GRAY DEVIL - 02

12 5 1
                                    

"Selamat pagi pak" sapa beberapa orang berseragam hitam sama dengan serentak.

Orang berseragam SMA yang dipanggil "pak" itu hanya menganggukkan kepalanya sambil tetap berjalan.
Siapa lagi jika bukan alvin? Ketua gangster termuda yang paling ditakuti dikota ini.
Tak ada seorang pun yang berani macam macam dengannya, jangankan macam macam, bersikap kurang sopan saja sudah tahu kapan ajalnya akan datang.

Sekarang alvin sedang duduk di kursi ruang pribadinya, "ada apa?" tanya alvin pada beberapa anak buah kepercayaannya.

"Begini pak, menurut salah satu mata mata kita, ada musuh yang akan melakukan penyerangan di daerah ujung kota." jelas salah satu anak buahnya.

Alvin menganggukkan kepalanya sambil mengambil pistol kesayangannya di laci. "Mari kita sambut kedatangannya dengan meriah," ucapnya dengan senyum menyeringai.

Tak mudah bekerja dengan alvin, melihat tatapan matanya yang tajam serta senyum iblis yang sering ditunjukkan cukup membuat nyali ciut. Hanya orang gila yang berani membuat masalah dengannya!

####

Kini alvin tengah berada di dalam mobil menuju ke lokasi penyerangan dengan beberapa anak buah yang mengikuti dengan mobil lain dibelakang mobilnya.

Jarak ujung kota dari tempat tinggalnya cukup jauh, terlihat beberapa anak buahnya sudah mati dengan keadaan bermacam macam saat alvin sampai disana. "Shit! Kita terlambat!" ujar alvin dengan mimik wajah yang menyeramkan.

"Saya yakin mereka pasti masih ada di sekitar sini," ucap salah satu anak buahnya sambil berjaga jaga.

Kalian tahu? Memberi saran kepada alvin tidak semudah yang dibayangkan. Harus mengumpulkan beribu ribu keberanian untuk mengatakannya.
Jujur, seluruh anak buahnya lebih takut kepada seorang alvin dibandingkan dengan beribu ribu musuhnya.

Tanpa berkata alvin menggerakkan jari tangannya kekiri dan kanan sebagai isyarat sekaligus perintah.
Seluruh anak buahnya yang ikut mengangguk lalu menjalankannya.

Lokasi penyerangan yang berada di jalan ujung kota yang jarang dilalui orang ditambah dengan sedikitnya ada rumah penduduk disana semakin membuat suasananya mencengkam. Untung saja anak buah alvin adalah orang terpilih, jika tidak mungkin satu persatu sudah kabur meninggalkan alvin sendiri.

Alvin berjalan lurus ditengah jalan raya bersiap menghadang lawannya. Dengan langkah yang matang, tak lupa alvin memakai masker wajah berwarna hitam yang menambah kesan iblis pada dirinya.

Drrrtt..
Drrrtt...
Drrrtt....

"Mereka menuju ke jalan raya pak," ucap salah satu anak buahnya dari sebrang sana.

"Nice.. Bagi kelompok! Saya akan menghadangnya dari depan, kemudian kalian serang dari sisi kanan, kiri, dan belakang!" ucap alvin tegas.

"Baik pak!"

Tuut..
Tuut...
Tuut....
(Sambungan terputus)

Alvin memasukkan handponnya kedalam saku dan mulai melangkahkan kakinya.

Satu..

Dua..

Tiga..


















































"AAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"

"TOLOOOOOONG!!!"

Alvin melototkan matanya.
Terlihat seorang gadis berseragam sma sedang berlari cepat kearahnya. Rambutnya yang acak acakan, dengan beberapa kancing baju terlepas ditambah tangannya yang menenteng sepatu sekilas terlihat seperti orang gila yang sedang mengamuk.

Brruukk!!

Kejadiannya begitu cepat, sekarang alvin terjatuh dibawah gadis itu.
Menempel, saking menempelnya bahkan sekarang alvin bisa merasakan konser dari detak jantung gadis yang ada diatasnya.

Pandangan merekapun bertemu,
tiba-tiba...

"KAK TOLONGIN AKU HWAAAAA!!!" gadis itu tiba tiba berteriak sambil menangis, tapi anehnya tidak keluar air mata setetespun.

Alvin mengerjapkan matanya, "siapa kamu?" tanyanya.

"HWAA KAKAK KENALANNYA NANTI AJA, SEKARANG TOLONGIN AKU DULU!!" alvin memutar bola matanya malas.

Merasa tak ada respon, gadis itu memegang kedua pundak alvin dan menggoyang goyangkannya dengan keras hingga beberapa kali kepala alvin terbentur aspal.

"GILA KAMU MAU ANIAYA SAYA?!" gadis itu kaget dan menghentikannya.

"HWAAA.... Maaf kaaak," alvin memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"KAAK!!! TOLONGIN AKU!!"

"Gak bisa." jawab alvin datar.

"KENAPA HWAA??!!!" tanya gadis itu sambil menangis lagi, tapi lagi lagi tidak mengeluarkan air mata.

"Karna saya tidak bisa berdiri."

Gadis itu diam sejenak dan menghentikan acara tangis menangisnya lalu segera berdiri.

Alvin berdiri dan menepuk nepuk pantatnya lalu menatap datar gadis itu.

"Kamu mau saya tolong?"tanyanya.
Gadis itu segera mengangguk.

"Siapa nama kamu?" tanya alvin lagi.
Gadis itu tak segera menjawab, ia melihat kanan kiri dengan gelisah.

Entah kerasukan setan apa alvin kali ini, dia menangkupkan tangannya di pipi gadis itu dan membuatnya bertatapan.

"Tenang, kamu nggak akan kenapa kenapa selama ada saya disini."

"Saya akan melindungimu," sambungnya.

"Lebih tepatnya.. kamu yang akan melindungiku." batin alvin.
























































Hey guys, ikuti terus ceritaku ya!
Jangan lupa vote, comen and share biar banyak yang baca wkwk

Happy reading...
(Maaf gaje)😀

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GRAY DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang