Baekhyun berharap Joohyung bisa segera menghilang. Ia tidak nyaman, gelisah karena kehadiran Joohyung yang menciptakan suasana tak menyenangkan.

"Baekhyun. Liat gue."

Bukannya segera pergi dari sana, Joohyung kembali memanggil nama Baekhyun dan berusaha untuk mendapatkan perhatiannya. Chanyeol hanya memperhatikan gerak-gerik Joohyung tanpa melakukan apapun. Namun, kesiagaannya langsung meninggi dalam hitungan detik ketika Joohyung meraih pergelangan tangan Baekhyun, menariknya keras secara tiba-tiba dan membuat Baekhyun berdiri hingga hampir terjatuh sepenuhnya pada dada Joohyung.

Chanyeol bangkit dari tempat duduknya dan segera mencengkram lengan Joohyung yang mengenggam Baekhyun. Secara tidak langsung membuat dirinya berada di antara kedua orang itu.

"Lepas." Ia menggeram, memerintah Joohyung untuk segera melakukan apa yang ia katakan.

"Joohyung, please. Lepas." mohon Baekhyun. Seluruh penghuni kantin memandang mereka dan Baekhyun benar-benar tidak menyukai itu.

"Joo..."

Lagi-lagi Baekhyun memohon, meringis pelan dan berusaha menahan rasa sakit yang diciptakan Joohyung. Namun Joohyung tetap bergeming pada posisinya, mengabaikan permohonan Baekhyun. Joohyung menyebut ini perasaannya untuk Baekhyun? Rasa sukanya? Ia begitu kasar pada Baekhyun. Ini tidak pantas disebut sebagai rasa suka.

"LEPAS!" 

Teriakan Chanyeol menggema pada seluruh penjuru kantin, membuat suasana kantin yang dipenuhi oleh bisik-bisikan hening seketika.

Baekhyun juga menjadi salah satu dari orang-orang yang terkejut karena suara Chanyeol, tubuhnya tersentak.

"Lepas." Chanyeol menggeram rendah, sekali lagi memerintah Joohyung agar menurutinya. Menatap wajah datar Joohyung semakin membuat emosinya tersulut. Pada akhirnya, Joohyung melepaskan genggamannya pada Baekhyun, mengizinkan lelaki mungil itu untuk mengusap pergelangan tangannya yang kembali memerah, padahal bekas memar akibat waktu itu baru saja menghilang.

Baekhyun merasa kekuatan kakinya hilang begitu saja, membiarkan tubuhnya jatuh dan mendarat pada kursi yang ia duduki tadi.

Chanyeol mengabaikan Joohyung, lebih memilih untuk memusatkan perhatiannya pada sahabatnya yang sedang duduk di belakang. Ia berlutut di hadapan Baekhyun, meraih pergelangan tangannya yang memerah dan mengusapnya pelan. Tubuh Baekhyun yang begitu gemetar biasa ia rasakan dengan jelas dibawah genggamannya. Entah akibat menahan emosi atau apa. 

Decihan Joohyung tidak luput dari pendengaran Chanyeol sebelum langkah kakinya yang menjauh terdengar. Dengan kepergian Joohyung, untungnya, para pengunjung kantin memutuskan untuk kembali melakukan urusan mereka yang tertunda.

Baekhyun tidak lemah. Chanyeol tahu itu. Ia hanya memilih untuk tidak menggunakan kekuatannya, walau terkadang itu sangat dibutuhkan.

"Masalah dia apa sama lo?"

"G-gue-" Baekhyun terbata. Menemukan dirinya untuk tidak bisa mengungkapkan apa yang ia mau.

"Sshhh, gapapa. Tenang." Chanyeol menyelipkan surai rambut Baekhyun pada belakang telinga dan mengelus pipi berisi Baekhyun lembut.

"Dia brengsek." Baekhyun terengah-engah, mencoba untuk mengumpulkan keberanian.

"Dia gak mungkin suka sama gue. Dia gak mungkin kayak gitu. Gak mungkin, Yeol. Dia.. dia-" Ia sadar bahwa saat ini ia hanya berbicara terus menerus, tanpa alur, dan hanya mengeluarkan apa yang muncul di kepalanya. Membuat semua yang ia katakan terkesan tidak jelas dalam pengertian Chanyeol.

"Baekhyun." Chanyeol mencoba untuk menghentikan Baekhyun.

"Jahat. Dia jahat," tutur Baekhyun pelan.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now