TRACK 26 - GOODBYE

Start from the beginning
                                        

Setelah mendapatkan koper miliknya ia lalu mengabari Karin bahwa dirinya sudah sampai. Tak mau menunggu lama, Sera kemudian menggiring kopernya menuju restaurant fastfood yang terlihat masih buka untuk mengisi perut kosongnya.

Indonesia. She's coming back.

Berbeda dengan terakhir kali ia pulang ke Indonesia, kini langkahnya begitu berat.

Jika saja ini bukan undangan yang disampaikan langsung secara pribadi oleh mentornya, ia tidak akan menghadirinya. Ia memiliki terlalu banyak hutang pada mentornya itu karena selama ini beliau selalu ada untuknya ketika ia membutuhkan bantuan, terutama ketika ia meminta rekomendasinya untuk bekerja di UN Women.

Undangan pernikahan dari mentornya itu tentu saja dilangsungkan di Indonesia. Tempat paling ia hindari selama dua tahun terakhir ini. Sebenarnya, tak jarang tawaran untuk pulang ke Indonesia melalui proyek kerjasama bersama pemerintah Indonesia datang padanya. Namun seperti biasa, ia selalu menghindarinya.

Kali ini ia meminta bantuan Karin untuk menemaninya selama di Indonesia. Dulu, ketika Putri dan Chandra masih melajang, ia pasti meminta pertolongan mereka untuk hal seperti ini. Namun, dengan bayi kecil yang kini mereka miliki serta jabang bayi kedua yang dikandung Putri, ia pastinya tak tega.

Ia berdiri sejenak di depan restoran fastfood tersebut dan menghela nafasnya..

2..

Radith..

Tempat itu masih ramai dengan pengunjung yang sepertinya baru saja landing atau menunggu kerabat mereka yang belum sampai. Setelah memesan menu favoritnya, Ia kemudian menemukan tempat duduk yang kosong. Tak lama setelah ia duduk dan mulai menikmati makanannya, seseorang yang ia tunggu akhirnya datang.

"Ser.." Panggilnya dari kejauhan. Ia menoleh dan melihat Karin menghampirinya.

"Rin! Oh My God.. so long time no see.." Katanya lalu memeluk Karin sambil memegang makanannya di tangan kanannya.

"Abisin makanan lo dulu ya ampuun.."

"Iya.."

"Rame banget sih di sini.. what the hell all this people doing here at 1.00 in the morning?" Tanyanya sambil berbisik.

"They're hungry and they're eating.. gimana sih lo?" Celetuknya tak sadar jika perkataannya tadi mengingatkannya pada pria itu. Senyumnya perlahan memudar. Sejak di pesawat, ia telah mencoba mengalihkan pikirannya dari ingatan lamanya itu, namun ia tahu dalam lubuk hatinya ia tidak akan mampu.

3..

Radith..

Setiap kali ia mengenangnya, hatinya kembali teringat akan sakit yang pria itu torehkan di hatinya. Kebohongan yang Radith lontarkan padanya, bagaimana ia begitu mempercayai seluruh perkataannya kala itu. Waktu yang mereka habiskan bersama, moment intim mereka, semua sentuhan, dan belaian sayang yang mereka bagi sepanjang hari itu. Semua itu ternyata berlandaskan sebuah kebohongan.

Semuanya diperparah dengan fakta pahit bahwa Radith tidak akan pernah bisa menjadi miliknya. Tidak jika ia harus menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan.

"Alright.. gak perlu nge gas.." Kata Karin. "Sam jadinya gak ikut?" Iya lalu mengubah topik pembicaraan mereka.

"Iya.. ada meeting penting sama pihak WHO, jadi dia gak bisa mangkir." Katanya kembali melahap makanannya yang sempat terhenti. Namun kemudian ia mendengar sebuah lagu yang diputar di restoran cepat saji itu. Tubuhnya entah mengapa menjadi kaku dan debar jantungnya semakin cepat. Lagu itu belum pernah ia dengar sebelumnya, namun ia tahu siapa penyanyinya.

STRINGSWhere stories live. Discover now