"Jadi lo beneran Lili?"

Celine mengangguk, Cia langsung memeluk Celine.

"Gue kangen sama lo"

"Me too, Ci"

"Tunggu deh, kenapa lo gak bilang dari awal kalau lo itu Celine?"

"Gue berusaha buat ngomong, tapi gue males, lo jutek banget sih, di jawab juga cuman iya, oh, ehm, enggak doang. Bete gue"

Cia terkekeh.

"Berarti lo udah tahu dong kenapa gue selalu kasih lo coklat?"

"Jelas, dari lo kecil kan lo alergi coklat, dan yang gue ingat waktu gue isengin lo, gue bikin lo makan coklat dan lo berujung di rumah sakit, dengan seluruh badan lo merah-merah"

"Hahahaha" keduanya tertawa bersama mengingat kejadian itu.

"Jangan sedih lagi soal tadi, lo udah menang, Ci. Orangtua lo aja yang nggak tahu kejadian yang sebenarnya"

"Maksudnya?"

"Kemarin gue gak sengaja lihat kejadian lo nolongin anak kecil, dan gara-gara itu lo jatuh, dan itu pasti berefek ke kaki sama tangan lo yang buat lo gak bisa maksimal di lomba ini"

Cia mengangguk kecil.

"Ehm" Cia dan Celine meliha ke asal suara.

"Glen?"

"Udah selesai?" Tanya Glen, Celine mengangguk.

"Lo udah tahu?" Tanya Cia.

"Iya, waktu itu Celine udah cerita sama gue, makanya beberapa hari terakhir gue keliatan akrab sama dia" Cia mengangguk mengerti.

🌱🌱🌱

Cia-gadis itu sedang termenung di taman, ia menatap ke depan dengan tatapan kosong.

"Maaf, mom, dad. Cia udah bikin malu keluarga kita" gumamnya.

Air matanya mulai menetes, ia kecewa pada dirinya sendiri, seharusnya ia bisa lebih cepat lagi, seharusnya ia mengabaikan rasa sakit di kaki dan tangannya, seharusnya ia bisa menang.

"Lo masih sedih?" Tanya orang yang baru duduk di sampingnya, Cia menoleh.

"Leo?"

"Jadi, lo masih sedih?" Tanya Leo.

Cia tidak menjawab, tanpa ia jawab pun ia yakin Leo pasti tahu jawabannya karena melihat Cia menangis.

"Udah, Ci. Lo gak perlu sedih lagi, lo emang gak dapat juara satu kali ini, tapi bukan berarti selanjutnya lo akan gagal lagi kan? Kunci keberhasilan adalah kegagalan, setiap kita gagal, kita akan belajar dari kegagalan itu untuk memperbaiki di kedepannya"

"Gue kecewa sama diri gue sendiri, gue udah bikin malu keluarga gue, ini cuman tingkat nasional, tapi gue gak bisa dapatin juara satu, gue udah bikin semua keluarga dan pendukung gue kecewa" ujarnya begitu saja.

Cia sendiri kaget kenapa ia bisa mengatakan semuanya kepada Leo, ibaratnya ia bisa terlalu terbuka dengan orang yang baru masuk ke kehidupannya. Padahal dengan Celine dulu, sebelum ia tahu Celine adalah Lili, ia tidak seterbuka ini.

"Lo udah ngelakuin yang terbaik, Ci. Lo gak perlu sedih kayak gini lagi"

"Thanks"

Mungkin memang benar dia sudah melakukan yang terbaik, dia sudah berjuang, hanya saja kali ini bukan keberuntungannya. Toh, ia kalah juga bukan karena dia yang bermalas-malasan latihan, bukan karena dia sengaja ingin kalah, tapi karena kejadian kemarin yang membuat kaki dan tangannya sakit, tapi ia tidak menyalahkan anak itu atau pun kejadian itu, toh ia senang bisa menolong anak itu.

Orangtuanya saja yang tidak mengerti dirinya, mereka mungkin kecewa pada dirinya, penggemarnya juga mungkin kecewa pada dirinya, tapi mereka tidak tahu apa yang terjadi sehingga ia tidak bisa meraih juara satu, mereka tidak tahu, dan mungkin tak akan pernah tahu. Karena yang mereka pedulikan hanyalah hasil akhir, dan selebihnya, mereka menutup mata untuk itu.

🌱🌱🌱

Cia sudah sampai di rumahnya, ia berdiri di depan pintu, gadis itu menghela nafasnya.

"Orang yang membuat keluarga kita malu sudah pulang" ujar Charles.

Cia mengabaikan perkataan Charles, karena pandangannya tertuju pada orang yang ada di dalam rumah yang besar itu.

TBC

05.06.2020

Cindy Caroline


CHIARA (Completed)✅✔Where stories live. Discover now