[26]

6.5K 1K 98
                                    

Satu hari, berlalu. Kemaren Seulgi sadar dari tidur panjangnya dan langsung diperiksa oleh dokter. Dokter mengatakan kalau kondisi Seulgi mulai membaik, namun harus tetap butuh perawatan.

Seulgi juga sudah melihat Lisa serta Yerim yang berada di sisinya. Membuat Seulgi menangis terharu, begitu juga dengan Lisa dan Yerim yang saat itu juga langsung memeluknya. Seulgi memang tidak mengatakan banyak hal saat melihat Lisa dan Yerim, mengingat kondisinya yang masih lemas untuk berbicara banyak. Namun, Seulgi sangat senang setelah sekian lama bisa melihat dua adik terakhirnya.

Ia bersyukur karena masih diberikan napas untuk menjalani hidup setelah kecelakaan. Walau dirinya juga sedih, karena saudari kembarnya belum bangun sampai sekarang.

"Berapa lama Kakak tertidur Li?" Seulgi bertanya pada Lisa yang sedang menyuapinya.

Di ruang inap hanya ada Lisa, Yerim, Seulgi, dan Seungwan yang masih belum sadar. Sedangkan Jessica sedang mengurus storenya, Krystal sedang ada jam kuliah, dan Chaeyoung belum pulang sekolah.

Tadi jam pulang sekolah Lisa dan Yerim lebih cepat, karena guru mereka mau mengadakan rapat. Makanya jam pulangnya berbeda dengan Chaeyoung.

"Mungkin seminggu ada Kak," jawab Lisa sambil menyendok bubur dan menyuapkannya ke Seulgi.

Seulgi membuka mulutnya dan melahap bubur tersebut. "Lama banget ya."

"Banget Kak, padahal Yerm udah kangen banget sama Kakak." Yerim menimpali sambil memeluk Seulgi dari samping.

Seulgi terkekeh. "Kakak juga kangen banget sama Adik bayi Kakak yang satu ini. Padahal dulu belum bisa ngomong sama sekali. Eh sekarang malah bawel banget."

"Ih...Yerim udah bukan bayi lagi Kak! Kenapa sih pada bilang Yerim itu bayi? Entah itu Kakak, Kak Seungwan, Kak Lisa, Kak Chaeng, Kak Ital, dan Kak Jess. Padahal jelas-jelas Yerim udah besar, udah kelas enam." Yerim protes sambil menunjukkan enam jari tangannya.

"Itu mah namanya kamu nyebutin semua yang manggil kamu bayi," cibir Lisa.

"Kelas enam tuh masih kecil tau. Belum besar, masih anak-anak."

"Udah besar ih Kak!" keukeuh Yerim.

"Belum, itu masih bayi. Masih piyik, dan sampai kapan pun kamu tuh pasti Kakak anggap bayi." Seulgi belum puas meledek Yerim.

"Ih...Kakak mah..." rengek Yerim.

"Terima aja sih kalau kamu itu masih bayi, dan udah deh Yerm jangan ajak Kak Seul ngomong lagi. Nanti ini Kak Seul makan gak selesai-selesai," ucap Lisa sambil menyuapi Seulgi.

"Lah kan Kak Seul yang ngeledek Yerm duluan. Kok jadi Yerm yang disalahin," keluh Yerim.

"Iya-iya Kakak yang salah deh," ucap Seulgi.

"Nah gitu dong," ucap Yerim lalu turun dari ranjang Seulgi menuju pintu keluar.

"Heh, mau kemana kamu?" tanya Lisa.

"Nungguin Kak ital datang, karena katanya mau bawa es krim."

"Yaudah tunggunya duduk aja di sofa. Jangan di depan pintu kayak apaan tau," ucap Lisa membuat Yerim menurut untuk duduk di sofa.

"Kalian selama Kakak dan Seungwan sakit, kalian diurus dama Kak Jess dan Ital?" tanya Seulgi.

"Iya Kak, mereka baik banget ya. Kalo nggak ada mereka, pasti sekarang aku, Yerim, dan Chaeyoung lagi bingung karena nggak ada yang membantu kami."

"Mereka emang baik banget sih."

Lisa menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan perkataan Seulgi.

Search Where stories live. Discover now