Sejelas itukah Kang Taehyun? Atau sebaliknya... Beomgyu yang terlalu buram sampai cuek terhadap rasa yang ditimbun padanya. Padahal yang memberikannya sendiri begitu dekat. Beomgyu tinggal menoleh dan dia akan bertemu dengannya.

Mendadak ingatan Beomgyu berputar pada ucapan Jeongin lampau lalu, yang dulu dianggapnya sebagai candaan atau asal diperdengarkan.

"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..."

Nyebelin, benar-benar deh dulu Beomgyu sama sekali gak menggubris hal itu. Dirinya sendiri sebenarnya gak merencanakan buat jatuh cinta apalagi buat sakit hati karena cinta.

Kuliah dulu baru cinta-cintaan.

Tapi cinta itu datang ketika Beomgyu lagi kuliah. Hahaha, tai ledig.

Namun, tetap saja Beomgyu selalu coba serealistis mungkin. Biar bagaimana pun, akademiknya jauh lebih penting dibanding cinta—tai 🐈—seperti ini. Tapi kan balik lagi—

—SIAPA GITU YANG SENGAJA MAU JATUH CINTA, HAH? MANA TAHU BEOMGYU KALAU BAKAL BAPER SAMA MINKYU. MANA TAHU BEOMGYU KALAU MINKYU CUMAN ANGGAP MEREKA TEMAN. MANA TAHU BEOMGYU—

—mana tahu kalau Kang Taehyun justru gak menganggap Beomgyu cuman teman.

Hahahanjing, pusing.

"Jadi," suara Ryujin kembali terdengar setelah pikiran Beomgyu mengambang gak menentu. "akhirnya Taehyun bilang suka ke elo?" tanya cewek itu.

Beomgyu menggigit bibir bawahnya. Ah, sumpah, percakapan ini buat fokusnya buyar tapi juga kesadarannya jauh dari somnolen.

"Eng-nggak..." jawab Beomgyu akhirnya.

"Hah? Gimana? Terus kalian gak jadian dong? Atau lo sadar begitu aja? Terus kalian gim—"

"Gak, Ryu, gue sama Taehyun gak ada yang bahas soal ini sama sekali." seenggaknya di antara kita berdua gak ada. "Pokoknya... akhirnya gue tahu. Gue... sadar kalau gue tahu dan gak ngelak lagi."

Dan Beomgyu gak bisa bilang kalau dia tahu itu dari orang lain.

Sebut dia cupu, tapi memang begitu kenyataannya. Beomgyu takut orang lain menudingnya lagi dan lebih lagi karena kebodohannya sendiri. Karena apa yang mereka bilang itu benar. Semua makian yang bilang kalau Beomgyu itu 'goblok' itu benar.

Jadi, biarkan dia bersikap jadi seseorang yang paling sial saja sekarang—seenggaknya dalam urusan percintaan.

"Ouch," Ryujin meringis. "Sad yah, sebenarnya aneh sih pikir gue dulu kalau lo gak sadar, jadi selama ini lo juga pura-pura gak tahu?"

"Yah... gitu..." Beomgyu menghela napas. "Jahat ya gue?"

"Kalau menurut gue sih, gak juga. Toh, dibanding kalian berdua malah ngejauh satu sama lain. Kan gak tahu juga Taehyun tipe yang bakal menjauh atau tetap bertahan dalam lingkaran pertemanan ini. Tapi kayaknya kalau lo bilang ke Jeongin apalagi Daehwi pasti dimarahin habis-habisan; goblok lo, Taehyun udah sempurna gitu naksirnya sama elu malah lo tinggalin demi yang lain, dan bla bla bla... Yah gue jadi kangen si tukang bacot eta.

"Tapi balik lagi ke elo. Soalnya sih yah... emang suka itu kadang gak terencana, tapi apakah lo mau balik suka lagi atau enggaknya apakah itu juga perlu direncanakan? Kalau lo balik suka lagi sama si Taehyun ya syukur, gue dapat Pajak Jadian, kalau enggak ya udah gak pa-pa. Lagian yang ngejalanin lo ini, gue mah ikut bacot sama makan-makannya doang."

"Hahaha, taik ah." biar begitu, Beomgyu mengiyakan perkataan Ryujin dalam hati.

"Nah, ya udah, jangan dipikirin dalem banget, nanti otak lo meledak. Terus juga, buruan lo tidur. Mau mati duluan sebelum wisuda?"

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now