Part 5 | Grizelle's Diary

113K 10.7K 125
                                    

Saat ini Grizelle sedang berada di ruangan Manager tempatnya bekerja, suasana sangat mencengkam membuat dirinya semakin ketakutan.

"Pokoknya saya tidak mau tahu, karyawan anda harus segera di pecat!" Ucap Edric dingin.

"Mohon maaf tuan, tapi kinerja Grizelle sangat bagus dan memuaskan" bela sang Manager.

"Apa anda tidak tahu!? Dia hampir saja melukai anak saya! Bagaimana jika anak saya terluka!?" Ucap Edric kembali.

"Say-" ucapan Manager terhenti karena pintu dibuka dengan tidak sopan oleh seorang wanita.

"Saya juga setuju dengan pria ini, karyawan anda yang bernama Grizelle harus segera di pecat karena dia telah mempermalukan Pelanggan!" Ucap Aurel, wanita yang datang tanpa di undang dan tidak sopan santun itu.

Ketakutan Grizelle semakin bertambah, ia tidak bisa memikirkan bagaimana jika dirinya di pecat, mau makan apa dirinya nanti.

'Ya Allah, sekali ini saja tolong kabulkan doa hamba' doa Grizelle.

"Maaf nyonya, kenapa anda masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu? Dan bukannya itu adalah salah anda? Anda sendiri yang memulai, bukan karyawan saya" bela sang Manager.

"Tapi dia telah mempermalukan saya di depan umum!" Balas Aurel dengan Emosi.

Manager yang bername tag Rahma itu tersenyum kecil mengejek.

"Bukankah anda yang lebih dulu mempermalukan Karyawan saya? Untuk Tuan dan Nyonya saya tegaskan! Saya tidak akan memecat Grizelle apapun alasannya!" Ucap Rahma Final.

"Kau! Pecat dia atau kau yang akan saya pecat!" Ucap Edric mengancam.

"Anda tidak akan bisa memecat saya tuan" balas Rahma.

"Tentu saja saya bisa, karena dalam waktu tiga menit Rumah makan ini akan menjadi milik saya! Saya akan membeli rumah makan ini dalam hitungan tiga menit" ucap Edric sombong, membuat Rahma ketakutan.

Grizelle sudah pasrah dengan keadaan, ia sudah tidak mempermasalahkan jika dirinya harus di pecat, mungkin memang pekerjaan ini bukan Rezekinya lagi.

Edric sudah siap dengan ponselnya, dia tinggal menelfon sekretarisnya maka rumah makan ini akan segera menjadi miliknya.

Belum sempat Edric menekan nomor sang sekertaris, ponselnya telah direbut oleh Elvan. Edric memandang tajam ke arah sang anak.

"Elvan, kembalikan ponsel daddy!" Ucap Edric tegas dan penuh penekanan.

Grizelle yang menyaksikan itu menjadi tidak tega, bagaimana bisa ada orang tua yang bersikap keras kepada anaknya.

Apa Edric tidak bersyukur karena telah di karunia seorang anak? Haris Edric bersyukur bisa memiliki seorang anak, coba lihat dirinya. Dia telah menikah selama tiga tahun namun belum di karunia seorang anak.

"No daddy, aunty ini tidak bersalah, aunty ini telah menolong Asher, aunty ini tidak jahat dia baik, daddy" bela Elvan.

"Iya daddy, aunty ini cangat baik cekali dia menggendong Achel dan membelcihkan tubuh achel dali pecahan beling tadi" tambah Asher dengan gaya bicaranya yang imut.

Grizelle tersenyum senang, ia tak menyangka ternyata Anak dari lelaki iblis itu memiliki hati bak malaikat, berbeda dengan sang ayah.

'Semoga kalian selalu di limpahkan kebahagian, aamiin' doa Grizelle kepada kedua anak lelaki dingin itu.

Edric berdesis kesal, mau tak mau ia harus menuruti ucapan kedua anaknya.

"Baiklah, karena kedua anak saya melarang saya untuk memecat karyawan anda ini. Maka saya juga akan membatalkan untuk membeli Rumah makan ini" ucap Edric penuh penekanan.

Grizelle's Diaryحيث تعيش القصص. اكتشف الآن