║ Part 2 : Manusia menyebalkan

127 117 123
                                    

Seorang remaja perempuan yang rambutnya dicepol keatas, lengkap dengan pakaian sekolah barunya yang dominan warna cream-coklat masih sibuk menatap peta. Apalagi dirinya membawa beban berat yakni sebuah koper yang berisi perlengkapannya, serta-merta pakaiannya juga ia bawa.

"Wah gila bener nih, ada sekolah yang aneh gini, udah masuk negeri dongeng keknya nih gue, di mana sih tempatnya, pake acara pingsan-pingsan segala lagi. Anjritt bisa-bisanya kek gini."

"Jangan-jangan gue kesasar lagi, gue pengin pulang ajaa ketemu mobil Alphard," Andromeda mengumpat habis-habisan, keringatnya bercucuran, tersesat di tempat yang memang sangat asing itu membuatnya benar-benar ingin pulang. Ingin menangis namun dia tak ingin menangis, sebab sekarang air matanya tak tumpah sama sekali. dan tak ingin keluar sama sekali.

Dilihatnya baik-baik, Bangunan-bangunan tinggi menjulang, berbagai tumbuhan seperti pohon mapple menghiasi trotoar jalanan yang sedang ia tapak itu, jarang ada orang yang berjalan seperti perempuan itu, rata-rata memakai mobil, itu pun mobil yang tidak menapak tanah melainkan seperti terbang Sepuluh sentimeter dari tanah.

Sejak pertama kali ia terbangun dari pingsannya yang terjadi beberapa menit lalu, membuat dirinya agak linglung, efek menyentuh surat bahwa ia menerima tawaran masuk ke sekolah itu, yang membuatnya penasaran setengah hidup, maka ia memutuskan menerima tawaran itu.

Entah apa yang Andromeda pikirkan terhadap sekolah yang namanya saja sudah aneh nan asing ditelinganya itu membuat dirinya terperangkap di tempat yang tidak ia ketahui seperti ini terjadi begitu saja.

Tepat ketika jari nya menyentuh surat dibagian kode itu, dirinya seperti terombang-ambing hingga membuatnya pingsan. Dan ketika kesadaran kembali datang, Andromeda sudah berada di jalanan aneh dengan baju seragam yang sudah ia pakai, keren sih memang, di sampingnya terdapat peta selebaran, surat dan juga sebuah koper besar.

Brak..

"Aaaaaaa...."

Tepat ketika Andromeda menyimpulkan berbagai teorinya bisa datang ke tempat yang ia yakini bukan bumi, bahkan jika dikatakan negara yang paling kaya atau tekhnologinya canggih sekalipun itu tidak bakal ada mobil yang terbang,ini jelas-jelas bukan bumi melainkan yang lain, pikirnya, hanya karena melamun lagi, seseorang telah menabrak dirinya hingga hampir terjatuh. Hampir.

―――✰•✮•✰―――

Dengan penuh kegigihan, demi mencapai tujuan dirinya ada di tempat itu, mencari tahu tentang dunia yang ia tapaki, seorang Andromeda tetap berjalan sesuai arahan peta dengan langkah kaki yang sedikit oleng akibat tabrakan tadi.

Sekitar sepuluh meter lagi ia sudah sampai di pos gedung berwarna cream biru, gedung itu menjulang tinggi terlihat pula jendela-jendela kamar, "gila, gedungnya mirip gedung big hit,  cuman warnanya kalem banget, ya saking kalemnya," gumamnya merendahkan diri.

Andromeda menghembuskan napas lelah, ia seperti alien yang tersasar,
"woy, ini School of Galaxy art bukan?" tanya Andromeda, sekitar dua meter dihadapannya ada calon murid baru yang berdiri, mungkin menunggu temannya yang lain.

"Ah iya, masuk aja, eh jangan lupa verifikasi diri di- eum itu tuh ruangan kotak itu keknya," Andromeda mengangguk dengan kebingungan, maksudnya anak itu apa sih, ruangan kotak mana? Namun ia tidak ingin berlama-lama, Andromeda anggukan kepalanya secepat mungkin.

Ia menuju ruangan yang ditunjuk anak tadi, ternyata berjarak sekitar 5 meter dari tempatnya, kakinya berjalan kearahnya, kemudian memasukinya.

Ruangannya kecil seukuran 2 Meter × 2 Meter, Andromeda menyusuri tiap sudut ruangan yang dipenuhi laser itu, "Selamat datang nona Andromeda yang manis, silahkan tekan tombol finger print di depan nona," Andromeda mengulurkan tangannya, mengikuti arahan speaker yang bisa ngomong sendiri.

GALAXY CLUSTERS (SLOW UPDATE)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin