18. Permainan Hati

178 95 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE NYA YA <3

Permainan Hati

Apapun permainannya akan terasa membahagiakan. Kecuali satu, permainan hati ~

***

Padang, 2021

Pagi ini kampusku mengadakan sebuah event jalan santai. Ku pikir event ini mirip dengan car free day yang ada diJakarta sana. Tapi ini hanya pikiranku saja, karena aku tidak pernah pergi ke Jakarta.

Orang-orang memenuhi jalanan sekitar kampus dan mengenakan celana training. Seperti aku, aku menggunakan celana training dan baju kaos lengan panjang bewarna abu-abu dengan jilbab langsung (Jilbab sorong) bewarna hitam yang menutupi dadaku.

Aku tidak sendirian. Ada Andra, kak Hani, bang Fajar, dan Fikri disini. Kami tak sengaja bertemu saat aku memarkirkan motorku diparkiran. Saat itu juga aku teringat oleh pesan whatsapp dari Andra yang akan menungguku diparkiran. Ahh ada-ada saja anak itu.

“ Satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan” ucap Fikri karena dia sedang melakukan pemanasan pada bagian kaki. Lanjut pada bagian tangan, dan sepertinya dia sengaja mengayunkan tangannya di depanku.

“Ihhhh Fikri” kesalku padanya karena tangannya mengenai mukaku.

“Apaan sih gue lagi pemanasan ni. Biar badan gak sakit-sakit. Emang nya elo” katanya menyindirku.

“Pemanasan sih pemanasan. Tapi tangan kamu juga gak usah sampe ke muka aku dong” jawabku sabar.

“Yaelah, pindahin aja muka lo biar gak kenak tangan gua” jawab Fikri seenaknya. Ia pun kembali melakukan pemanasan dibagian tangan. Lagi dan lagi tangannya sangat menggangguku.

Plakkk

“Anjayyyyy perih perih nikmat gaes. Gila lo ya Dil” ucap nya sambil mengelus-ngelus bahunya yang baru saja ku pukul.

“Lagian lo juga kebangetan sih Fik. Anak orang jadi kehabisan kesabaran” Ucap Andra sepertinya membelaku.

Jika berbicara denganku Andra menggunakan kata ‘Saya dan Kamu’. Jika dengan kak Hani menggunakan kata ‘Aku dan Kamu’. Dan jika dengan Fikri dia menggunakan kata ‘Lo dan Gue’.Sepertinya lelaki ini memang pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya.

“Iya, kalau kamu gituin aku pasti aku juga bakal ngelakuin hal yang sama kayak Dilla” ujar kak Hani membelaku.

Aku menatap Fikri dan memasang ekspresi wajah sombong untuk meledeknya.

“Yaelah biasa aja dong muka lo. Kayak anak-anak tau gak” lelaki yang satu ini memang selalu ceplas-ceplos.

“Iya, soalnya lucu” kata Andra membalas ucapan Fikri. Sedangkan aku segera mengalihkan tatapanku pada Andra. Ia terlihat sangat santai mengatakan hal itu didepan teman-temannya.

“Siapa yang lucu Dit? Dilla?” tanya kak Hani pada Andra.

“Yoi” jawab  Andra dan membuatku malu. Ku lihat wajah kak Hani yang sedikit menampilkan ekspesi tak percaya.

“Gass keun Dit” kata bang Fajar sambil tertawa.

“Baper lu baper” kata Fikri meledekku.

“Aku? Baper? Sorry, gak level” jawabku sombong. Padahal sebenarnya apa yang dikatakan Fikri ada benarnya juga.

“Yaudah. Jalan santai nya masih satu jam lagi. Kita sarapan dulu. Dil, kamu ikut sama kita aja ya” pinta Andra padaku.

“Gak usah deh. Kalian duluan aja. Aku udah sarapan kok” tolakku, aku sudah sarapan memang. Sarapan segelas energen coklat maksudnya.

SCHEIDINGWhere stories live. Discover now