Chapter 2

1.1K 132 79
                                    

Perdebatan tentang perpisahan belum berakhir, Heejin tidak lagi bicara pada Jessica ataupun Jeno karena sadar tidak akan ada hasilnya. Sekarang dia berada di kamar Donghae meminta ayahnya untuk memikirkan ulang tentang perceraian, Heejin hanya memikirkan perasaannya sendiri. Dia seolah tidak peduli dan menutup mata akan pengkhianatan yang di lakukan oleh ayahnya.

" Appa aku mohon kita kembali seperti dulu ya. Jangan bercerai, sekalipun kalian sudah tidak saling mencintai. Bertahan demi aku. Aku mohon appa " ucap Heejin menatap ayahnya dengan tatapan memelas.

Donghae mendekat dan memegang puncak kepala Heejin " Maaf, appa tidak bisa. Kau sudah dengar sendiri, appa akan segera menikah dan membangun keluarga lain "

Heejin menundukan kepalanya, ini sangatlah menyakitkan karena apapun yang dia lakukan tidak akan merubah keputusan kedua orang tuanya. Donghae amat sangat tidak tahu malu tanpa merasa bersalah, dia begitu membanggakan langkah awalnya setelah bercerai nanti.

" Kenapa appa melakukan ini? Kalian bisa bertahan selama ini. Kenapa harus berpisah tiba tiba?! "

Donghae mengerti perceraian sulit diterima oleh Heejin, sungguh dia tidak tega meliha anaknya menangis. Andai saja dia berpikir kalau anak perempuannya bukan hanya kehilangan sosok ayah tetapi kehilangan arah hidupnya dimana dia tidak punya sosok ayah yang akan membimbing lagi. Heejin sudah merendahkan dirinya meminta ayahnya untuk bertahan dan memilih bersama mereka di banding dengan wanita selingkuhannya tetapi Donghae begitu dingin dan lebih memilih bersama Tiffany.

" Appa sudah tidak mencintai eomma Heeki-ya. Ada wanita lain di hati dan hidup appa dan appa ingin bersamanya"

Donghae sama sekali tidak berpikir sebelum bicara, tidak memikirkan perasaan orang lain yang mendengarnya karena dia hanya peduli pada dirinya sendiri. Ia selalu merasa dirinya amat penting dan semua orang harus mengerti dirinya bahkan dia ingin tetap dibenarkan dan dibela sekalipun sudah mengkhianati keluarganya. Donghae tidak akan berpikir dampak apa yang akan dia berikan pada Heejin sebagai anak perempuan, dia gagal menjadi ayah yang baik dan memberi contoh pria terburuk yang tidak boleh Heejin temui.

" Jika appa bersamanya, jangan temui aku lagi selamanya. Aku bukan anakmu lagi. Pilih aku atau wanita itu! " Heejin sangat menyedihkan berbagai cara dia lakukan untuk membuat ayahnya bertahan bersama mereka. Namun Donghae tidak akan berubah hanya karena anaknya menangis, dia bahkan masih kejam saat Jessica berusaha mengakhiri hidupnya dulu.

" Appa harus bersamanya, dia sedang mengandung sekarang "

Heejin berdecak tidak percaya, ayahnya membuatnya merasa tidak penting lagi. Bukankah dia dan Jeno lebih dulu menjadi anaknya? Mereka adalah anak pertama dan menghabiskan waku belasan tahun bersama dengan mudahnya ayahnya pergi memilih anak yang bahkan belum hadir. Apa Donghae benar benar menyayanginya selama ini? Heejin menjadi ragu akan perasaan ayahnya pada mereka.

" Kau sangat kejam appa! " ujar Heejin final lalu kelua dari kamar ayahnya.

-----------

Jessica masuk ke dalam kamar mereka dulu, dia datang untuk bicara sekaligus menegur Donghae karena mengungkapkan perceraian mereka tiba tiba tanpa bicara kepadanya terlebih dahulu. Donghae tengah tertawa sendiri menikmati drama yang dia tonton.

" Apa kau harus menceritakan perceraian kita secepat ini? Apa kau tidak kasihan pada Heejin dan juga Jeno?" marah Jessica.

" Lebih cepat lebih baik, aku ingin bercerai secepatnya " balas Donghae santai, matanya masih bisa fokus pada televisi saat Jessica berusaha bicara padanya.

" BISAKAH KAU MEMIKIRKAN PERASAAN HEEJIN? APA KAU TIDAK KASIHAN PADANYA? JANGAN MEMIKIRKAN DIRIMU DAN SELINGKUHANMU SAJA! AKU TIDAK AKAN MENAHANMU TAPI BISAKAH SABAR SEBENTAR DAN BERI WAKTU PADA KAMI. SEMUA BUTUH WAKTU! " Jessica menaikan nada bicaranya sangat keras, muak dan lelah dengan sikap pria ini.

With Love, J.Where stories live. Discover now