Bab 14. Retisalya
- i'm fine -
"Gue gak tau kalau lo bisa kasih CPR kaya tadi, Key." Zia menerima tangan sahabatnya, menarik tubuh itu dari kedalaman air kolam yang dingin. Keysa baru saja selesai mengambil praktek nilai renangnya.
Mendengar nada curiga dari Zia, Keysa lantas menyunggingkan senyumnya yang polos. "Gue spontanitas aja."
Tiap gerakan dan cara yang dilakukan Keysa itu, bukan hanya sekedar tindakan impulsif dan Zia yakin dengan opininya. Namun Zia hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, lalu kembali bertanya, "gue juga gak tau kalau lo bisa berenang."
Untuk kalimat yang di ucapkan Zia kali ini, mampu membuat tubuh Keysa mematung. Ia tidak terlalu mengetahui mengenai itu karena di dalam buku, hanya ada tulisan yang memfokuskan cerita pada dua tokoh protagonis.
"Jadi, gue gak bisa berenang ya?" Tanya Keysa pada sahabatnya.
Zia mengangguk sekali lagi, "gue inget banget lo trauma karena pernah tenggelem waktu gak sengaja kepleset di kolam renang rumah lo sendiri." Zia menerangkan.
Keysa terdiam.
"Semua kebetulan ini, karena gue yang sebenernya gak kenal sama lo atau lo yang gak tau apapun soal diri lo sendiri?" Zia bertanya bingung, meskipun begitu ia tidak menuntut jawaban dari keheningan sahabatnya.
Keysa tidak menyadari bahwa banyak hal yang tidak dirinya ketahui tentang cerita lengkap dalam buku novel yang selalu ia baca.
Selama ini Keysa mengabaikannya karena bertahan hidup saja sudah terasa berat. Tapi sekarang dirinya tidak bisa menghindari kenyataan itu lagi. Mengenai kehidupan para tokoh yang sangat menyakitkan didalamnya. Traumatis yang di gambarkan si penulis, seolah mempertegas bahwa semua karakter memiliki alasan menyedihkan dibaliknya.
Begitupun dengan Keysa yang berhenti tumbuh.
Di kehidupan sebelumnya Keysa Tania bahkan tidak pernah berpikir akan memiliki waktu senggang. Karena hidupnya selalu dikejar oleh beban tanggung jawab. Menjaga Bella, serta mengolah produktivitas waktunya hanya untuk membuktikan agar pilihan yang ia ambil, semata-mata mendapatkan pujian sukses dari Hendrik.
Mungkin itu sebabnya Keysa baru merasakan hidup sebagai dirinya sendiri, setelah bereinkarnasi menjadi orang lain di dunia yang baru ini. Ia sejenak lupa, bahwa semua yang dirinya punya kini hanyalah mimpi buruk yang panjang dari keegoisan nya.
Keysa lupa bahwa ia ditakdirkan kembali hidup hanya untuk mati.
Ia menjadi sedikit tamak dan melupakan bahwa ini adalah raga tokoh antagonis yang bahkan dirinya sendiri tidak tau bagaimana peran itu bisa bertahan hidup selama ini.
"Key?" Zia menepuk punggung Keysa, membangunkannya dari pikiran yang dalam. Gadis itu menarik nafasnya lelah, kemudian mengulas senyum simpul, "lo istirahat dulu aja, ya? Muka lo pucet."
Keysa mengangguk, ia berjalan pelan menuju pak Yanto yang tengah berbincang kecil dengan seorang guru pria yang lain. Samar-samar, Keysa mendengar perbincangan itu mengarah pada kejadian yang menimpa Ananta barusan.
"Pak, saya izin ke UKS, ya?" Tanya Keysa memastikan, "kurang enak badan."
Pak Yanto segera mengangguk, ia memberi perintah pada beberapa anggota organisasi palang merah remaja yang masih berada disekitar kolam. "Ya, kamu pasti syok banget liat kejadian itu."
Keysa tidak menanggapi.
"Bapak mewakili Ananta dan orang tuanya, berterima kasih atas pertolongan pertama yang kamu kasih, tadi." Pria berkumis itu menepuk punggung Keysa dengan lembut.
YOU ARE READING
I'm Fine ( End ) | [ Terbit ]
Teen Fiction[ SEBAGIAN CERITA DI PRIVAT. FOLLOW AKUN PENULIS UNTUK LEBIH LENGKAPNYA! ] - Dalam sehari, Keysa Tania kehilangan semuanya. Keluarga, tunangan sekaligus sahabat, maupun nyawa dalam kejadian nahas tabrak lari setelah ia memergoki sang kekasih berseli...
![I'm Fine ( End ) | [ Terbit ]](https://img.wattpad.com/cover/230266219-64-k75663.jpg)