Chapter 9

861 100 35
                                    

Tiffany memegang pipinya yang terasa perih karena tamparan Donghae, hari yang seharusnya menjadi berkesan dan bahagia untuk mereka berubah menjadi ajang mempermalukan keluarga. Jeno langsung menarik Heejin keluar, tidak ada alasan lagi bagi mereka berada disini. Nyonya Lee dan anggota keluarga lain hanya bisa menunduk malu sembari memikirkan cara untuk pergi meninggalkan acara.

" Aku benar benar sangat malu " keluh Haeri berusaha menutupi wajahnya.

" Apa yang Tiffany lakukan? Seharusnya dia tidak perlu membalas Heejin " Joyeon ikut berkomentar.

Donghae memandangi kedua anaknya yang sudah berjalan jauh, dia menghela nafas merasa bersalah kepada mereka. Heejin memang membuat masalah dan keterlaluan tetapi bukan alasan untuk Tiffany berusaha menyentuh anak anaknya, selain dirinya dan Jessica tidak ada yang boleh berbuat kasar dan menyakiti mereka. Bagi Donghae dengan prinsip tidak wajarnya, lebih baik disakiti oleh keluarga daripada orang asing. Tiffany memang mendapatkan apa yang dia inginkan menjadi istri seorang Lee Donghae tetapi bukan berarti dia bisa terima diperlakukan seperti ini dihadapan semua orang. Pernikahan semakin kacau saat Tiffany berlari pergi meninggalkan acaranya sendiri, dia sudah tidak peduli dengan pernikahan ataupun para tamu yang datang.

Tiffany pergi ke ruangan make up dan mulai menangis keras, bukan hari ini seharusnya Heejin dan Jeno membalasnya. Bukan di hari yang dia nantikan selama empat tahun, jangan di hari pernikahannya dan di depan semua orang. Kejadian tadi semakin membuatnya membenci kedua anak itu tanpa sadar mereka hanya membalas apa yang Tiffany lakukan selama ini. Apa sekarang wanita ini sadar kedatangan dua orang anak berusia 17 tahun mampu memberikan kenangan terburuk seumur hidupnya? Tiffany terlalu meremehkan saat Jeno dan Heejin bisa melakukan apapun demi membela ibunya. Mereka hanyalah remaja biasa yang dipaksa dewasa oleh keadaan tetapi tidak akan membiarkan orang lain mengusik keluarga mereka.

Tangisan Tiffany kian mengeras, seiring rasa marah mulai menguasai dirinya banyak sekali penyesalan saat ini. Seandainya dia tidak pernah mengundang mereka, seandainya waktu itu dia tidak berbuat masalah. Hari ini akan menjadi hari paling membahagiakan baginya. Uang ratusan juta yang dia habiskan tidak berarti apapun, acara yang dia rancang sedemikian mewah dan megah berakhir dengan acara dimana dirinya dipermalukan.

Donghae juga ikut meninggalkan acara bersama kedua anak mereka dan membiarkan pihak wedding organizer mengurus pernikahannya, dia tidak berada dalam suasana untuk berusaha ramah di depan para tamu yang malah membicarakan mereka. Ini akan menjadi pengalaman paling berharga untuk semua pihak terlibat dan orang orang yang hadir, keluarga Lee akan semakin dikenal karena masalah keluarga mereka.

-------------

Jeno dan Heejin turun disebuah halte, Jessica sudah meminta mereka untuk memberi kabar jika acara sudah selesai tetapi mereka memutuskan untuk pulang sendiri. Entah bagaimana tanggapan ibunya jika tahu masalah yang mereka buat mampu merusak pernikahan ayahnya, mereka tidak takut Jessica akan marah tetapi mereka takut ibunya akan kecewa dan ikut disalahkan. Jeno dan Heejin tidak menyesali apapun yang mereka lakukan tadi, menurut mereka Tiffany pantas mendapatkan setelah merusak keluarga dan kehidupan disekolah.

" Apa kau mau makan? " tanya Jeno ingin mengajak Heejin makan bersama.

" Aku ingin makan subway " jawab Heejin melirik kedai subway yang tidak jauh dari mereka saat ini.

Jeno kembali membawa makanan untuk mereka berdua, Heejin mengeluarkan uang dari dompet ingin membayar makanannya sendiri tetapi ditolak tegas oleh saudaranya. Mereka saudara dan selama Jeno mampu membelikan dan memberikan apapun untuk keluarganya, uang bukanlah masalah.

" Tumben sekali " balas Heejin seraya tertawa kecil

" Ini pertama kali kita makan bersama " ujar Jeno sembari menggigit kecil sandwichnya.

With Love, J.Where stories live. Discover now