11. kabar

520 89 34
                                    


"Betul seratus kali ketukan pintu?"

Hoseok meletakkan tangannya di bawah dagu, kebiasaan nya saat ia sedang mengingat ingat atau berpikir tentang sesuatu.

"Hmm mungkin tidak genap seratus karena aku cuma bisa berhitung sampai sepuluh"

Hoseok tersenyum lebar. Yunki pun begitu.
Sampai tiba tiba satu pukulan melayang ke pipi hoseok.

"Berisik kau jambu!"

Setelah pergulatan panjang mencapai final dengan pemenang tetap min yunki, akhirnya hoseok membuka mulut tentang maksud kedatangannya.

"Sebenarnya aku kesini ingin membicarakan sesuatu denganmu"

Yunki berharap ini adalah sesuatu yang benar benar penting. Yunki harap hoseok datang dengan informasi yang lebih dari sekedar 'kira kira jumlah belang di zebra ada berapa ya?'. Ya, hoseok banyak berbicara, dan memikirkan hal hal tidak penting sejujurnya.

Bahkan hoseok pernah membelah sepuluh apel hanya untuk memastikan mereka punya pola kulit yang sama. Yunki tidak tahu, apakah dia terlalu jenius, atau hanya buang buang waktu.

"Apa?, Aku harap ini sesuatu yang benar benar penting karena aku tidak mau tahu tentang berapa senti sebenarnya gumpalan awan hari ini"

Hoseok mengerutkan dahi, "apa apaan? Kau kok jadi aneh?"

Kau yang aneh!. Yunki rasanya ingin menonjok laki laki di depannya sekali lagi.

"Hhh! Terserah, apa yang akan kau katakan hos?"

"Kau ingat kan aku akan membantu mu membalaskan dendam?"

Yunki mengangguk "tentu aku ingat, memangnya apa yang akan kau lakukan dengan itu? Kita masih bocah kecil ingusan yang tidak tahu apa apa kan?"

Benar, hoseok tidak akan menyalahkannya jika yunki bicara seperti itu. Tetapi hoseok rasa, berdiam diri dan tidak melakukan apa apa sangat bukan seperti dirinya.

" Sejak kapan kau jadi pesimis begini bos?"

Hoseok terkekeh. Kemudian mengulurkan kertas yang berisi tulisan yang tak terlalu rapih, seolah yang menulisnya sedang terburu buru. Yunki mengamati tulisan itu, lalu melirik sahabatnya dengan tatapan tak paham.

"Ini apa?"

"Ini adalah surat, yang ditulis cepat tentu saja"

Hoseok mengambil kertas itu dari tangan yunki, kemudian membaca isi dan menceritakan bagaimana ia bisa mendapat surat itu.

"Aku bertemu seseorang yang tinggi, dan tampak sangat meyakinkan. Jadi aku memintanya untuk menjadi guru kita"

"Dan surat ini untuk ?"

"Untuk membuat kau percaya, dan berguna sebagai memo yang mencatat kapan kita akan bertemu kembali"

Keduanya saling melempar pandang, kemudian tersenyum menampilkan sederet gigi rapih milik mereka berdua.

"Mengapa kau jadi sangat pintar hoseokie!!, Ini bisa jadi peluang yang bagus untuk mengasah kemampuan kita berpedang!"

Hoseok tampak bangga pada dirinya, menyilangkan tangan di depan dada lalu semakin menyombongkan diri.

"Kita tidak boleh menyia nyiakan kesempatan ini yunki! Besok mari datang ke tempat yang tertulis di sana" ucap hoseok dengan semangat.

Yunki mengangguk semangat. Lalu pemuda itu bangkit dari tempatnya, mengulurkan tangan untuk membantu hoseok dari lantai. Dengan mantap menjabat tangan sahabatnya kemudian keduanya tertawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

futago | ymWhere stories live. Discover now