His London Trip

Mulai dari awal
                                    

Cklek!

Dengan pintu kamar yang hampir tertutup, Sasa mengintip dari balik daun pintu. Hanya dengan mata satu, Sasa lihat Saga baru membuka sepatu.

Setelahnya pria itu menggeret kopernya ke ruang TV, duduk bermain HP sebentar di sofa tengah. Benar-benar tepat di depan speaker Sasa! Perfecto! Suara dengan kekuatan penuh! Teriakan kuntilanak itu akan berada tepat di depan Saga!

Sasa dengan semangat-45 memilih video paling atas dari pencarian Youtube-nya. Mulutnya sudah tak kuat menahan tawa membayangkan suara hantu menggelegar di rumah yang gelap gulita tengah malam.

This is my welcome-back song, Pak. Enjoy!

Nit.

Satu…

Dua…

Tiga…

“DI SHOPI PI PI PI PI PI PI.”

ANJIIIIRRRR ADA IKLAAAANNNN!!!!!!

Sasa lupa dengan kemungkinan iklan yang terputar sebelum video yang ia klik dimainkan.

Bukannya Saga yang shock, justru Sasa di kamar yang kaget hingga berguling-guling.

“DI SHOPI PI PI PI PI PI PI.”

AAAAAAAAAA!

Seratus delapan puluh derajat dari ekspektasi Sasa, ia sampai mengacak-acak rambutnya di kamar.

SEMUANYA DI SHOPIIIIIIII!

“Sa keluar ini ambil oleh-olehnya.”

Ngok.

Benar-benar antiklimaks yang sesungguhnya. Sasa keluar kamar dengan keadaan rambut yang ia acak-acak sudah berantakan. Dengan keadaan video hantu baru mulai terputar, kedatangannya di ruang TV disambut suara kuntilanak yang menggelegar.

Saga tak kuat menahan tawa mengulurkan tangan memberi oleh-oleh Sasa.

"Saya masih nggak ikhlas Pak." Itu kalimat pertama penyambut Saga. Sasa lalu mematikan speaker nya. Suara kuntilanak yang mendadak hilang membuat rumah menjadi sunyi kembali. "Saya maluuuu."

"Pagi itu saya panik Sa." Saga masih berbicara dengan nada meledek. "Lagian kamu juga nggak bangun-bangun. Untung ada CCTV rumah, kalo nggak, lebih malu lagi kamu pasti dibanguninnya sama Juna. Saya kan pagi itu udah bilang ke dia kunci rumah cadangan ada di bawah keset kalo kamu diketok-ketok nggak nyaut."

IHHH YA AMPUN AMIT-AMIT! Sasa bergidik sendiri membayangkan kalau Juna yang membangunkannya di kamar waktu itu.

"Kok saya baru tau sih Pak di rumah ada CCTV??!!"

"Kamu tuh orangnya emang nggak pedulian, rumah sendiri aja nggak tau. Waktu itu kan saya pasang sama tukang CCTV nya dateng ke rumah, disambungnya ke HP saya." Saga kembali menjulurkan tangannya. "Ini btw oleh-oleh nya, kamu mau nggak?"

"Eh iya hehe." Secepat itu Sasa dapat terdistraksi. Dan dalam hitungan detik wajah muram Sasa bisa hilang membuka kotak kecil yang Saga berikan.

Saga membelikannya miniatur rumah Sherlock lengkap dengan ornamen-ornamen dindingnya. Bangku-bangku dan buku yang hanya sekecil jari Sasa membuatnya menggigit bibir gemas. "Pak ini lucu banget!!!!"

"You're welcome."

Ngok.

Dasar tukang sarkas!

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang