[15]

7.1K 1K 126
                                    

"Manja banget ih sama Krystal kamu mah," ucap Seulgi yang melihat Chaeyoung memeluk Krystal.

"Gapapa ya, Chaeng. Chaeng kan juga Adiknya Kak Ital ya," ujar Krystal.

"Betul Kak, yang penting cuma sama Kak Ital dan sama Kak Gi ini. Chaeng manjanya. Bukan sama orang lain," jawab Chaeyoung sambil melepas pelukannya dengan Krystal.

"Maaf ya Tal, jadi lo yang ngelayanin pelanggan sekalian jaga kasir. Karena gue barusan jemput Chaeyoung di sekolahnya."

"Santai aja Gi, lagian pelanggannya cuma satu doang, yaitu yang baru keluar pas lo dateng."

Kafe Krystal, hanya mempunyai satu orang barista, satu pelayan, dan satu kasir. Tadi kebetulan pelayannya tidak masuk karena sakit. Lalu Seulgi izin sebentar untuk menjemput Chaeyoung. Maka jadi lah Krystal yang melakukan tugas pelayan dan kasir sementara.

"Kamu ganti baju dulu sana Chaeng. Ganti di ruangan Kakak aja," ucap Krystal sambil mengusap pucuk kepala Chaeyoung.

"Okay Kak," ucap Chaeyoung sambil berjalan menuju ruangan Krystal.

"Gue juga mau ambil apron gue dulu ya Tal," ucap Seulgi bergerak menuju ke dekat kasir, tempat apron nya berada.

"Nanti dulu, lagian belum ada pelanggan ini. Gue mau ngobrolin sesuatu dulu sama lo," ujar Krystal sambil menahan tangan Seulgi.

"Ngobrolin apa?" tanya Seulgi, tidak jadi melanjutkan langkahnya menuju dekat kasir.

"Setelah gue pikir-pikir, gimana kalo lo dan Chaeng pindah ke Seoul lagi? Jadi, lo dan Chaeng gak usah bolak-balik Ansan-Seoul, kalo mau ke psikiater Chaeyoung. Karena menurut gue, lo lebih baik balik lagi ke Seoul. Apalagi itu bisa jadi mempermudah lo ketemu sama saudari lo yang lain. Gimana?"

"Kok mendadak gini deh Tal?"

"Emang iya sih mendadak banget gue bilangnya, tapi gue udah memikirkan ini matang-matang."

"Tapi di sana sekolah Chaeyoung gimana? Lo sendiri gimana di sini? Gue juga bingung nanti kerja apa di Seoul dan tinggal dimana di sana. Seoul kan kota lebih besar daripada Ansan. Kehidupan di sana kayaknya lebih keras."

Krystal, sejak lahir tinggal di California. Namun saat tamat SMP, pindah ke Korea karena pekerjaan orang tuanya kembali dipindahkan. Krystal beserta sang Kakak pun ikut pindah ke Korea.

Saat itu, Krystal memutuskan untuk masuk SMA dengan tinggal bersama Kakek-neneknya di Ansan. Jadi Krystal dari SMA hingga sekarang berada di Ansan dan tinggal di rumah Kakek-Neneknya. Sedangkan orang tua beserta Kakaknya tinggal di Seoul.

"Gue? Gue juga pindah ke Seoul. Gue disuruh pindah sama Kakak gue. Makanya gue juga ngajak lo buat pindah. Kakak gue bilang, kalo gue mau lanjut kuliah, di Seoul aja. Buka kafe di Seoul juga. Apalagi dia tau kalo kafe gue itu masih gak terlalu banyak pelanggan. Makin-makin aja itu orang nyuruh gue pindah dengan iming-iming kalo gue buka kafe di sana pasti lebih banyak pelanggan."

"Emang lo di sana udah yakin mau kuliah?"

Krystal setelah lulus SMA itu tidak langsung melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, karena dia lebih memilih membuka cafe dahulu, yang kini menjadi tempat kerja Seulgi.

"Yaa...mau gak mau. Soalnya gue udah disuruh terus sama Mama, Papa, dan Kakak."

Seulgi tersenyum hambar, dirinya juga sangat ingin merasakan bangku kuliah seperti Krystal dan teman-temannya yang lain. Tanpa harus bingung dan pusing memikirkan biaya kuliah yang ada.

Krystal yang mengerti dengan apa yang Seulgi pikirkan. Segera mengeluarkan pomselnya dan menunjukkan chatnya bersama sang kakak beserta surat yang berbentuk pdf. Seulgi pun segera membaca dari apa yang ditunjukan oleh Krystal.

Search Where stories live. Discover now