1: KAKAK LO TUH!

529 80 18
                                    

HAPPY READING!

Kini mereka berdua didalam mobil dengan pertengkaran dan perdebatan rutin jika bertemu. "Apasih lo Bar! Orang udah gue balikin juga handphone lo! Bukannya makasih malah ngelunjak lo nuduh-nuduh gue!"

"Ngaruh apa sih HP gue lo balikin, gak akan ngubah rencana lo buat deketin gue kan ulat bulu?" ujar Bara tersenyum kemenangan.

Nanta menonyor kepala Bara gemas. "Kenapa sih lo nyebelin banget! Boleh gak sih gue jual lo barengan sama ayam warna!"

"Nan gue nyetir nih! Gue mati lo juga mati! Atau gue turunin juga nih lo disini!"

Nanta tersenyum mengejek. "Berani apa loh nurunin gue? Di gibeng lo sama Bella! Belom lagi pasti tante Bilah bakal ngomel sepanjang masa sama lo!"

Bara yang begitu dongkol dengan Nanta menyentil kepala Nanta dengan keras. "Aw! Sakit bego!"

"Ulet bulu kayak lo emang bisanya cuman ngadu! PD banget sih lo Mama bakal bela lo!" ujar Bara sambil menatap ke jalan.

"Yaiyalah PD! Tante sama om aja gemes punya anak kayak lo Kuda Nil! Apalagi gue!!"

"Bisa gak sih lo diem cuma 5 menit?!" ucap Bara dengan emosi yang meningkat. Nanta menghembuskan nafas berat. "Harusnya gue yang bilang kayak gitu! Bukan lo!"

Tak lama dari perjalanan mereka yang hening sebentar, mereka memang tak bertengkar lagi. Tapi perlu kalian ketahui, batin-nya sudah ramai ingin meledak mengeluarkan kalimat-kalimat racun untuk dikeluarkan. "Udah nyampe nih! Gamau turun apa lo?" ucap Bara sinis.

"Ya gila apa gue gamau turun! Peyot nih mulut gue ngomong sama lo!" ujar Nanta membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras lalu memasuki rumah kediaman Bilah dan Mario. Sementara Bara memasukkan mobil-nya ke garasi.

"Bella!! Main yuk!" ucap Nanta sambil memainkan gantungan unicorn tas-nya. Lalu tak lama keluar-lah Bilah menggendong anak balitanya berumur 2 tahun. "Siang tante!"

"Eh Nanta! Langsung masuk aja kali kayak dirumah siapa nunggu diluar!" Nanta hanya unjuk gigi sembari menggoda Syahnas, anak terakhir Bilah. Nanta memang sangat gemas sekali dengan anak kecil, rasanya ingin mencubiti seluruh tubuh anak kecil itu.  "Boleh gak tan Nanta gendong sama dibawa ke kamar Bella sekalian!" ucap Nanta penuh semangat.

"Ya boleh dong. Nih!"

Nanta menggendong Syahnas sambil menggoda layaknya anak kecil. "Nanasku lucu-lucu! Ning nang ning nung ning nang ning nung!" Syahnas hanya tertawa melihat wajah Nanta.

"Ini namanya siapa nas?" tanya Nanta. "Kakakk Nan---" "Nann siapa?"

"Kakak Nantaaa!!" ujar Nanta gemas sekali dengan kesibukan barunya. Bilah hanya tertawa melihat itu. Pasalnya Bilah tau jika Nanta itu tidak punya adik, hanya kakak perempuan  dan Nanta itu anak adopsi dari teman dekatnya. Nanta mengetahui itu, tapi Bella dan Bara tak mengetahui itu.

"He ulat bulu! Ngapain lo gendong-gendong adik gue! Balikin gak?!" ujar Bara menunjuk telunjuknya pada Nanta. Bilah melebarkan matanya ke arah Bara. "Bara! Jangan mulai ya..." Lalu Bilah memasuki rumah dan melanjutkan aktivitas-nya di dapur.

Bara hendak merebut Syahnas tapi Syahnas malah menangis. "Nanas ayo ikut kakak! Kok malah nangis! Dia kan bukan kakak kamu, ayo sini kakak gendong!" Bukannya Syahnas senang tapi malah memukul wajah Bara dan tertawa.

Nanta menahan tawanya melihat itu. "Mana sempat keburu gumoh lihat muka lu!" ujar Nanta meledek Bara.

"Iyaa mana sempat!" ujar Bella yang tiba-tiba datang. "Ayok Nanta temancuuu yang unyu-unyu kita bermain bersamaaaa di dalem!" ujar Bella sambil mencubit pipi Nanta gemas. "Bel!! Pipi gue melar lo tanggung jawab nih!"

Rusa Terbang Where stories live. Discover now