Bagian 8 - Komitmen

Start from the beginning
                                    

"Kamu mau ngajak aku kemana?" Kejora membuka suara disana

"Mau ngajak ke taman kota yang baru dibuka, cantik banget tempatnya, sama cantiknya kaya bintangnya saya" Doyoung menggenggam lekat jari perempuannya itu dan dikecup beberapa kali olehnya.

"tsk, gombal? tumben mainnya ke taman?" Kejora mengernyitkan keningnya perlahan

"Emang kamu mau diajak kemana? Check in kaya Johnny sama Lea?"

Kejora sedikit mendengus disana "nggak ah, main di hotel udah biasa"

"Oh jadi rupanya kamu sering?" tanya Doyoung sarkas.

"Ih bukan gitu! maksud aku udah terlalu mainstream Sir, mana pernah sih kita main ke hotel?" celetuk gadis itu.

"Ya iya karena kamu nyaman dirumah saya, iya kan?" tebaknya

Senyumnya terulas rapih, Kejora memang sangat nyaman berada di rumah Doyoung yang bahkan ia merasa tempat itu dianggap seperti rumahnya sendiri sekarang.

Setelah mengitari beberapa taman kota disana, kini sampailah pada sebuah taman kecil tak terlalu luas yang biasa digunakan untuk sekedar berjalan - jalan, bagi yang ingin menikmati sejuknya dedaunan hijau juga pohon yang masih lebat rambut daunnya.

Tempat itu biasa digunakan sebagai pesta terbuka seperti Outdoor Wedding Ceremony atau acara tak resmi yang lainnya seperti kemah atau digunakan untuk shooting.

Beberapa hari yang lalu tempat itu digunakan untuk acara pernikahan terbuka, yang mana dekorasi bunga yang memeneli sebagian kursi serta dekornya yang belum musnah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Beberapa hari yang lalu tempat itu digunakan untuk acara pernikahan terbuka, yang mana dekorasi bunga yang memeneli sebagian kursi serta dekornya yang belum musnah.

Alas putih yang disulap layaknya red carpet menambah kesan estetik dari acara yang sudah selesai di gelar disana. Tidak ada yang tau kenapa tempatnya belum diangkut, atau mungkin tempat itu dijadikan sebagai spot khusus untuk melaksanakan party atau semacamnya.

Doyoung berlari ke ujung altar dengan gesitnya, belum sampai 2 menit rupanya ia sudah sampai pada penghujung altar yang menunggu disana.

"Kejora!" namanya dipanggil dengan lantang oleh pria itu

Kejora yang belum sadar sepenuhnya tentang yang dilakukan Doyoung ──hanya menunggu di penghujung yang lain dan belum mau bergerak.

Saya akan menunggu disini. Di penghujung altar, berdiri seorang diri ─menunggu kedatanganmu, menyambut hangat genggam tanganmu, mengucap janji - janji suci bersama. Melakukan hal yang menyenangkan di sepanjang hidup, menikmati pergantian musim yang tak menentu. Menua bersama sambil menunggu dunia menutup waktunya. Kejora, saya ingin hidup bersamamu.

Doyoung merentangkan tangannya lebar, mengisyaratkan bahwa gadis itu harus segera datang padanya secepat mungkin.

Langkah kecilnya dimulai pelan - pelan. Doyoung masih setia menunggu di penghujung sana ──masih sanggup menahan rentangan tangannya dan sudah tak sabar untuk dapat merekatkan tubuh mereka.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now