Bab 13

1.1K 91 12
                                    

" Appa, maafkan aku telah membuat appa susah, aku memang anak menyusahkan kan. Pantas saja jika dia terus menerus menyuruhku mati, dia benar appa aku tak berguna, aku anak yang tidak tau diri... Hikss... Appa maafkan aku... Hikss... Dia selalu menyuruh ku mati...hiks...dan meneriaki ku. Aku lemah appa... Hiks..."

Aku menangis, mengeluarkan semuanya, tak sanggup jika ditahan lebih lama. Aku sudah tidak sanggup menahan ini semua.

" Maafkan appa telah membuatmu sampai seperti ini. Appa yang bersalah disini, appa tidak pantas menjadi appa yang baik untuk kamu, appa mana yang membiarkan putranya terkurung dalam kegelapan? Hanya appa yang buruk yang membiarkan itu terjadi. Tolong maafkan appa nak, jangan hukum tubuh kamu sendiri hukum appa saja. "

Aku menggelengkan kepala, ini semua bukan kesalahan siapapun. Hanya kesalahpahaman dan diriku yang terlalu lemah untuk menghadapi semuanya. Aku yang banyak mengeluh, aku yang kurang bersyukur, aku yang kurang berusaha untuk mendapat maaf dari kedua orangtuaku dan Jungkook.

" Lebih baik aku menyakiti diri sendiri daripada menyakiti kalian. "

Lebih baik begitu bukan? Aku lebih memilih menyakiti diriku sendiri dibandingkan harus menyakiti mereka.

" Jangan berpikir seperti itu nak, jangan hukum appa dengan menyakiti dirimu sendiri karena itu sangat menyakitkan untuk appa. "

Tanpa aba-aba appa memelukku membuat semakin tenggelam dalam kesedihan.

" Mungkin beribu maaf yang appa ucapkan tidak sanggup menyembuhkan luka di dalam hati kamu tapi appa mohon tolong usir dia pergi dari kepala kamu ya appa yakin kamu bisa karena sekarang ada appa dan Jungkook yang menemani Yoongi. Jadi Yoongi tak perlu dia lagi."

Aku menggeleng, tidak semudah itu untuk menghilangkannya.

" Aku tak bisa menghilangkan nya...hiks...aku lemah...hiks...appa... Hikss.... Aku benci diriku sendiri. "

Appa menepuk pelan punggungku berusaha menenangkanku.

" Appa akan berusaha menghilangkan dia, Yoongi mau kan ke psikiater?" Tanya appa.

Pertanyaan appa membuatku terdiam, apa kata orang jika aku pergi ke psikiater? Aku akan dicap gila dan mempermalukan nama baik keluarga. Aku tidak mau kembali di benci, aku tidak mau pergi ke psikiater.

" Aku tidak mau appa, aku tidak mauu... Hah... Aku akan dicap gila, bagaimana jika aku mempermalukan appa... Hikss.. Aku tidak mau dibenci oleh appa, eomma dan Jungkook... Hiks.. "

Panik seketika menyerangku, seluruh tubuhku gemetar dan tanganku menjadi dingin serta pikiranku sangat kacau.

" Nak tenanglah, tarik nafas pelan-pelan. Appa yakin kamu bisa. "

Appa berusaha menenangkanku dengan memberi intruksi untuk bernafas secara perlahan karena aku terlihat seperti kesusahan bernafas akibat panik menyerangku.

Setelah aku lebih tenang, appa kembali bertanya kepadaku apa alasan aku menolak pergi ke psikiater.

" Kenapa Yoongi tidak mau ke psikiater? Ini kan untuk kebaikan kamu, nanti appa akan temani bagaimana? Mau ya? "

Lagi-lagi appa menawari ku untuk pergi ke psikiater tapi tetap saja aku menolaknya mentah-mentah.

" Aku tidak mau di cap gila appa, nanti appa benci kepadaku lagi. Appa akan malu punya anak gila seperti ku...hiks..."

Aku kembali terisak, appa dengan cekatan memeluk ku berusaha menenangkanku diriku lagi.

" Appa tidak akan pernah membencimu lagi. Memangnya siapa yang mencetuskan jika pergi ke psikiater atau psikolog akan dianggap gila?" Tanya appa padaku

" Kata orang-orang Appa." Jawabku dengan pelan.

Memang benar kan, banyak stigma orang yang datang ke psikiater atau psikolog berarti orang itu gila, mentalnya sakit dan lain-lainnya yang semakin memperburuk keadaan.

" Lihat Appa!" Pinta appa, aku segera melihat wajah appa lebih tepatnya mata appa.

" Tidak akan ada yang menghinamu, itu hanya stigma orang yang salah, jadi jangan pikirkan perkataan mereka ya appa selalu menemanimu. Jadi Yoongi mau ya konsultasi ke psikiater?"

" Ba...baik appa."

Aku mengangguk ragu, masih ada rasa was-was walau hanya memikirkan nantinya konsultasi pada psikiater.

Semoga ini keputusan yang benar aku menyerahkan semua padamu Tuhan. Terimakasih Tuhan telah memberikanku kebahagian yang telah lama hilang dari hidupku.


»»——⍟——««


Author POV

Beberapa hari kemudian

Yoongi sudah diperbolehkan pulang dengan catatan tidak boleh terlalu tertekan dan selalu rutin meminum obat. Saat ini Sehun mengemasi pakaian Yoongi dan memasukkan ke dalam tas dengan rapi dan memeriksa semua barang agar tidak ada yang tertinggal.

Sedangkan Jungkook hanya duduk mendampingi Yoongi di atas ranjang, dia sengaja duduk disamping Yoongi, agar Yoongi tak membantu Sehun untuk berkemas.

Dasar anak durhaka- Sehun yang ternistakan oleh anaknya sendiri

" Yoongi hyung."

Panggil Jungkook, Yoongi menoleh dengan tatapan seperti bertanya.

" Yoongi hyung jangan pernah berpikir untuk pergi dari dunia ini lagi ya. Jungkook nanti sendiri, nanti Jungkook gapunya Hyung yang melindungi adiknya." Ucapan Jungkook membuat Yoongi terenyuh, dia menyesal karena pernah melakukan hal yang membuat adiknya sedih.

" Hyung minta maaf ya, saat itu Hyung sedang kalut. Hyung janji akan selalu melindungi mu bahkan nyawa taruhan sekalipun." Perkataan tulus Yoongi dan senyuman manisnya mampu mengundang senyuman lucu dari Jungkook. Sudah lama Jungkook tak melihat senyum manis dari Hyung nya.

" Appa sudah selesai berkemas nya, sekarang kita pulang ya."

Tiba-tiba Sehun menyela, membuat decakan malas dari Jungkook sedangkan Yoongi hanya terseyum tipis.

" Appa ini kenapa cepat sekali beres-beresnya. Aku kan masih ingin mengobrol dengan Yoongi hyung."

Jungkook berucap dengan nada kesal ditambah raut wajah cemberut yang menggemaskan. Rasanya Yoongi dan Sehun ingin  mencubit pipi gembul nya.

" Eh, Jungkook ingin mengobrol di rumah sakit ini? Tidak mau mengobrol di rumah?" Tanya Sehun dengan nada menggoda dan berhasil Jungkook tidak lagi cemberut dan langsung bersemangat.

" Hehe, tidak mau appa. Jungkook mau mengobrol sepuasnya dengan Yoongi hyung di rumah. Ayo appa cepat pulang!"

Kali ini giliran Jungkook yang semangat untuk pulang cepat dan banya bercerita pada Yoongi. Hal itu mengundang gelak tawa dari Sehun dan Yoongi.

" Baiklah ayo cepat, Jungkook bantu Yoongi ya."

" Siap appa." Jungkook berucap sembari berpose seperti hormat.

Namun sebuah suara mampu menghentikan langkah Sehun dan Jungkook.

" Tapi eomma.....






~TBC~

Keep enjoy okay....

Next chapter ending

I Hate My Life || Yoonkook [√]Where stories live. Discover now