║ Part 6 : Kelas Awal

99 105 67
                                    

Setelah tadi pagi terjadi acara debat predebat, apalagi acara membangunkan puteri tidur memang butuh extra kesabaran yang tinggi, pasalnya Pyxis ternyata adalah orang yang tipenya lambat.

"Untung aja lo, gue bangunin," ujar Andromeda.

"Yo yo to med, gue emang selalu telatan kemaren aja gue masuk sini hampir tuh pintu yang kek gerbong ketutup," ucap Pyxis, keduanya berjalan bersama dengan dua orang laki-laki yang saling memasang headset di telinganya. Berjalan mengabaikan ocehan para kaum hawa.

Andromeda membenarkan rambutnya yang terkucir cepol, "eum, lo asli orang planet spectra?" bisik Andromeda ditelinga Pyxis, tentu saja diangguki.

"Tentu, memangnya lo dari mana? Jatoh dari langit?" tanya balik Pyxis.

"Ya gue jatoh dari langit terus terdampar ditempat antah berantah kek gini," ketus Andromeda.

Pyxis memicingkan matanya. Otaknya yang bekerja mulai berpikir, "lo bukan dari sini kan?"

"Yaps, tull."

"Terus dari mana dong?"

"Bumi."

"What! Gilak jauh amat dari sini!" Andromeda segera menutup mulut yang mirip toa idup, alangkah baiknya Andromeda menarik hidung mancung milik Pyxis yang kemudian merintih.

"Sakit dodol!"

Sedangkan kedua manusia yang memasang headset dikepalanya melihat dengan tatapan aneh kebelakang dimana dua orang perempuan saling tarik-menarik hidung — seraya teriak— entah apa yang membuat mereka begitu, keduanya tak peduli.

―――✰•✮•✰―――

Kelas awal segera dimulai, Andromeda beserta ketiga temannya berbaris di barisan anak kelas B, kelas mereka. Nampaknya kedatangan mereka bersamaan dengan seorang Mr. Stephen Beta, wali kelas mereka.

Beliau menerangkan jika setiap kelas terdiri dari dua puluh anak, yang artinya terdiri dari empat penghuni asrama, namun beda halnya dengan kelas Andromeda yang hanya terdiri dari delapan belas anak, yang artinya terdapat dua asrama yang sama-sama minus satu anak.

"Baiklah murid-murid sekalian, berhubung sudah berbaris semua, silahkan memasuki ruang kelas, dimeja masing-masing sudah ada namanya, jadi tidak usah memperebutkan mau duduk dengan siapa lah, mau ini itu lah, silahkan masuk," terang Mr. Stephen.

Baik Andromeda maupun yang lain, mereka memasuki ruangan cream itu, entah namanya atau apanya, rata-rata tempat utama seperti ruang kelas gedung-gedung itu berwarna cream dipadukan biru, namun berbeda dengan asrama yang menyesuaikan.

Niatnya pas lagi baris-berbaris Andromeda sudah memutuskan untuk duduk berpasangan dengan Pyxis, begitu pula Milky yang berpasangan dengan Sirius. Namun, sepertinya takdir berkata lain.

Andromeda berjalan kebelakang menyusuri setiap jejak kursi, mencari papan namanya, "semoga saja gue duduk sama anak perempuan."

Dua bangku kosong dari belakang sendiri itu bertuliskan nama Andromeda, ia menduduki kursinya tanpa melihat siapa yang akan duduk bersamanya.

Andromeda menghirup napas dengan segarnya, berbagai tanaman-tanaman ada disisi jendela, ia mengamatinya dengan baik.

Disisi lain, seseorang laki-laki melangkah terendap-endap, dikepalanya sudah membentuk lipatan-lipatan tanda ia bingung, "dimana tempat duduk gue ya?"

Tepat berhenti didepan seorang Andromeda, laki-laki itu membulatkan matanya tak percaya, untuk kesekian kalinya, dia harus bertemu perempuan itu lebih sering dari yang ia bayangkan.

GALAXY CLUSTERS (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now