Danil berhenti tepat di depan perpustakaan. Dada cowok itu naik-turun, berusaha menormalkan napasnya yang tersengal. Namun begitu, Danil tetap berjalan masuk perlahan, ke tempat di mana Radea biasanya duduk.
Langkah Danil berhenti saat melihat ada dua orang lima meter di depannya. Kedua orang itu sedang duduk bersampingan, sangat dekat. Jantung Danil memompa semakin cepat saat melihat itu. Tangannya mengepal.
Walaupun hanya melihat punggungnya, Danil tahu itu Galang. Di mana cowok itu duduk di samping Radea, tetapi wajahnya menghadap gadis itu. Tangan Galang berada di bahu Radea, sedangkan Radea terlihat tidak nyaman, tetapi tidak bergerak banyak. Perlahan wajah Galang menunduk, Danil dapat melihat geraknya dari belakang kepala Galang.
Danil berlari menghampiri Galang, lalu tanpa berkata apa pun dia menarik kerah belakangnya, membuat cowok itu berdiri paksa. Danil mendorong Galang dengan emosi yang sudah di ujung kepala sampai cowok itu termundur dan bahunya menabrak rak buku.
Hawa panas merangkak ke seluruh tubuh Danil saat melihat senyum paling menjijikan tampak di wajah sialan milik Galang. "MAU NGAPAIN LO, HAH?!" Tidak lupa Danil melirik Radea yang terduduk lemas di kursi. Mata gadis itu menatapnya sayu, tetapi tidak berbicara sepatah kata pun.
"Ngapain lo di sini, bukannya lo sudah pindah?" tanya Galang dengan suara rendah sambil berusaha berdiri.
Danil berdecak lalu melangkah cepat menghampiri Galang. Danil menarik kerah Galang yang memiliki tinggi sejajar dengannya itu. "Lo pikir gue nggak bisa baca niat buruk lo, anjing?!"
BUK!
Satu bogem mentah mendarat di pipi Galang ulah Danil. "Gue nggak pernah ikhlas lo sentuh Radea kayak lo sentuh cewek-cewek mainan lo itu! Asal lo tau, gue nggak main-main waktu bilang lo bakal berhadapan sama gue kalau lo berani ganggu Radea!"
"Sakit juga tinjuan lo." Galang masih santai, sangat santai sampai-sampai Danil bernafsu menghabisinya. Cowok itu mengelap tepi bibirnya dengan jempol, darah segar berpindah ke jempol Galang.
Radea masih duduk diam di bangku, kepala gadis itu jatuh ke meja. Matanya memperhatikan kedua cowok di depannya.
BUK!
Galang membalas tinju Danil tepat di tepi bibirnya, tetapi Danil langsung meninju Galang lagi. Perkelahian tidak dapat dihindari. Danil yang sudah marah atas perlakuan biadab Galang tidak memberi ampun. Dulu, dia pernah membuat Kevin pingsan karena sudah berani menghina ibunya, kini dia pun tidak ragu untuk membuat Galang bernasip seperti Kevin, atau bahkan lebih.
"LO MAU APAIN RADEA, HAH?!" Danil menendang perut Galang dengan lututnya. Galang yang sudah terkena pukul berkali-kali tidak punya kekuatan membalas Danil.
"Lo bu ... kan siapa-siapanya, anjing. Nggak usah sok merasa berhak lo!" balas Galang putus-putus.
"TERUS APA MENURUT LO, LO BERHAK NYENTUH DIA?" Danil meninju wajah Galang—
"LO ITU BIADAB!" —Lagi.
"LO ITU NGGAK PANTAS HIDUP. KE NERAKA AJA LO!" Lagi.
"GUE PASTIIN LO NGGAK AKAN LULUS SMA!" Lagi.
"GUE PASTIIN LO BAKAL HIDUP DI PENJARA HABIS INI!" Lagi.
"TAPI SEBELUM NEGARA YANG HUKUM LO, LO BAKAL DAPAT HUKUMAN DARI GUE KARENA SUDAH BERANI GANGGU RADEA!"
BUK.
Sekali lagi.
Danil meninju dagu Galang sampai mulutnya menyemburkan darah.
Dan berakhir dengan wajah Galang penuh darah. Pelipisnya terluka. Bibirnya pecah. Hidung mancungnya mungkin sudah patah. Galang juga terus memegang perutnya yang entah berapa kali ditendang oleh Danil. Cowok itu terkapar di lantai yang berserakan buku karena raknya berkali-kali ditabrak Galang atau Danil.
Napas Danil memburu, tubuhnya lemas. Bibir dan pelipisnya juga luka, tetapi tidak separah Galang. Tangan cowok itu juga berdarah karena sempat meninju rak buku saat hendak meninju Galang tetapi dia malah menghindar.
Danil duduk di samping Radea, mata gadis itu tertutup. Padahal terakhir Danil mencuri pandang di tengah pekelahiannya dengan Galang tadi, kedua netra gadis itu masih terbuka walaupun sayu.
"Ra, bangun, Ra! Lo kenapa, Ra?" Danil menepuk-nepuk pelan pipi Radea, tetapi gadis itu masih juga bergeming.
Kepalang panik, Danil menggendong tubuh Radea dengan sisa-sisa kekuatan yang dia punya. Sebelum pergi, Danil juga membawa botol air mineral di meja, dia curiga Galang memasukkan sesuatu di minuman itu.
Dengan tertatih-tatih, akhirnya sampailah Danil di mobilnya. Dia menidurkan Radea di kursi belakang, lalu membawa gadis itu ke rumah sakit.
*****
Bersambung ....
See you soon, Guys. ♡♡
Vote dan komen, yaa.
YOU ARE READING
Introvert VS Ekstrovert ✔️
Teen Fiction(TAMAT) Danil, anak baru yang kebetulan duduk sebangku dengan Radea. Cewek aneh yang tidak punya teman satu pun. Danil yang punya sifat mudah bergaul, terus mengganggu Radea dan bertekad agar gadis itu mau menjadi temannya. Semakin lama, Danil sada...
33 || Insting
Start from the beginning
