"Oh Pak Saga.."

"Oh Sarah Anjani.."

Sarah Anjani..

Sarah.. Anjani..

"SARAH ANJANIIIII BANGUUUUUNNNN!!"

"HAH?!?!" Sasa langsung bangkit dari kasurnya dengan cahaya matahari yang sudah meninggi.

"SARAH ANJANI TAPIHERUUUU!!!"

"APAAN SIH?!" Sasa buru-buru keluar kamar, mengecek HP pun tak sempat. Kepalanya masih pusing baru bangun tapi Saga terus saja berteriak.

Tapi Sasa lebih kaget lagi ketika ia keluar kamar mendapati rumahnya sudah kosong.

"SASA! SAYA DI SINI SASA!!!"

"HAH?!" Namanya orang baru bangun tidur, rambut Sasa saja masih mengembang, bagaimana Sasa bisa berpikir lurus Saga ada di mana.

Koper yang tadi malam ada di depan kamar Saga tak ada. Sasa buka pintu kamar Saga juga kamarnya tak diisi siapa-siapa. Jam di dinging sudah menunjukkan pukul delapan, jika Sasa ingat lagi, Saga pasti sudah berangkat dari dua jam yang lalu.

"SAAA SAYA DI SINIIII! DI ATAS NENGOK KE ATAS!!"

Dengan mata sayup-sayup Sasa mencoba naik ke tangga. "Bapak ngide banget sih kayak lagi MOS SMA saya dibangunun begini!!!"

"NGGAK USAH NAIK KE TANGGAAA SAYA DI SUDUT RUANGAN SAAAA SAYA DI CCTV!!! CCTV DEKET PINTU BELAKANG YANG MENGHADAP TV!!!"

"HAH?!" Sejak kapan di dalam rumah mereka ada CCTV? Sejak kapan juga CCTV nya bisa secanggih ini?

"SA URGENT BANGET SAYA KETINGGALAN DOKUMEN PENTING YANG SAYA TARO DI NIGHTSTAND SEBELAH TV, BERKAS DI MAP KUNING TOLONG ANTER KE BANDARA SEKARANG JUGA."

"HAAAAHHHHH??!!!"

Sasa benar-benar ikut panik. Ia yang ada di tangga buru-buru lari ke depan TV. "DI SINI PAK?"

"IYA COBA BUKA DI SITU."

Suara rumah bising dengan speaker CCTV yang menggema, juga dengan Sasa yang menjawabnya harus sambil berteriak.

"BUKAN DI YANG PERTAMA, DI YANG KEDUA."

Setelah mendapatkan berkas sesuai clue Saga, Sasa pun langsung mendekatkan dirinya ke CCTV. "INI BUKAN PAK?"

"IYA ITUUUU. ANTER KE BANDARA SEKARANG JUGA NGGAK USAH MANDI SAYA BURU-BURU INI NUNGGU KALIAN DI LUAR TERMINAL TIGA. JUNA UDAH MAU NYAMPE RUMAH JEMPUT KAMU SEKARANG."

"HAH?!" UDAH GILA LU YA??!! "PAK SAYA KE BANDARANYA SAMA PAK JUNA?!"

Saking paniknya Sasa, ia bahkan tak tahu harus melakukan apa dulu. Bersih-bersih dulu? Ganti baju dulu? Berdandan paling cantik untuk jalan-jalan sama Juna dulu?

"INGET YA NGGAK USAH MANDI!!! SAYA BUTUH CEPET! KAMU DARI TADI SAYA TELFON NGGAK DIANGKAT-ANGKAT SAMPE SAYA HARUS TERIAK DARI CCTV!"

BODO AMAT ANJIR GUE HARUS BERSIH-BERSIH KETEMU PAK JUNA DASAR NYUSAHIN LU!!

Tidak peduli dengan omongan Saga, Sasa langsung berlari menyikat gigi dan mencuci muka.

Ting-tong!

ASTAGAAA! Pasti yang datang adalah Juna.

Kenapa gue sial banget siiih! Andai aja gue bangun lebih pagiii!!! Jantung Sasa berdegup kencang. Sasa bahkan tak sempat mengganti piyamanya, buru-buru ia mengambil berkas dan HP-nya.

"CEPETAN YA SA." sudah tinggal melangkah keluar saja Saga masih berteriak di CCTV.

"BACOT LU ANJIR."

Sasa lalu menghela napas berkali-kali sebelum membuka pintu. Bagaimana ini? Bertemu dengan Juna dengan keadaan benar-benar baru bangun tidur? Rambutnya hanya disisir dengan tangan, memakai lipstick pun tak sempat, beberapa bagian wajahnya juga mungkin masih bengkak akibat baru bangun tidur...

Ya Tuhan, semoga Pak Juna nggak ilfeel ngeliat gue kayak gini...

***

Untung saja Juna memang benar-benar baik, meski Sasa berpenampilan beda jauh dari yang biasanya terlihat di kantor, Juna tak tampak risih atau bagaimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untung saja Juna memang benar-benar baik, meski Sasa berpenampilan beda jauh dari yang biasanya terlihat di kantor, Juna tak tampak risih atau bagaimana. Bahkan tadi Juna memujinya.

"Maaf ya Pak saya masih kayak gini. Bener-bener belum siap-siap..."

"No no it's okay, tetep cantik kok."

Anjirrr Pak Juna... Bagaimana Sasa tidak dagdigdug di dalam mobil? Berduaan dengan Kapten Ri hidup Sasa di pagi hari ditemani mentari pagi.

"Pak katanya lewat Semanggi aja soalnya nggak macet." Sasa mencoba mengajak bicara.

"Iya emang mau lewat situ kok. Saya sambil cek Google Maps juga."

"O-o-oke.."

Sama seperti Sasa, sebenarnya Juna juga bingung mengapa Saga memintanya tolong. Mungkin karena mereka teman lama, tapi masalahnya, Saga tau kan Juna menyukai Sasa? Saga kan tau bagaimana hubungan Juna dengan pacarnya. Saga tau Juna sudah benar-benar putus dengan pacarnya kali ini, and that Juna is single-mingle right now.

Mengapa antar Sasa ke bandara, Saga harus meminta Juna? Berduaan dengan Sasa begini, meski dengan Sasa yang panik, apa Saga tak takut istrinya itu malah dilirik?

The Proposal | A Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang