Bad Day

2.7K 238 31
                                    

Rheva melangkah dengan anggun pagi ini di lobby kantornya. Penampilannya hari ini tampak cantik, memakai blouse berwarna peach yang ia padukan dengan pencil skirt berwarna putih. Tak lupa juga rambutnya yang bergelombang tampak tergerai rapih serta heels yang ia pakai.

"Mbak Rheva!" panggil sebuah suara yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

Pandangan Rheva tertuju pada meja receptionist. Ia kemudian melangkah menghampiri meja receptionist. Lalu tersenyum pada sang pemilik suara yang memanggil namanya.

"Ya, Rin?" ucap Rheva. "Ada barang atau paket atas nama saya?" tanyanya.

Arin, receptionist yang sudah mengenal Rheva tersenyum dan mengangguk. Ia lalu meraih bucket bunga berisi mawar putih di meja dan menyodorkannya pada Rheva.

"Ada kiriman bunga untuk Mbak Rheva." jawab Arin. "Dari pacarnya, ya, Mbak?"

Wah! Mas Rega pasti yang kirim, nih. Batin Rheva.

Mata Rheva tertuju pada bucket bunga tersebut dengan senyum yang mengembang. "Ada nama pengirimnya dari siapa nggak, Rin?"

"Ehmm... nggak ada sih, Mbak. Tadi yang antar sih kurir. Mungkin Mbak Rheva bisa tahu dari kartu yang ada di bunga itu." ucap Arin.

Rheva mengalihkan pandangannya, menatap Arin. "Oke deh, saya ke atas dulu ya, Rin. Makasih." sahutnya diiringi senyuman.

Sambil melangkah menuju lift, Rheva masih memperhatikan bucket bunga yang ia bawa. Terselip sebuah kartu berwarna rose gold yang langsung Rheva ambil dan membaca isinya.

Hi, babe.

Aku harap kamu masih suka dengan bunga ini. Oh, aku juga yakin 100% kalau kamu ngiranya ini dari pacar kamu. Nggak perlu aku perjelas kan, aku ini siapa?

Regards,
Kemal.

Senyum di wajah Rheva luruh begitu saja ketika melihat nama yang tercantum di kartu tersebut. Rheva mendengus pelan, lalu melangkah menuju tempat sampah yang berjarak beberapa meter dari tempatnya berdiri saat ini. Namun baru beberapa langkah, mata Rheva tertuju pada sosok pengirim bunga yang ia bawa saat ini. Ya, Kemal berdiri tak jauh darinya.

Hal itu jelas membuat Rheva terkejut. Jelas terkejut, ada urusan apa Kemal pagi-pagi begini sudah berada di kantornya? Namun gadis itu masih bisa bersikap seolah-olah tak peduli dengan Kemal dan tetap melangkah menuju tempat sampah. Membuat laki-laki itu melangkah mendekatinya.

"Hai. Gimana, kamu suka bunganya?" tanya Kemal dengan senyuman.

Rheva mendengus pelan dan tersenyum miring. "In your dream." jawabnya seraya membuang bucket bunga tersebut kedalam tempat sampah, lalu memutar tubuhnya sebelum akhirnya Rheva melangkah anggun dengan heels-nya untuk meninggalkan Kemal.

Sebelum benar-benar jarak mereka semakin menjauh, Rheva menghentikan langkahnya sejenak dan menoleh.

"Oh ya, jangan harap gue takut sama lo. Lakuin aja apapun yang lo mau lakuin untuk menghancurkan hubungan gue dan Mas Rega. Tapi jangan harap, gue bisa kembali lagi ke pelukan lo yang jelas-jelas udah mengkhianati gue dengan cara selingkuh. Jadi, jangan jadi pecundang untuk kedua kalinya hanya karena lo menghancurkan hubungan orang lain." ucap Rheva lalu kembali melajutkan langkahnya menuju lift.

Kemal yang mendengarnya langsung menahan rasa kekesalannya. Sementara itu Rheva yang sudah berada di dalam lift  langsung memegang dadanya, merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang setelah menghadapi Kemal tadi. Gadis itu mengatur napasnya yang tak beraturan sebisa mungkin agar kembali tenang. Walaupun harus menyenderkan tubuhnya di dalam lift.

Setelah Mendung Where stories live. Discover now