Chapter 2

739 116 31
                                    

[ 03 : m e n g a m b i l    p e r a n]

Shii-san, sosok ke-21 yang turut menjadi korban dikarenakan tugas berat dari pamanku dan yayasan peduli yatim piatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shii-san, sosok ke-21 yang turut menjadi korban dikarenakan tugas berat dari pamanku dan yayasan peduli yatim piatu ... mengambil peran Ibu untuk mengurus aku dan Tetsu.

Meskipun sekarang ia memilih pergi, aku tak pernah kecewa padanya. Karena, bertahan selama 3 bulan dengan setiap harinya penuh akan kekacauan, sangat cukup untuk membuat jiwa-raganya sakit. Terlebih ini rekor menetap yang paling lama. Jadi, sudah sampai ke titik ini pun luar biasa, benar?

Ada sebuah hal yang sempat aku pikirkan lagi setelah kepergian Shii-san. Tentang hubungan persaudaraan ini ... ternyata memang kacau, ya?

Sejujurnya, aku merasa terdorong untuk memperbaiki ini. Tapi, apa bisa lebih dulu melewati dinding penghalang raksasa bernama ego di depanku?

Ini akan sangat sulit.

[04 : B e r k e m a s]

Ternyata bukan hanya Shii-san yang berkemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata bukan hanya Shii-san yang berkemas. Kami juga disuruh melakukannya, karena akan pindah ke rumah paman hari ini juga-- Sapporo. Wanita itu memohon agar beliau saja yang mengasuh aku dan Tetsu.

Katanya, "menyewa pengasuh lain akan percuma. Dan jika membiarkan kalian hanya berdua, pasti akan ada petaka. Menyerahkan pada Aomine-dono adalah jalan terbaik, meskipun itu akan menggangu kesibukanmu sebagai peria karir."

Aku juga berdikir demikian, sih. Semoga saja paman tidak bolak-balik masuk rumah sakit karena darah tinggi nanti.

Tapi sebelum itu ... kenapa sih bocah itu berkemasnya sangat amat memakan waktuku yang berharga? "Oi Tetsu, cepatan dong! Kalu ketinggalan pesawat, itu salah kamu, ya!"

"Berisik! Aku lagi menata makanan, tau! Kamu gak bawa? Awas ya, kalau nanti kelaparan seperti tahanan perang sekalipun, aku gak sudi berbagi makanan sama kamu," ketusnya.

Saudara: Musuh SelamanyaWhere stories live. Discover now