Tapi ada satu keinginan Rafi dan Asma yang masih saja di tolak oleh putri kembar mereka, yaitu tentang pernikahan.

Baik Qilla maupun Qailla, keduanya masih betah dalam kesendirian, padahal usia mereka hampir menginjak kepala tiga, tapi keduanya masih santai. Sebenarnya, satu tahun lalu, Qailla hampir saja menikah, tapi satu insiden membuat dia gagal. Pernikahan itu hasil perjodohan, dan qodarullah.

Allah menunjukkan hal pada Qailla jika calon suaminya itu bukam orang baik. Qailla mempergoki calon suaminya tengah berselingkuh dan melakukan hal tidak pantas. Itu juga yang membuat Qilla enggan untuk melangkah ke dunia pernikahan. Dia masih merasa belum yakin untuk itu, terlebih karena peristiwa yang dialami Qailla.

“Mau sampai kapan jomlo?” tanya Asma dengan lebut.  Putri kembarnya diam.

“Ummi dan Abi, sudah tidak muda lagi. Umur manusia gak ada yang tahu——"

“Ummi…” ucap Qilla dan Qailla kompak. Mereka paling tidak suka tidak orangtuanya sudah membahas masalah pernikahan dan merambat pada umur.

Iya memang semuanya sudah di atur oleh Allah subahanahu wata’alla. Tapi tetap saja, pembahasan itu memberatkan hati dan otak si kembar.

“Menikah itu bukan untuk main-main Mi, banyak juga persiapan yang harus di tata, terlebih tentang siap mental,” ucap Qilla.

“Usia gak menjamin kematangan dari mental itu sendiri Mi, aku pribadi belum siap mental dan belum siap untuk bersanding dengan seseorang nantinya,” lanjutnya.

“Menikah itu ada dua macam Mi, menikah cepat atau menikah tepat, dan kita ingin menikah di waktu yang tepat,” sambung Qailla. Hatinya juga masih merasakan sedikit trauma tentang seseorang yang telah menghianatinya.

Selama ini Qailla selalu menutupi itu semua lewat kegiatan menulisnya, gadis itu menuangkan segala rasa dalam bentuk sastra. Sedangkan Qilla? Melampiaskan semuanya pada fokus terhadap pekerjaan hingga lupa akan menikah.

Mereka bukan tidak laku atau apa, tapi semua pemuda yang pernah datang untuk melamar, ditolak secara halus, baik dari kalangan rekan bisnis Rafi sampai pada anak para Kyai.

“Ummi minta maaf semisal memberatkan kalian dalam hal ini, tapi Ummi dan Abi hanya ingin melihat ada seseorang yang menjaga kalian untuk menggantikan kami,” balas Asma.

Qilla memejamkan mata, mencoba meredam rasa kesal dan pening yang bercampur menjadi satu. Sedangkan Qailla, masih fokus pada laptopnya dan mengetik sesuatu di sana.

Untuk hati yang pernah singgah sementara lalu pergi meninggalkan luka. Terima kasih atas luka yang kini tumbuh dan mengakar seiring berjalannya waktu. Mengenalmu adalah bentuk teguran dari Illahi, agar aku mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Aku pernah menabur bibit luka pada sebuah hati yang suci… merenggut satu rasa penting di sana, yaitu rasa bahagia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku pernah menabur bibit luka pada sebuah hati yang suci… merenggut satu rasa penting di sana, yaitu rasa bahagia.

Aku sadar jika tindakanku ini adalah suatu hal buruk dan bodoh… suatu hal paling menyakitkan untuk orang lain, tapi semua itu harus aku lakukan atas dasar pantas dan tidak pantas.

Wahai Hawa yang pernah aku lukai… maaf karena luka itu sengaja aku tabur, maaf karena aku telah merenggut rasa bahagiamu.

“Bang?” Bagus langsung menaruh buku yang dia pegang di atas tumpukan berkas kantor.

“Iya.” Dia menatap Laras——adik satu-satunya dengan senyum manis.

"Abang kenapa dari tadi gak keluar kamar?" tanya Laras sembari mendekat ke arah Bagus.

"Tanggung, lagi beresin kerjaan kantor," alibi Bagus. Padahal Laras tahu jika sejak tadi Bagus hanya membaca sebuah buku catatan yang sangat berarti bagi hidupnya dulu.

"Laras tahu kok yang Abang rasakan." Bagus menatap kedua bola mata adiknya.

"Sulit memang bagi Abang, tapi Laras yakin. Bila mana Allah memang telah menakdirkan——"

"Abang enggan untuk kembali berharap," ucap Bagus cepat. Wajah cowok itu berubah menjadi dingin. Mengingat suatu hal yang membuat ulu hatinya merasakan nyeri.

Laras bungkam, dia harap semua akan kembali baik-baik saja, meski pernah ada luka yang pernah singgah.






















••••

Assalamualaikum gaes 😁

Yuhu… akhirnya up juga 😍

Ada yang nungguin gak nih?

Absen dulu sini, kasih love buat About Time 💜

Setelah ini, mau

Lanjut  atau Gak?

Randi Alrofiq Syahrezi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Randi Alrofiq Syahrezi

Randi Alrofiq Syahrezi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ryshaka Bagus Nawyan

Ryshaka Bagus Nawyan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
About Time [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now