8| Sebuah tawaran

23 1 0
                                    

Aku orang tak punya, tapi ku mencoba berbaur denganmu dan menjagamu.
Walaupun entah dengan cara apa ku menjagamu - Radit


Terjejer dengan rapi makanan di meja. Hampir satu keluarga berada disana, kecuali Renatta.

"Renatta mana sih? Lama banget." ucap Mamah Renatta sambil bergegas pergi ke kamar Renatta.

Terlihat dengan jelas Renatta yang sedang menuruni anak tangga.

"Buruan nak! Nantinya terlambat," suruh Mama Renatta. Sedangkan Renatta langsung melangkah cepat.

"Oh ya Yah, Ternyata Emaknya Radit itu pencuci pakaian tetangga loh."

"Oh ya?" tanya Ayah Renatta penasaran.

"Tunggu dulu. Siapa Radit?" tanya Mamah Renatta.

"Itu tuh Mah, anak laki-laki yang katanya sering nganterin Renatta pulang."

"Oh, itu."

"Kok Emaknya sampai kerja gitu? Emang Bapaknya nak Radit kemana, Ren?"

"Sudah meninggal dunia."

Sontak orang yang berada di ruang makan mengucapkan istirja.

"Kasihan banget, ya?" ucap Ayah Renatta menatap Gladis.

Gladis mengangguk.

"Kan dia sering nganterin Renatta pulang tuh Mah.." Ayah Renatta menggantungkan kalimatnya karena ia mau mengambil segelas air putih dan meminumnya.

"Terus?"

"Ayah pengen kasih kerjaan buat dia."

"Kerja apa Yah? Kerja di perusahaan Ayah? Dia belum lulus SMA Yah, emangnya perusahaan Ayah mau nerima lulusan SMP?" tukas Mamah Renatta.

"Dengerin dulu, Makanya. Bukan disuruh kerja di perusahaan Mah, Ayah ingin Radit menjaga Renatta di sekolah."

"APA?!" Hampir semua orang yang berada diruang makan terkejut, kecuali Ayah Renatta.

"Memangnya kenapa? Ada yang salah?"

"Tapi Yah. Ayah gak tau Radit orangnya kayak gimana? Dia itu.."

"Dia itu kenapa?"

"Dia itu sering di bully sama teman kelas."

"Itu soal gampang. Nanti kamu tanyakan ke dia ya."

"Terserah sih, Mamah setuju aja." Pernyataan itu membuat Renatta melongo mendengarkannya. Ia hanya bisa pasrah. Tapi ia yakin, Radit tidak akan menerima tawaran Ayahnya.

***

Renatta menggendong tas merahnya di belakang. Yang sebenarnya berisi buku-buku pelajaran, novel, dan alat tulis lainnya. Ia memasuki kelas yang lumayan sepi disana. Hanya ada beberapa anak yang sedang memainkan benda pipihnya.

Renatta memainkan handphonenya dengan membuka game. Game membuat ia lupa dengan waktu, Sehingga suasana kelas berubah menjadi ramai.

Bel istirahat berbunyi. Renatta sebenarnya ragu, apakah Radit akan menerima pekerjaan itu apa tidak? Kalau menerimanya, gimana cara ia melindungi dirinya? Sedangkan Radit saja sering dibully sama teman kelas. Tanpa pikir panjang, Renatta langsung menuju tempat duduk Radit.

"Hmm, Radit."

"Apa?"

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Ngomong aja."

"Ayah aku...."

"Kenapa dengan ayah kamu?"

Renatta [ On Going ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat