Chapter 1, Part 1: Jubah putih

96 1 6
                                    

"Kebebasan... Sebuah kata yang sederhana namun memiliki makna yang luas. Sebuah impian bagi semua orang namun hanya beberapa yang dapat meraihnya."

1 Zuerst Dawn, Capitol

Tiba di ibukota Betruger, Alexander Heim dan Betrand Heim turun dari sebuah mobil tua mereka menuju pesta dikediaman pemimpin Capitol, Darby Lacroix. Sebuah pesta yang dihadiri kalangan kelas kerah putih, para pria mengenakan setelan jas berwarna hitam dan kemeja putih dihiasi dasi kupu-kupu dan wanita datang mengenakan gaun yang mewah. 

"Hey kalau bukan kakak dan keponakanku yang tampan," Sapa pria berambut pendek pirang dan sedikit gemuk tersebut., "Betrand dan Alexander." Tersenyum Betrand, si paruh baya itu mendatangi pria yang baru saja menyapanya.

"Sudah lama kita tidak bertemu Brutus, bagaimana dengan Richland?." Kata Betrand  sembari menepuk pundak Brutus.

"Ya Richland baik, kami baru saja mengadakan sebuah proyek yang besar untuk kota Hine, Betrand", Jawab Brutus atas pertanyaan Betrand, "Lalu bagaimana dengan kamu dan Alexander? Apakah kamu akan memilih sebuah partai dan masuk ke dunia politik seperti ayahmu atau menjadi seorang pengusaha, Alexander?"Tanya Brutus ditujukan kepada pria berambut pirang panjang bermata biru itu.

"Iya, kemarin saya ditawarkan untuk masuk partai White Rose." Kata Alexander, disekeliling mereka ramai dengan orang-orang berbincang, tertawa dan minum. 

"Ah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Kata Brutus menanggapi Alexander. Seorang pelayan datang menghampiri kelompok kecil mereka menawarkan minuman. 

Mengambil minuman untuk 2 orang Betrandpun berkata kepada Alexander, "Alexander bisa tinggalkan kami berdua? Kami ingin membicarakan sesuatu yang penting."

Mengangguk dan tersenyum Alexander perlahan berjalan menjauh dari kelompok kecilnya itu, berjalan ditengah kerumunan menuju balkon, bersandar dipembatas balkon hanya ditemani segelas minuman. Seorang wanita tinggi mengenakan gaun berwarna merah perlahan mendekati Alexander dan bersandar disampingnya.

"Apa yang membuat seorang kerah putih bersandar sendirian hanya ditemani minumannya dan bukan berada di kerumunan seperti yang lainnya." Kata wanita berparas latin dan berambut panjang tersebut itu.

"Lucu kau bertanya, kamu sendiri adalah seorang kerah putih yang sendirian." Kata Alexander yang tersenyum mendengar perkataan wanita tersebut.

"Jika kamu perhatikan aku  bahkan tidak memakai pakaian berkerah, Namaku Chloe. Chloe Patrez." Kata Chloe yang mengulurkan tangannya hendak mengajaknya berjabat tangan.

Melihat kearah tangan Chloe dengan wajah kebingungan, Alexanderpun akhirnya menerima ajakan jabat tangan Chloe dan berkata, "Alexander, Alexander Heim."

"Alexander Heim, anak dari gubernur Luffenheim provinsi utara Betruger."  Kata Chloe yang menatap dan tersenyum kearah Alexander.

Kedua mata mereka bertemu, tertiba Alexander tak menghiraukan suara dan tawa dari kerumunan kerah putih itu. Yang ada dalam pandangan Alexander adalah Chloe, suara dentuman microfone  dari dalam, terlihat tuan rumah Darby Lacroix berada diatas podium dan memberikan pidato, "Baiklah terima kasih tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang telah hadir..."

"Disini sepertinya terlalu ramai, mau pergi keluar sebentar?" Tanya Chloe.

"Tapi mau ke..." Sebelum Alexander menyelesaikan kata-katanya, tangannya digenggam lalu ditarik oleh Chloe menuju tangga balkoni.  pergi melewati gerbang depan kediaman Darby Lacroix, mereka berlari menuju kota.

Ditengah perjalanan menuruni tanjakan Alexanderpun memulai percakapan, "Chloe,  kamu bukan berasal dari sini kan?"

"Ah ketauan ya ternyata, Bagaimana kamu bisa tahu?" Kata Chloe yang menyembunyikan kedua tangannya dibelakang punggungnya sambil berjalan.

Elected KingsWhere stories live. Discover now