And Our Story Begin From Here

3.3K 357 26
                                    

"Mohon maaf Pak, untuk room di hotel kami saat ini hanya ada satu room yang available karena sudah full booked."

Ucapan sopan dan ramah dari resepsionis hotel yang melayani Rega membuat laki-laki itu menoleh pada Rheva yang duduk di kursi sebelahnya.

"Apa mau cari hotel lain aja, Rhe?" tanya Rega pada gadis itu.

"Untuk room yang masih available di hotel kami tinggal yang tipe suite, Pak. Dilengkapi kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dan dapur bersih." ucap resepsionis hotel lagi, menjelaskan kamar yang masih tersedia.

Lantas, pandangan Rega beralih pada resepsionis hotel sejenak sebelum ia kembali menatap Rheva. "Gimana, Rhe?" tanyanya, lagi.

Rheva menatap Rega. "Saya terserah Mas Rega aja. Kalau kita cari hotel lain, pasti buang-buang waktu lagi. Sementara acara teman Mas Rega tinggal empat jam lagi. Butuh siap-siap dan acaranya juga di hotel ini, jadi menurut saya, sih, kalau Mas mau ambil room itu nggak apa-apa."

Rega menatap Rheva dengan serius. "Kamu serius, nggak apa-apa satu kamar sama saya?" tanya Rega memastikan.

Rheva terkekeh pelan. "It's okay Mas Rega. Soal tidur dimana, itu gampang deh." jawabnya. "Saya percaya sama Mas Rega, kok."

"Okay, Rhe." sahut Rega lalu menatap resepsionis hotel yang baru saja duduk kembali di kursinya. "Saya check-in deh, Mbak." ucapnya.

Respsionis hotel itu tersenyum. "Baik Bapak, untuk kamar yang suite ya, Pak." ucapnya.

Sementara Rega yang sedang mengurus kamar mereka, Rheva pamit pada Rega untuk pergi ke toilet untuk membuang air kecil. Ketika gadis itu selesai dan sedang mencuci tangannya, seorang perempuan yang Rheva benci dan tak ingin ia lihat lagi wajahnya keluar dari bilik toilet lain. Gerakan tangan Rheva terhenti saat ia melihat wajah perempuan itu dari pantulan kaca.

Kenapa gue harus ketemu perempuan ini, Ya Tuhan.

Buru-buru, Rheva menyelesaikan urusannya dan bergegas untuk keluar dari toilet. Namun gerakannya tak secepat itu sehingga perempuan yang paling ia benci memanggilnya.

"Rheva, long time no see." ucap perempuan itu.

Langkah Rheva terhenti. Sesaat, ia menarik napas dan menghelanya untuk menenangkan diri. Baru setelahnya, ia memutar tubuhnya dengan memasang wajah datarnya.

"Long time no see, Amanda." sahut Rheva dengan senyum miring.

Perempuan bernama Amanda itu menghampirinya. "Apakabar?" tanyanya.

Rheva memutar bola matanya. "Basa-basi, huh?" sahutnya. "Kayaknya gue lagi sial hari ini, bisa ketemu sama elo."

Amanda tertawa meremehkan. "Oh ya, harusnya gue nggak nanya soal kabar lo. Percuma nanya sama orang sensi. Yah, nggak ada orang yang baik-baik aja sih, ya, setelah ditinggalin." ucapnya.

Wah ngajak ribut ini cewek!

"Oh gitu ya, setidaknya gue sih nggak merebut tunangan orang lain." sarkas Rheva dengan senyum meremehkan lalu melangkah meninggalkan Amanda.

Namun lagi-lagi, perempuan itu mengeluarkan kalimat yang membuat Rheva menghentikan langkahnya lagi.

"Harusnya lo sadar, kenapa Kemal bisa selingkuhin elo. Itu karena elo yang egois, terlalu sibuk sama pekerjaan lo!" ucap Amanda.

Rheva menoleh, menatap Amanda dengan datar. "Terus, lo bangga gitu jadi selingkuhannya Kemal? Eh, dengar ya, urus sendiri urusan lo dan jangan usik-usik hidup gue. Satu lagi, gue udah nggak ada rasa dengan Kemal. Jadi, lo nggak perlu khawatir soal itu." ucapnya dan melangkah keluar dari toilet.

Setelah Mendung Where stories live. Discover now