamnya sembari memasukkan semuanya ke dalam bakul belanja.

Setelah membayar dia memilih berjalan pulang ke rumah. Perasaannya ngga enak ketika harus melewati gang yang penuh dengan cowok yang lagi nongkrong. Ketika langkahnya semakin dekat keringat dinginnya sudah mulai menitis keluar dari dahi gadis itu.

"Eh neng sendirian aja, sini sama kita"

"Waduh bohai benar neng"

" sini biar aa temenin, mau ditemenin sampai di kasur juga ngga papa kok"

Menundukkan kepalanya dan terus berjalan tanpa memperdulikan orang orang yang menggodanya sejak tadi. Dia masih takut, mengapa gang ini terasa sangat panjang dan jauh sekali dengan rumahnya. Ya tuhan aku takut. Dia reflek menoleh kala ada seseorang  yang menahan tangannya.

"Eh cantik, mau kemana sih? Sama aa aja yuk. Kerumah atau sekalian kekamar hmm?" Ucap salah satu dari sekumpulan cowok tadi. Laki laki itu menahan pergelangan gadis itu sembari memperlihatkan senyuman mesumnya.

"Iya nih buru buru amat sih"

"Iya cantik, sama kita kita aja dulu, kita janji bakalan bikin kamu puas kok" mereka mengelilingi dan menahan gadis itu agar tidak kabur

"Ng-ngga lepasin gua!" Teriaknya menghempaskan tangan dan mencoba kabur. Namun usahanya sia sia karena dia hanyalah cewek yang lemah dan tak berdaya.

"Lepasin dia atau kalian terima akibatnya!!" Sontak semua melihat kearah suara tadi.

"Lo siapa mau ngatur urusan kita hah?! Lo ngga tau kita siapa?!"

"Emang kalian siapa? Emang gua harus takut sama kalian? Yang kalian lakuin ini emang salah, mau melecehkan cewek yang jelas jelas ngga suka bahkan ngga kenal sama kalian semua" ucapnya sembari tersenyum sinis

"Apaan lo bilang?! Berani banget lo sama kita emangnya lo siapa?! Kalau berani sini maju lo!!" Seketika itu semua cowok tadi menghajar utusan tuhan yang mau membantu.

Bugh bugh bugh

7 lawan 1 pasti yang akan kalian fikirkan cowok tadi kalah karena lawannya banyak. Tapi itu salah besar, buktinya cowok brengsek tadi semuanya sudah tak berdaya lagi. Mata bulat besarnya tidak berkedip, mulutnya melongo tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Apa apaan ini, kenapa dia kuat banget, padahal dia cuma satu orang lagian lawannya banyak, ya tuhan ini orang kan? -batinnya
Matanya menatap mata tajam yang seketika berubah redup sembari menatapnya juga.

"Ikut gua" menggenggam tangannya pelan. Gadis itu hanya menurut tanpa membantah.

"Masuk" sembari membuka pintu mobil

Suasana canggung meliputi keduanya didalam mobil dua dua tidak ada yang memulai bicara.

"Ehem makasih ya udah nolongin aku lagi" ucapnya menoleh sekilas laki laki disampingnya itu "hmm kalau kamu ngga ada tadi aku ngga tau apa yang bakal terjadi, aku janji akan jaga diri aku baik baik mulai saat ini dan ngga bakal nyusahin kamu lagi, cukup untuk siang tadi dan yang tadi... makasih wonwoo" dia ngga tahu mau ngomong apa lagi. Dia memang masih terasa dengan apa yang laki laki itu ucapin siang tadi, tapi setelah difikir kembali emang dia yang selalu nyusahin kan?

Pria itu schock dengan apa yang baru keluar dari mulut cewek disampingnya. Apa dia masih marah sama kejadian tadi siang? Kan gua udah minta maaf, apa emang dia benar benar ambil hati sama ucapan gua?

Meraup kasar wajahnya lalu menggenggam pelan tangan munggil cewek itu.

"Eunha dengerin gua baik baik, emang gua ketemu lu disaat lu sering ada masalah dan ketimpa musibah, ya mungkin itu udah takdir, dan gua juga manusia yang harus saling membantu sesama manusia. Jadi berhenti bilang lu nyusahin gua, karna gu-gua ngga ngerasa susah kok bantuin lu. Dan soal tadi siang gua mau minta maaf lagi, mungkin lu masih terasa dengan ucapan gua tapi jujur gua ngga ada niat buat ngomong itu semua ke lu, gua cuma reflek gua cuma kha-khawatir lu kenapa napa aja. Lu mau maafin gua kan?" Ucapnya.

Menatap intens mata bulat milik gadis itu sembari jarinya mengelus punggu tangan gadis itu. Sudut bibirnya ke atas ketika melihat cewek itu menganggukkan kepala dan tersenyum. Perlahan ia menarik gadis itu dan memeluk erat. Jantungnya berdegup kencang sejak tadi, entah apa yang dilihat dari gadis yang ada dipelukannya saat ini tetapi baginya dia menyukai segala tentang Eunha. Seperti magnet yang membuatkannya jatuh begitu dalam dengan pesona seorang Jung Eunbi. Mata bulat bersinar yang bisa menghipnotis sesiapa saja yang menatapnya, pipi gembul yang membuat Wonwoo gemas setengah mati, ingin rasanya menggigit dan mencubit pipinya saking gemas, tapi ditahan mati matian. Tingkah gadis itu yang seperti anak kecil, manja, cerewet dan penurut dan yang terakhir bibir munggil Eunha yang membuat Wonwoo terus kepikiran. Kalau disamakan dengan gila ya memang dia gila karena terus saja memikirkan tentang itu.

...........

Mobil Wonwoo berhenti tepat didepan rumah Eunha. Laki laki itu melirik sebentar kesamping melihat gadis itu ketiduran sejak tadi. Perlahan bibirnya menyunggingkan senyuman

"Na bangun udah sampai, Eunha bangun" menepuk pelan pipi gembul gadis itu

"Eunghh" mengerjapkan mata perlahan "kita udah sampai woo?" Tanya Eunha dan mendapat anggukan dari pria itu

"Ya udah makasih ya Wonwoo, aku masuk dulu bye" belum sempat Eunha membuka pintu mobil Wonwoo lebih dulu menahan tangannya

Cup

Mata Eunha melolot kaget dengan kejutan yang baru dia dapatkan. Ingin menolak tapi pria itu lebih dulu menahan pinggangnya erat. Awalnya cuma kecupan biasa dan berakhir pria itu melumat pelan bibirnya. Eunha yang sudah terbuai mula membalas ciuman Wonwoo. Ciuman lembut yang semakin menuntut. Setelah lima menit mereka melerai ciuman karena kekurangan oksigen. Perlahan jari Wonwoo mengusap bekas saliva di bibir Eunha, dia tersenyum saat melihat Eunha yanh sudah menunduk menahan malu.

"A-aku masuk dulu ya, dah" dengan cepat Eunha keluar dari mobil milik Wonwoo dan masuk ke dalam rumah. Wonwoo hanya terkekeh melihat tingkah malu malu Eunha.
Sumpah gemesin banget- batinnya

Buset apa yang gua lakuin tadi? Ya tuhan gimana bisa gua ciuman sama es batu eh ralat sama kulkas berjalan, eh sama aja anjing , tapi gimana bisa bisanya si es batu bisa seromantis itu? Ya ampun aku bisa gila- batin Eunha sembari menabok kepalanya frustasi.
















Buset apa yang gua lakuin tadi? Ya tuhan gimana bisa gua ciuman sama es batu eh ralat sama kulkas berjalan, eh sama aja anjing , tapi gimana bisa bisanya si es batu bisa seromantis itu? Ya ampun aku bisa gila- batin Eunha sembari menabok kepalanya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aduh pusing. Aku kudu eotteoke? - Eunha



Tinggalin jejak ya guys💜

Juseyo: eunha wonwoo mingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang