#43 ~Sheila Amara

2.4K 170 1
                                    

Happy Reading💚
___________________________
Sudah beberapa minggu ini Absya kembali keluar masuk ndalem. Beginilah hari harinya terasa sepi tanpa kehadiran seorang Haykal yang selalu menghiburnya di setiap pagi.

"Mbk."

Spontan Absya menolehkan kepalanya dan melihat siapa sosok yang tengah memanggil namanya.

"Buatkan kopi untuk saya dan kang Farhan."

"Nggeh gus." Jawab Absya tanpa melirik Adzar sedikitpun.

Adzar memandangi Absya, tak sengaja sudut bibirnya terangkat meskipun Absya sedang tak melihatnya sekarang.

Adzar lalu pergi meninggalkan Absya yang tengah sibuk di dapur membuatkan pesanannya.

"Gus Haykal lagi apa ya sekarang." batinnya.

Kejadian beberapa waktu yang lalu itu masih terngiang di kepala Absya, dimana saat Haykal dibentak bentak oleh ayah dan kakaknya. Sempat berfikir bahwa dirinya juga harus menerima hukuman yang setimpal. Namun, keluarga ndalem memaafkannya dengan alasan bahwa dirinya tak bersalah, dia adalah korban dari Haykal. Haykal lah yang memaksa Absya. Padahal kenyataannya mereka memiliki perasaan yang sama, perasaan yang mereka jaga sampai saat ini.

"Ini gus kopinya." Ucap Absya sambil menaruh kopi tersebut di meja.

Adzar mengangguk pelan yang tanpa sadar senyumnya ikut mengembang ketika melihat Absya.

Absya masih setia menundukkan pandangannya dan segera berlalu dari hadapan Adzar dan Farhan.

"Gus. Kenapa senyum-senyum?" tanya Farhan sambil mengerutkan dahinya.

"Nggak ada kok." Elak Adzar.

"Saya tau loh gus." ujar Farhan sambil menggoda Adzar.

"Kayaknya aku harus cepet-cepet nglamar Absya deh Han."

Farhan tersentak kaget, dia terbatuk mendengar pernyataan Adzar. Bagaimana bisa secepat itu. Lalu bagaimana dengan Haykal? Farhan tak tau harus berkomentar apalagi sekarang. Ia juga langsung berfikir tentang Haykal.

"Kenapa kaget gitu?" tanya Adzar.

"Secepat itu?" Tanya balik Farhan yang diangguki oleh Adzar.

"Terserah deh. Cuma bisa berdoa yang terbaik buat kamu." Putus Farhan yang tak tau harus berbuat apa.

Adzar merangkul pundak Farhan dan tersenyum merekah.

"Thanks Han."

***
Lagi lagi Haykal membuat onar seluruh isi kelas. Tak jelas dia berbuat apa, padahal sudah hampir memasuki waktu 2 bulan Haykal berada di pondok ini, namun tetap saja tidak ada tanda tanda perubahan sama sekali.

"Dengerin Haykal yaa... Kita harus memanfaatkan waktu ini. Mari bernyanyii bersamaa Haykall." Teriaknya sambil membawa sapu yang ia jadikan mikrofon dan juga gitar.

Seluruh isi kelas hanya diam melihat Haykal yang tak pernah bisa diam.
Mereka masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka lebih memanfaatkan waktu untuk mengaji, membaca dan menghafal.
Tidak seperti Haykal yang tak pernah serius hidup di pondok pesantren.

"Yah, pada diem. Heran gue." ucapnya bermonolog sendiri.

Dia masih tetap melanjutkan nyanyinya sambil bergoyang tak jelas.

Meski ku bukan yang pertama
Dihatimu tapii, cintaku terbaik....

Dengan hebohnya dia berjoget seperti di tik tok.

"Khem Khem.. Haykal Nufail...." teriak ustadz somad dari ambang pintu kelas Haykal.

"Ustadz Somad mari kita bernyanyi bersama." Teriaknya yang membuat Ustadz Somad harus segera bertindak.

My Boyfriend Gus (Completed √)Where stories live. Discover now