Baekhyun menghela nafas pelan, memejamkan matanya untuk mempersiapkan diri.

"Okay..." bisiknya.

Mendengar itu, Chanyeol langsung mengangkat kepalanya dan menatapnya. Baekhyun hanya bisa tersenyum tipis dan mengangguk kemudian, mengkonfirmasi bahwa Chanyeol bisa melakukan apapun yang ia inginkan pada Baekhyun.

Chanyeol mengangkat tangannya, langsung membuka kemeja tidur yang dikenakan Baekhyun dan melemparnya asal, meninggalkan perut rata Baekhyun yang ia terus raba sedari tadi, lalu menggunakan kedua tangannya untuk mengunci kedua tangan Baekhyun di samping kepala sang empu.

Ia mulai menciumi dada Baekhyun, menggiringnya lama kelamaan pada seluruh permukaan kulit yang bisa ia raih. Seperti enggan melepaskan kontak sedikit pun.

Chanyeol bisa mendengar deru nafas Baekhyun serta desahan lemah yang keluar dari mulut manis itu, membuatnya tersenyum miring.

Baekhyun bisa merasakan perlahan-lahan bagaimana tubuhnya seperti memiliki dua opini, menolak dan menikmati. Ia benar-benar membutuhkan tidur, ingin segera menutup matanya untuk beristirahat. Tetapi ia malah menemukan dirinya memejamkan mata karena nikmat yang ia terima akibat perbuatan mulut Chanyeol yang terus-terusan mencumbu tubuhnya sedari tadi.

Ia merasa kehangatan tubuh Chanyeol menjauh darinya, dan genggaman pada kedua tangannya pun menghilang. Memaksa Baekhyun untuk membuka matanya. Namun, ia terkesiap dan nafasnya tercekat ketika Chanyeol membalikkan tubuhnya secara paksa dan menarik celananya tiba-tiba, membuat Baekhyun berbaring pada perutnya tanpa tertutup kain apapun. Kemudian, tanpa aba-aba melebarkan kedua kaki Baekhyun dan membiarkan lubang milik yang lebih muda terpampang begitu jelas di hadapannya.

"Chanyeol!"

Chanyeol menciumi punggungnya, meninggalkan beberapa tanda kemerahan sebagai bukti atas apa yang mereka lakukan malam ini.

Ia semakin gencar, meremas bongkahan kenyal milik Baekhyun terus menerus ketika mendengar lenguhan dan desahan yang terdengar begitu merdu di telinganya, membuatnya lupa atas apa yang membuat moodnya begitu buruk hari ini.

Plak

Baekhyun tersentak, menggeliat ketika tamparan itu mendarat pada pipi pantatnya. Tangannya, secara reflek, meraih tangan Chanyeol dan menggenggamnya. Baekhyun bisa merasakannya. Chanyeol tidak seperti biasa, ia... kasar malam ini.

Chanyeol hanya berdecih, tertawa remeh, dan menepis tangan indah yang melingkari beberapa jarinya.

Ia meraih laci nakas, membukanya cepat dan mengambil sebuah botol yang berisi pelumas sebelum membukanya dan membalurkan permukaan jarinya dengan cairan itu.

Baekhyun menguburkan wajahnya pada bantal ketika jari-jari Chanyeol mulai melakukan penetrasi. Ia tak bisa menolak, tubunya seperti menginginkan ini juga. Tangannya meremas sprei bantal sebagai pelampiasan.

Sakit.

Gerakan Chanyeol terkesan terburu-buru, membuat Baekhyun langsung paham bahwa pikiran yang lebih tinggi hanya untuk bisa cepat-cepat mencapai permainan inti.

Baekhyun menyadari bagaimana dirinya langsung waspada ketika ia merasakan benda tumpul yang mulai menyentuh luar lubangnya. Tangannya menahan pinggul Chanyeol agar yang lebih tinggi tidak melanjutkan. Ia tidak ingin melihat wajah Chanyeol, takut jika ia akan melihat ekspresi yang bisa menyakiti hatinya.

"K-kondom," ucapnya terbata-bata.

Baekhyun mendengar decakan Chanyeol, menjadi bukti bahwa Chanyeol merasa kesal atas apa yang ia lakukan. Namun, pada akhirnya, ia bangkit dan Baekhyun bisa mendengar kemasan plastik yang disobek.

Ketika ia merasakan sisi ranjang sudah kembali mencekung akibat bobot tubuh Chanyeol, Baekhyun menggigit bibirnya kuat. Beberapa detik kemudian, lubangnya seperti dipaksa untuk melebar karena ukuran Chanyeol. Ia bisa merasakan rasa asin dan rasa logam yang kuat pada mulutnya, bibirnya mengeluarkan darah.

"Chan-"

Baekhyun hanya bisa mengeluarkan rengekan-rengekan dan Chanyeol tidak mengindahkannya sedikit pun.

Saat menurut Chanyeol Baekhyun sudah siap, ia tidak ragu lagi untuk segera bergerak. Memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat, merasakan kenikmatan yang tiada tara karena ketatnya lubang Baekhyun. Sedangkan Baekhyun, ia merasa tubuhnya akan menyerah sebentar lagi.

"Yeol, please. Please-" Baekhyun memohon.

"Pelan-pelan. P-please." Baekhyun merasakan nafasnya terengah-engah, lega ketika ia merasa Chanyeol memelankan tempo gerakannya.

Lehernya digenggam oleh Chanyeol, memaksa Baekhyun untuk mendongakkan kepalanya dan menopang berat tubuhnya dengan siku. Baru beberapa detik ia memiringkan kepalanya, Chanyeol seketika mengklaim bibirnya, melumatnya kasar.

Deg

Baekhyun melepaskan ciuman mereka ketika ia merasa tubuhnya seperti tersengat. Chanyeol menyentuh titik nikmatnya di dalam sana.

"There, there!"

Chanyeol terus menumbuk titik itu, hingga Baekhyun meraih orgasmenya sendiri, tanpa disentuh sedikitpun.

Beberapa saat kemudian, Chanyeol mendapatkan gilirannya untuk melepaskan cairannya. Diam-diam berharap bahwa ia bisa keluar di dalam Baekhyun tanpa penghalang benda elastis yang menutupi penisnya.

"Chan, udah." Baekhyun mencoba untuk menghentikan Chanyeol ketika lagi-lagi Chanyeol meraih sebuah kemasan kondom dari kotak di sebelah lengan Baekhyun.

"Diem."

Selagi Chanyeol mempersiapkan apapun yang ia butuhkan, Baekhyun menggunakannya untuk membalikkan tubuhnya. Ia bisa melihat wajah Chanyeol dengan jelas sekarang, namun masih tidak ingin menyentuh Chanyeol. Tubuhnya seperti akan remuk, pinggul dan pinggangnya terasa begitu nyeri, belum lagi perih pada lubangnya.

Dilema antara keinginannya untuk menghentikan Chanyeol atau menerima apapun yang Chanyeol lakukan karena ia tahu Chanyeol sedang frustasi.

"Udah-"

Baekhyun mencoba untuk menahan bahu Chanyeol yang mendekat padanya, mendorongnya pelan ketika Chanyeol lagi-lagi mengarahkan benda kebanggaannya pada lubang Baekhyun yang mulai terlihat kemerahan karena apa yang ia lakukan sebelum ini.

Ketika Chanyeol kembali berhasil memasukinya, Baekhyun tidak bisa menahan dirinya untuk melengkungkan tubuhnya, mendongakan kepalanya ke belakang. Mulutnya terbuka, ingin berteriak namun suaranya seperti tertahan. Pada akhirnya hanya bisa mengeluarkan rintihan.

Melihat leher jenjang Baekhyun yang diperlihatkan seperti itu, Chanyeol melesakkan wajahnya di sana. Ia menghirup wangi tubuh Baekhyun yang lembut dan memabukkan, bahkan ketika tubuhnya dipenuhi keringat seperti ini. Ditambah dengan harum tubuhnya sendiri bisa ia cium samar-samar pada tubuh Baekhyun, itu membuatnya benar-benar mabuk kepayang.

Tubuh Baekhyun tersentak-sentak, desahan lemah dan erangan-erangan kecil masih bisa keluar dari mulutnya, bersaut-sautan dengan geraman Chanyeol.

Ia pasrah dalam dominasi Chanyeol, tidak bisa melakukan apapun yang ia rasa bisa menghentikannya dan hanya bisa meyakinkan dirinya bahwa tubuhnya masih bisa bertahan sampai Chanyeol memutuskan untuk selesai nanti.

Straight-A Student | ChanBaekWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu