Chapter 7

991 100 39
                                    

Jessica masih baik menghubungi ambulance untuk membawa Tiffany ke rumah sakit bahkan dengan tidak tahu malunya dia masih sempat berteriak memarahi dan mengancam Jessica jika berani mengadu pada Donghae. Jangan harap dia mau membantu lebih dari ini apalagi sampai mengantarkan dan menemani ke rumah sakit untuk melahirkan, dia tidak sekuat itu untuk menemani wanita selingkuhan suaminya melahirkan anak hasil pengkhianatan mereka.

Perasaan kacau tidak menentu, rasanya seolah disadarkan seperti saat pertama kali dia mengetahui perselingkuhan mereka. Jessica merasa marah dan sedih, anak itu adalah anak kedua mereka. Bukan bayangan jauhnya hubungan mereka sampai mempunyai anak tetapi berapa lama dirinya dibohongi dan dipermainkan. Jessica tahu mereka tidak saling mencintai sejak lama, perasaan seolah sudah hilang tetapi tidak terbayangkan empat tahun hidup dalam sebuah kebohongan tetaplah menyakitkan. Beribu kata tidak akan bisa menjelaskan betapa sakitnya menjadi Jessica selama ini bahkan proses menuju perpisahan saja masih harus berhadapan dengan Tiffany jenis perebut suami orang yang langka.

Jessica harus membersihkan lantai akibat Tiffany mengalami pecah ketuban dan pendarahan, dia masih saja merepotkan sampai akhir dan atas perbuatan baiknya tadi Jessica tidak akan pernah mendapatkan ucapan terimakasih. Tiffany juga tidak senang di tolong olehnya, harga dirinya seolah jatuh karena harus meminta tolong pada Jessica.

Kini Tiffany sudah melahirkan seorang anak laki laki, jagoan kecilnya bersama Donghae. Tiffany bahagia kenyataan anak kedua mereka adalah laki laki itu artinya Jeno tidak akan penting lagi untuk Donghae, dia berhasil memberikan sepasang anak perempuan dan laki laki yang bisa menggantikan kedua anak terdahulu. Donghae dan keluarganya sudah berada di rumah sakit.

" Aku ingin menamai anak kita Lee Jae Hee " ucap Donghae seraya tersenyum bahagia melihat putranya.

Tiffany tidak senang dan tidak terima, nama yang diusulkan Donghae malah mengingatkannya kepada nama anak pria itu bersama Jessica. Apa nama itu adalah nama perpaduan Jeno dan Heejin?

" Jangan coba memberikan nama anak kita mirip dengan anakmu " tolak Tiffany.

" Aku memang suka nama itu, tidak ada hubungan dengan Jeno ataupun Heejin " bantahnya cepat.

" Aku tidak setuju, aku ingin menamai anak kita Lee Hae Yoon "

" Terserah kau saja! " Donghae enggan berdebat lagi, nama bukanlah masalah baginya.

" Oh dimana kunci mobilmu? Aku akan menyuruh supir untuk membawa pulang "

Tiffany panik seketika, tidak boleh ada yang tahu kalau Jessica membantunya ke rumah sakit seorangpun. Dimana harga dirinya jika orang lain tahu, belum lagi kalau semua orang malah berterimakasih pada Jessica. Dia akan menyuruh supir mengambil mobil nanti daripada Donghae harus tahu kenyataan.

" Aku lupa, aku akan mencarinya nanti " ujar Tiffany berusaha meyakinkan tetapi Donghae mengkerutkan keningnya bingung. Dia mencaribdi dalam tas dan menemukannya.

" Aku menemukannya "

Tiffany semakin panik, cepat atau lambat Donghae akan tahu dan tidak ada jalan baginya untuk menghubungi Jessica.

Tiffany tidak boleh ketahuan, Donghae akan marah besar jika dia tahu. Hanya ada satu cara agar membuat Donghae cepat pergi darisini " Biar aku saja yang meminta supir untuk mengambil mobil, ada yang ingin aku bicarakan denganmu "

Donghae meletakkan kunci di meja dan berbalik menatap Tiffany, hari ini ada kesadaran dalam dirinya untuk bersikap baik karena wanita itu baru saja melahirkan anak mereka. " Aku ingin kita segera menikah " ujar Tiffany.

" Aku membicarakan kunci mobil dan kau tiba tiba membahas pernikahan. Apa itu masuk akal? Jangan membicarakan pernikahan, aku muak sekali " balas Donghae enggan membahas tentang pernikahan, jujur saja tekanan dan paksaan untuk segera menikahi Tiffany justru membuatnya merasa tidak nyaman dan memikirkan ulang.

With Love, J.Where stories live. Discover now