I'm Fine | Bab 4

76K 9.3K 421
                                        

Bab 4. Anagapesis

- save me -

Pria itu melenguh ketika sensasi kafein yang ia teguk mengalir di tenggorokannya yang kering. Di depannya bertengger ranjang tidur anaknya yang tengah terbaring tenang disana.

Bibir pria itu kembali melengkung kebawah, bulir-bulir air mata mencengkram erat kedua bola hazel sayu tersebut. Matanya kembali memeras air yang telah kering. Pria itu kembali menangis. Meratapi semua penyesalan yang mendalam terhadap anak yang kini terbaring lemas di atas brankar bangsal VIP rumah sakit.

"Om."

Hendrik tak menjawab, meskipun begitu ia tetap membiarkan sesosok pria muda masuk ke dalam ruangan yang ia tempati. Pria muda itu melirik Keysa sejenak sebelum menghampiri pria yang di panggil 'Om' tersebut.

"Ada apa, Edgar?" Suara pria itu mengalun serak datar. Namun hal itu tak urung menghentikan langkah Edgar mendekati ranjang tempat Keysa terbaring.

Edgar tersenyum kecil, lelaki itu kemudian memutarkan badannya, berjalan menuju sofa dimana Hendrik duduk.

Meremas tangannya kuat-kuat, Edgar melanjutkan, "Edgar gak tau mau mulai darimana."

Hendrik terdiam, membiarkan Edgar mengambil nafasnya dalam-dalam.

"Aku gak tau sejak kapan, melihat Key udah jadi biasa aja di mata aku. Tapi meskipun udah tau hal itu, aku tetep ngelanjutin hubungan dan bersikap biasa aja depan dia."

"Ditengah-tengah rasa bosan itu, aku ketemu Bella. Dibalik autisme yang dia derita, aku bisa ngeliat setiap ekspresinya dari balik pantulan mata dia."

"Sedangkan Keysa, dia orang paling dingin yang pernah aku kenal. Tapi dia terlalu baik sampe ngebuat aku ngerasa kecil disamping dia. Aku tau ini pertanyaan jahat tapi Key pasti maafin aku kan?"

Hendrik berkedip tiga kali kemudian membalas, "Keysa adalah orang yang paling sabar Edgar. Dia gak pernah ngeluh apapun ke Om bahkan saat Rara mukulin dia di umurnya yang baru enam tahun."

"Dia memang kecil, tapi gak tau kenapa Om selalu melihat dia sebagai orang dewasa. Karena Keysa gak pernah nangis, dia gak pernah marah ataupun ketawa." Menghembuskan nafasnya pelan, Hendrik melanjutkan. "Dia gak punya emosi, Key lebih susah ditebak daripada Bella."

"Tapi mau gimanapun juga, ngehamilin adik tiri dari tunangan kamu sendiri, itu adalah sikap binatang."

Edgar terdiam, ia kembali menatap ranjang Keysa terbaring. Pria itu tersenyum kecut, tidak lagi membalas lontaran kalimat Hendrik.

Kedua pria itu sama-sama terdiam, membiarkan satu sama lain berpikir atas apa yang baru saja mereka ucapkan.

- save me -

- i'm fine -

Dalam novel, Keysa digambarkan sebagai tokoh dengan watak yang keji. Tentu saja seperti itu karena perannya sebagai antagonis dalam cerita. Dan dalam cerita kebanyakan, Keysa adalah satu-satunya orang yang paling diinginkan mati oleh siapapun.

Dibalik semua itu, Keysa adalah pribadi yang hangat di mata keluarganya. Ia di bentuk sebagai anak manis yang tidak pernah membangkang selain perintah untuk melupakan Kelvin.

I'm Fine ( End ) | [ Terbit ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora