Chapteria 14

236 52 34
                                    

Author Pov.

Sekolah Pancaroba memang sekolah elite,tapi jika semalaman di terjang angin badai tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir.

Pagi ini lapangan Sekolah Pancaroba menjadi kolam renang raksasa,lantai 1 tergenang banjir bahkan mencapai dengkul orang dewasa.

Tetapi yang mengherankan adalah sekolah tidak diliburkan,bagi kelasnya yang terbenam banjir di bebaskan dari pelajaran tapi harus menguras air yang masuk ke kelas.

Dan untuk yang berada di lantai 2 dan 3 tetap belajar seperti biasa.

Pemandangan baru di pagi ini karena sekarang para Muridnya berjalan masuk ke halaman sekolah,dengan sepatu yang di masukan ke dalam tas dan rok maupun celana yang di angkat dan digulung ke atas.

Berjalan perlahan agar tidak membuat seragam mereka basah,tapi tidak mempan untuk seorang murid MX 12 yang bernama Mainana Kairata.

Menyabet 2 julukan sekaligus,Cewek jantan dan si maling ayam. Nana berlari di banjiran itu.

Sesekali dia melompat dan membuat beberapa orang di sekitarnya terkena imbasnya. Tapi Nana tak perduli dan terus berlari di tengah banjir itu.

Roknya uda basah dari bawah sampai paha, udalah gapaham lagi sama ini cewek.

"Gw bawa baju ganti gak ya...em..aduh loker Gw kebanjiran dong! Duh padahal isinya merchandise Papi Mami:( kalau anyut mampus dah"Oceh Nana dan dengan sekuat tenaga dia berusaha mencapai loker.

Sesampainya dia di tempat loker-loker berada,Nana langsung mencoba membuka lokernya,tapi terhenti ketika seseorang menghentikannya.

"Jangan dibuka,entar beneran anyut barang kamu"Ucap Dey yang sebenarnya berada di belakang Nana sedari tadi.

"Ya ampun...Ridey Amaita,Lo kayak hantu deh,Gw gak denger suara apapun dan tiba-tiba Lo uda ada di sebelah Gw"Oceh Nana.

"Bacot deh Kamu,uda ayo ke kelas,mana tampang kamu uda kayak korban tsunami"Ucap Dey kemudian berjalan meninggalkan Nana.

"Somplak tuh bocah"Gerutu Nana kemudian mengikuti Dey.

Keduanya berjalan menuju tangga,tidak memakai sepatu alias kaki ayam,Lantai keramik putih itu pun menjadi licin karena banyaknya genangan air yang ada disana.

Dan lantai yang berada di lantai 2 sangat kotor,penuh dengan jejak kaki khas korban banjir.

"Iuw..kotoe banget"Gumam Nana.

Mereka berjalan menuju kelas mereka,dan setelah sampai mereka masuk dan melihat keadaan teman-teman mereka juga tak kalah amburadul.

Apalagi Adryan yang kini memakai kaus bebas dan celana olahraga. "Dry kok baju kamu beda sendiri?"Tanya Dey.

"Seragam aku basah,tadi masuk ke dalam lubang parit dan semuanya basah"Ucap Dryan yang sedang menggantung seragam basahnya di jendela kelas.

"Trus itu baju siapa?"Tanya Nana.

"Aku beli di kantin Buk Ali,tiba-tiba kantinnya jadi Toserba"Ucap Adryan.

"Ooh.."

Mereka berdu kemudian duduk di kursi masing-masing.

Mereka menunggu selama 45 menit tapi Buk Fonny belum masuk juga,dan bel pun tidak berdering,apa ini pertanda jika tidak akan ada pelajaran untuk hari ini?.

Perhatian..bagi murid kelas 11 dan 12 diharapkan untuk membersihkan koridor depan kelas kalian. Tidak ada pelajaran hari ini. Kalian hanya harus membantu menguras dan membersihkan sekolah. Terima kasih.

Buk Siti selaku kepala sekolah mengumumkan hal itu. MX 12 langsung memhamburkan diri keluar kelas.

Nana,Mala dan Cana memilih ke lantai 1 untuk bermain air banjiran,sedangkan sisanya memilih untuk membersihkan kelas.

"Nguras? Banjir aja belum surut uda disuruh nguras,yang ada air dikeluarin yang dari luar masuk lagi ke dalam"Gerutu Maya.

"Yaudh biarin aja,kita kan tinggal bersihin koridor"Ucap Barli.

Mereka semua mulai membereskan kelas,mengangkat kursi dan di letakan di meja,kemudian membersihkan lumpur terlebih dahulu yang ada di dalam kelas.

Setelah lumpur lumayan hilang,kemudian disiram air bersih kemudian ditarik menggunakan alat penarik air.

Dan setelah lumpur beneran hilang mereka kemudian mengepel kelas,dan sisanya mengepel koridor.

"Ryn gamau bantuin?"Tanya Arnest.

"Enggak,kalian aja"Jawab Ryn yang terfokus pada Ponselnya.

Dey yang kebetulan berada di sudut kelas melihat ada seekor kecoa mati,dan dengan santai dia mengambil bangkai itu.

Berjalan mendekat ke arah Ryn yang duduk di kursi Guru "Ryn,lihat sini"Ucap Dey.

Ryn mendongak dan menatap Dey,tapi yang diterimanya adalah bangkai kecoa yang mendarat di meja di hadapannya.

1 detik..2 detik..

"KYAAAA KECOAAAAAA!!"Teriak Ryn kemudian berlari keluar dari kelas.

Dey dengan watadosnya kembali mengambil bangkai kecoa itu dan berjalan keluar kelas,kemudian melemparkam kecoa itu dari lantai atas.

Dan jatuh tepat di kerah belakang Nana dan nyangkut di dalamnya. MX 12 yang melihat hal itu lantas berteriak.

"NANA ADA KECOA DI KERAH BELAKANG KAMU!!"Teriak Arnest.

"NANA ADA KECOAAAAA!"Teriak Zhila.

Nana yang mendengar namanya di panggil pun mendongak,tapi dia merasa ada yang mengganjal di leher belakangnya.

Dengan perlahan dia mengarahkan tangannya ke belakang,dan mencoba menyentuh benda apa itu.

Dia langsung merinding kegika merasakan antena yang tak asing di tangannya.

"ANJIIIRRR KECOAAAA!! IIIII KECOAAA TOLOOONG AMBIIILLL!!"

Nana menggeliat panik sekaligus geli,Mala yang mau bantu ngambil pun jadi bingung. Gimana dia mau ngambil kalau si Nana nya gabisa diam.

"IIIIII AMBIL!! HUEEEE MAMAAAAAA"

Nana masih saja menggeliat dan sesekali berteriak,dia merinding sekujur badan.

Karena keasikan menggeliat dia sampai tidak sadar kalau ada batu pembatas yang tidak terlihat ada di sana dan alhasil dia nyebur.

Byur!

"AHAHAHAHHAA NANA KAMU NGAPAI? BERENANG GRATISAN? HAHAHAH"Dey tertawa dengan kencangnya dari atas sana.

Sedangkan Nana masih menggeliat dengan seragamnya yang sudah basah,rasa merinding itu masih ada walaupun sekarang kecoa itu sudah tidak ada di kerah bajunya.

Dan banjir pun surut di jam 14:25 yang tak lain adalah jam pulang sekolah.

Mereka pulang dengan keadaan yang seperti korban tsunami,amburadul,bau dan acak tak menentu.

Apalagi Nana yang uda kayak korban kiamat:( enggak ding bercanda.
























Tbc..

Bobrok? its Oke[Sudah Terbit]✔️Where stories live. Discover now