Bagian 20 - Kelabu.

Start from the beginning
                                    

Kemudian Jeno menyalakan sedikit penerangan disana. Tatapannya kosong, matanya masih terbuka lebar, sayangnya Doyoung belum merasakan kehadiran anak itu di depannya.

"Jangan begini, please! Gua mohon kak.."

Hatinya memerih, melihat keadaan kakaknya yang benar benar sekarat. Doyoung tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Bayang - bayang Kejora menggenang di benaknya setiap hari, bagaimana gadis itu selalu menemukannya di kala pagi, memberi peluk hangat untuknya hingga kembali pergi mengistirahatkan tubuhnya, di ranjang yang kecil itu.

Buliran air mata itu keluar dari pelupuk kanan matanya.

"Kejora, saya rindu kamu"

Kalimat pertamanya, yang baru saja Jeno dengar.

"Saya harus apa lagi?"

"Saya harus bagaimana lagi mencari kamu?"

"Saya lelah, tolong pulang Kejora"

Air matanya membasah, membuat buliran hangat itu menetes semakin banyak. Jeno memeluk hangat sang kakak yang sedang merasakan hancur setengah dunianya.

"Kak, gue bakal bantu cari perempuan itu"

Doyoung menatap Jeno tepat di kedua bola matanya yang menetap. Saat itu juga, Doyoung merasakan kehadiran sang adik di depannya. Memeluknya penuh erat, menyingkirkan segala beban yang bertumpu di kepalanya sedari tadi.

"Gue bakal bantu cari, tapi tolong. Jangan hancurin diri lu kayak gini kak,"

"Gimana kakak bisa cari dia sedangkan kondisi kakak udah sekarat kaya gini?"

Doyoung menghapus air matanya yang jatuh sampai ke hidung, menghapusnya acak dan melepas peluk itu seraya menempatkan posisinya kembali dengan benar.

Jeno merangkul pundak sang kakak penuh haru, menghapus sebentar air yang menetes dari kedua matanya dengan tegar.

"Kemana lagi harus kakak cari Jen? Bahkan keluarganya yang ada disini juga gak tau keberadaanya" hatinya meremuk sebegitu parah, Doyoung benar benar tidak tau dimana keberadaan cintanya sekarang. Terkadang, mimpi-mimpi indah itu kala datang, sekedar menghiburnya walau sementara. Gadis itu masih ada, tertidur di sebelahnya dengan rambut terjatuhnya, yang mana Doyoung akan segera menyingkirkan anak rambut itu yang mengacaukan keindahan wanitanya.

Itu memang indah, Walau keadaanya hanya sementara.

***

Kilas balik.

Satu kantong penuh bunga itu sudah menjadi persiapannya sejak pagi pagi buta. Doyoung sengaja ke toko bunga langganannya untuk membeli banyak macam bunga yang masih segar dan dibawanya ke rumah sakit.

Doyoung dinyatakan bebas setelah beberapa waktu lalu menjalani minggu-minggu kelamnya, mendekam di penjara bersama Ten tanpa tau apa kesalahannya. Jackson tertangkap, pemimpin yang telah menjalani bisnis gelapnya itu selama lima tahun. Sayangnya Hany masih menjadi buronan untuk saat ini. Perempuan itu terlalu lincah geraknya untuk bisa tertangkap, bahkan sampai sekarang pun belum ada kabar mengenai kelanjutan dari kasus tersebut.

Hari itu, tepat setelah ia dinyatakan bebas, Doyoung tidak pulang ke rumahnya melainkan ke rumah sakit untuk segera menemui Kejora. Johnny mengatakan bahwa Kejora sudah membaik dan akan segera siuman, informasi itu didapatkan dari Lea, kekasih sekaligus sahabat Kejora.

Langkah besar bahagianya mengiringi jejak kakinya dibelakang, Doyoung dengan wajah yang tampak bahagia berlari menuju lift dan akan menghampiri lantai 12, dimana Kejora dirawat disana.

"Bunga itu seharusnya nggak dipetik nak, biarkan dia tumbuh di tempat yang seharusnya" kata salah seorang wanita paruh baya yang berada tepat di sebelahnya.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now