Meet His Family

3.5K 346 13
                                    

"Ada saya, kamu tenang aja." 

Satu kalimat menenangkan keluar dari bibir Rega. Laki-laki itu mengenggam tangan Rheva seraya tersenyum, lalu keduanya melangkah menuju teras belakang. 

Pandangan yang diberikan oleh sanak saudara Rega tak lepas dari keduanya. Membuat Rheva salah tingkah karena malu. Apalagi, ia dan Rega tak ada hubungan apa-apa namun ikut acara keluarga Rega. Teman bukan apalagi pacar yang sudah jelas juga bukan. Tapi yang lebih masuk akal, ya, memperkenalkan diri sebagai teman Rega seperti ia memperkenalkan dirinya pada Olive tadi. 

"Eh Rega, bawa pacar baru nih?" celetuk seorang perempuan paruh baya yang mirip dengan Olive.

"Bukan, ini temannya Rega, Tante Tika. Temannya Gisca dan Leo juga kok. " sahut Rega dengan nada tenang dan tersenyum.

"Halo Tante, saya Rheva." ucap Rheva pada Tante Tika, lalu bersaman.

Tika tersenyum. "Halo, Rheva. Kamu cantik banget, sih." ucapnya seraya melirik Rega dengan senyuman menggoda.

"Makasih Tante," sahut Rheva seraya tertawa pelan.

Lalu setelahnya, Rheva tersenyum pada sanak saudara Rega yang lainnya ketika mereka tersenyum padanya dan menyapa mereka. Ketika pandangannya pada Gisca bertemu, sahabatnya itu melempar tatapan tanya kenapa-lo-bisa-disini-bareng-Mas-Rega yang membuat Rheva bingung. 

Olive menghampiri Rheva lalu menatap gadis itu dengan ramah. "Ayo cantik, makan dulu."  ajaknya

Rheva mengangguk. "Iya, Tante." balasnya. 

"Mas, temenin Rheva makan ya. Siapa tahu Rheva malu kalau sendiri karena banyak orang di sini."

"Iya, Ma." ujar Rega.

Rega kemudian mengajak Rheva untuk mengambil makanan. Laki-laki itu baru melepaskan gandengannya ketika mereka sedang mengambil makan. Dan Rheva baru menyadarinya, namun ia tak merasa risih. 

Ini sebenarnya gue kenapa, sih? 

Seusai mengambil makan, Rheva memilih duduk di sebelah Gisca. Membuat sahabatnya itu menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Rheva. 

"Lo kenapa bisa sama Mas Rega kesini? Can you explain to me?" bisik Gisca seraya menunjuk Rega yang sedang mengobrol dengan saudaranya menggunakan satu alisnya. "Nggak mungkin kan, lo diam-diam jadian sama Mas Rega di belakang gue—eh, kalau iya gapapa juga, sih." ujarnya. 

Rheva menghela napasnya. "Ca, bisa nggak nanyanya satu-satu? Gue bingung jawabnya." ucapnya. 

Gisca menggeleng. "Nggak bisa, lo harus jawab semuanya. Terserah mau yang mana dulu, nggak berurutan juga gapapa. Bebas." 

"Ck, lo pikir gue lagi jawab soal ujian?!" seru Rheva gemas. "Gue nggak mungkin jawab di sini juga, Ca. Nggak enak." 

"Yaudah, selesain dulu makan lo. Nggak enak sama Mama mertua gue kalau lo nggak habisin. Baru deh, habis itu lo jawab pertanyaan gue." ucap Gisca. 

Rheva memutar bola matanya malas. "Siap, tuan puteri." 

Sementara itu, Rega yang sedang makan bersama dengan sang Papa, juga mendapat pertanyaan. 

"Beneran temanmu, Ga?" tanya Adit, Papa Rega. 

Rega mengangguk. "Iya, Pa. Cuma teman kok." jawabnya. 

Aditmenepuk-nepuk pundak Rega. "Lebih dari teman juga nggak apa-apa, Ga. Cantik dan kelihatannya pintar, juga sopan. Bisa juga ya, kamu." 

Mendengar ucapan sang Papa, lantas membuat Rega terkekeh. "Papa restuin nih, kalau misalkan Rega sama Rheva?" 

Setelah Mendung Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz