#Hanya Jarak. (3)

1.2K 158 3
                                    

Sambil didengar ya, lagunya. <3

                                          ———

                                          ———

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                                         ———

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                                         ———

Arthit mengutuk dirinya sendiri, memukul kasurnya berkali-kaliㅡ tidak terima mulut bodohnya jujur kepada Kongpob malam ini. Padahal, sedari pagi ia sudah menahan sekeras mungkin untuk tidak mengatakan kata-kata terkutuk itu. Namun sayang, saat langit Surabaya mulai membuat jalanan basah dan petirnya saling bersahutan, ruang kosong dalam hati Arthit mulai dipenuhi rasa rindu.

Biasanya saat seperti ini, Kongpob akan menemani dan mengatakan petirnya akan membaik. Cerita ringan akan menemani malam mereka berdua, tentang keluarga ataupun masa kecil. Hingga petir yang bergemuruh itu perlahan kembali bersembunyi. Namun kenyataannya, mereka sedang dipisah ratursan kilometer jauhnya.

Rindu. Ternyata jarak memang berperan penting. Arthit mencoba untuk menerima, bahwa ia; merindu.

Sisi lain, Di bawah cerahnya langit Bandung, seorang lelaki sedang bergembira. Hatinya bersorak-sorai mendengar langsung kekasihnya mengatakanㅡ kata-kata yang biasanya akan dihindari. Jika ia tak mempunyai tanggung jawab penting, ia rela mengejar kereta terakhir untuk menyusul pria manis yang sekarang cukup jauh untuk didekap.

Tangannya meraih dompet yang berada di meja nakas, membukanya untuk melihat potret yang ia simpan. Bibirnya membentuk senyuman, melihat betapa manisnya Arthit disana, dan jugaㅡ tak sabar meletakkan wajah kecil kekasihnya disamping potret mereka berdua. Tangannya mengeluarkan foto tersebut agar lebih jelas dilihat, lalu Kongpob memotret kembali dan meletakkan lagu untuk kekasihnya di cerita yang akan ia unggah.

Perasaan rindunya semakin membuncah, melihat Arthit membalas dengan mengunggah potret yang biasanya tidak ingin orang lain lihat.

Rasa cemas mereka perlahan tertutup, karena Kongpob dan Arthit tau, bahwa yang memisah hanya jarak, dan mereka; akan segera bertemu.

                                         ———
Larungkan cemas, mereka berdua masih tetap berada di bawah satu langit dengan perasaan yang sama.

                                         ———Larungkan cemas, mereka berdua masih tetap berada di bawah satu langit dengan perasaan yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya Jarak, selesai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hanya Jarak, selesai.

———

Hi! Ternyata udah seminggu gak update, gak kerasa banget. Semoga suka sama chapter hari ini, ya! Semoga hari kalian jadi makin baik. Maaaaaf banget kalau kurang memuaskan. Have a great night! Jangan lupa bahagia, ya♡

SOTUS: jika di Bandung. Where stories live. Discover now