15 - Gallery Art

254 36 20
                                    

÷ × ÷ × ÷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

÷ × ÷ × ÷


Tidak ada yang tau kecuali Sam bahwa hari ini Rae akan pindah ke apartemen yang sama dengan pria asal Eropa itu. Rae akan tinggal di satu gedung yang sama dengan Sam dan tentu saja dengan nomor kamar yang berbeda.

Setelah dipikirkan dengan baik, akhirnya Rae memutuskan untuk meninggalkan rumah mendiang paman dan bibinya serta mengalihfungsikan rumah itu menjadi sebuah panti asuhan. Rae senang dan bersyukur karena akhirnya ia bisa mewujudkan mimpinya untuk menyediakan tempat tinggal layak bagi para anak-anak yang kehilangan orang tuanya.

"Semua sudah aman?" Tanya Sam yang telah selesai membawakan semua koper milik Rae ke dalam kamar apartemen barunya.

"Sudah, Sam. Untuk barang-barang yang besar biar petugas saja yang membawakannya." 

Sam mengangguk paham. Sementara Rae menutup pintu apartemennya dan mempersilahkan Sam untuk duduk bersantai di sofa ruang tamu minimalis.

Suara gelas kaca yang bersentuhan terdengar dari arah dapur. "Kau mau soda atau minuman apa?" Tanya wanita itu.

"Sepertinya minuman soda cocok."

"Baiklah, akan aku siapkan." Sahut Rae kemudian menyiapkan minuman segar tersebut.

Meski menjadi penghuni baru, tetapi pihak apartemen memang sudah menyiapkan beberapa furniture utama seperti kulkas, televisi, bahkan sofa serta beberapa furniture lainnya.

Sam yang masih menunggu lantas mengambil remote dan menyalakan televisi. Suara dari pembaca berita kini mengisi se-isi ruangan.

Sam cukup terkejut melihat siapa yang muncul dalam berita tersebut. Kemudian ia terkekeh, "Wah.. Rae, lihatlah bos kita itu. Sepertinya ia semakin tidak tahan untuk segera menikah dengan Ailee." Ujar Sam sambil menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa.

Rae yang hendak menyuguhkan gelas di atas meja terdiam sejenak. Matanya melirik pada arah televisi.

"Mereka terlihat cocok bukan?" Celoteh Sam tanpa tau apa yang tengah dirasakan oleh Rae detik ini.

Layar televisi berubah menjadi hitam setelah Rae mematikannya secara tiba-tiba. Cukup membuat Sam merasa heran.

"Mau bersantai di balkon?" Ajak Rae mengalihkan suasana.

Meski rasa bingung masih mengelilingi isi kepalanya, Sam tetap meng-iya-kan ajakan Rae. Ia lantas mengekori Rae menuju keluar.

Suasana malam ini cukup tenang. Hawa dingin dan semilir angin malam menghembus membuat Rae sedikit bergidik kedinginan.

"Berada pada posisi seperti ini ternyata menyakitkan juga, ya.." Celetuk Rae.

"Posisi apa maksudmu?"

Rae menarik napas dalam. Lalu memperhatikan gelas kaca yang masih digenggamnya.

Scenery from The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang