6.Double Date

Start bij het begin
                                    

"Lucu darimana?" Balas Elang cuek.

" Lucu aja, masa tadi mbak Bela bilang Kita seumuran. Padahal kalau aku lihat, tua.an dia deh."

Elang melirik Alena sekilas saat mereka berhenti dilampu merah.

" Eh, kemaren katanya makan siang sama dokter yang lain? Kok malah sama mereka?" tanya Alena dengan kening berkerut binggung.

Elang menarik pedal gas saat lampu kembali hijau.

"Mereka emang dokter, tapi lagi ambil cuti aja. Masih pengantin baru"

"Oh pantes, wajahnya berseri seri gitu. Keliatan sih waktu mereka tukar pandang. Dipenuhi cinta" Alena terkikik geli dengan pemikirannya sendiri.

"Temenin aku dulu ya, cari kado buat keponakan. Aku gak tau mau ngasih apa"

"Boleh, keponakan kamu laki laki apa perempuan"

"perempuan".

"Umurnya"

"Kelas 5 SD"

Selanjutnya hanya suara radio yang menemani perjalanan mereka. 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di pelataran parkir mall, bergegas Elang turun diikuti Alena dari belakang.

"Kita ke lantai 2, disana yang jual pernak pernik anak anak".

"Bagus gak?" Tunjuk Elang pada boneka panda besar yang dipajang di etalase.

"Udah biasa kalau boneka, kita cari yang lain." balas Alena dengan menarik tangan Elang tanpa sadar.

"S.. Sori, Gak sengaja" ucap Alena tersenyum canggung.

Mereka akhirnya tiba ditempat perhiasan. Alena melihat lihat kalung disana. Perhatiannya tertarik pada kalung dengan bandul bulan sabit. Cantik dan sederhana tapi terlihat mahal.

"Mbak coba lihat yang ini ya" tunjuk Alena pada kalung tersebut.

"Cantik gak lang? Keliatannya emang biasa tapi kalo udah dipake baru keliatan wah"

"Bagus, yang itu aja."

"Mbak itu dikado sekalian ya, bungkusnya warna pink kalau ada" ucap Elang pada pegawai yang melayaninya.

Selesai membeli kado mereka keluar area mall dan melanjutkan perjalanan untuk pulang.

"Al"

"Ya?"

"Makasih udah temenin cari kado"

"Gak masalah, santai aja" ucap Alena dengan tersenyum.

" Nanti malem ada acara?"

"Gak ada, kenapa?"

"Temenin aku ke acara ulang tahun ponakan aku bisa"

"Jam berapa?"

"Setelah isya aku jemput, gimana?"

"Bisa, dress code warna apa?"

"Pink untuk yang cewek" balas Elang.

"Kalau gitu aku pulang dulu. Sampai ketemu nanti malam. Dandan yang cantik ya" disertai senyuman.

Jantung Alena berdebar kuat hanya dengan ucapan Elang barusan. Ada apa dengan dirinya.

****

Alena mematut dirinya di depan cermin, dress dibawah lutut dengan rambut dibuat bergelombang menambah kesan feminin yang ia tampilkan malam ini.

Bunyi ponsel yang berdering mengalihkan perhatian Alena. Mengambil ponsel ia membaca pesan disana. Elang sudah menunggunya didepan.

Meraih tas, ia segera menuruni tangga dengan hati hati. Karena heels yang ia gunakan cukup tinggi dan ia tak mau mengambil resiko jatuh kesleo lagi.

"Hai, udah lama?" sapa Alena sesaat setelah ia sampai didepan laki laki itu.

Elang masih memandangnya tak berkedip, membuat Alena bersemu salah tingkah.

Ekhem.

Ia berdehem, menenangkan jantungnya yang tiba tiba berdebar hanya dengan melihat penampilan Alena yang terlihat .. berbeda. Ya, ia mengakui malam ini Alena terlihat sangat cantik.

"Ayo berangkat, pestanya dimulai jam delapan"

Tiba dirumah sang kakak. Elang segera turun dari mobil dan mengandeng tangan Alena menuju kebun belakang tempat diadakannya pesta. Suasana sangat ramai, tak heran sang kakak merupakan pengacara terkenal dikota ini, sudah jelas tamu yang datang pun akan banyak.

"Happy birthday Kayla" ucap Elang setelah sampai didepan keponakannya dan diikuti Alena dengan menyerahkan kado yang mereka beli tadi sore.

"Terimakasih. Pasti kadonya bagus. Emm... tante ini siapa om?" tunjuk Kayla pada perempuan didepannya, ia terlihat asing.

" Tante Alena, panggil tante Al juga boleh" balas Alena dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan dibalas Kayla dengan menyalimi tangannya sopan.

"Om sama tante ke oma dan opa dulu ya Kay" ucap Elang pada keponakannya itu.

"Iya om. Terima kasih kadonya tante"
Balas Kayla ceria disertai senyuman lebarnya.

Elang segera mencari keberadaan keluarganya disana, suasana semakin terasa ramai.

"Bun" sapa Elang terlebih dahulu. Saat mamanya itu selesai berbicara dengan salah satu teman sosialitanya.

"Lang, sudah sampai nak? Loh ini siapa, cantik sekali." tatapan sang bunda beralih pada wanita disampingnya.

"Alena tante, temannya dokter Elang"

"Satu rumah sakit dengan Elang? Panggil bunda sama seperti Elang, biar lebih akrab"

"Iya bunda" balas Alena dengan tersenyum malu.

"Kalau begitu ayo Alena, bunda kenalkan dengan keluarga yang lain. Elang, kamu nikmati pestanya. Bunda mau mengenalkan calon menantu bunda ke ayah kamu dulu". Ucap bunda dengan menarik tangan Alena agar mengikuti langkahnya.

Elang dan Alena tentu kaget, namun sama sama diam dan memilih membiarkan keinginan sang bunda untuk memperkenalkan Alena pada anggota keluarga yang lain.

HAPPY READING ♥️

19 JUNI 2020

Liku KehidupanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu