Dua belas (Acara)

354 34 51
                                    

Happy Reading...

Hari ini, Elang sudah tiba di tempat olimpiade.

Bicara soal olimpiade. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan lomba ada tiga. Yaitu sains, olahraga, dan seni. Tim pelaksana biasanya mengadakan vote untuk pemilihan lomba. Tahun ini, lomba yang terpilih yaitu sains matematika dan olahraga basket, sayang untuk seni tidak diadakan, padahal tahun-tahun yang lalu seni selalu diikut sertakan.

Lomba ini sangat di nantikan bagi murid kelas 3, bagaimana tidak? Pemenang akan langsung mendapat tawaran beasiswa ke luar negeri.

Sekarang, Elang sedang menonton tim basket sekolah, titik fokusnya tentu ke arah Rajawali. Tampak mereka lelah, namun tim mereka tetap unggul. Tiga hari ini, 3 tim yang mereka lawan, dan besok siapapun yang masuk final maka akan main dua kali, sungguh akan sangat melelahkan.

Seketika suara teriakan menggema disaat pertandingan berakhir, Elang tersenyum dan ia kaget tiba-tiba Pak Yahya langsung memeluknya.

Rajawali menghiraukan teman-temannya yang berniat memeluknya disaat pandangannya tertuju ke arah Pak Yahya di mana Elang ada di sana, seketika Rajawali langsung tersenyum ke arah Elang yang sudah berbalik pergi.

Kini tim basket sedang berjalan ke arah ruang istirahat. "Guys, ke kamar yuk, kita harus istirahat, besok setelah ngalahin satu sekolah, kita langsung masuk final," ucap Dirta.

"Olimpiade lagi main, lo ga mau nonton?" tanya Keano membuat suasana menjadi hening.

"Gue yakin, Elang yang menang. Besok kita nonton dia, hari ini cuma 3 yang dia lawan, besok puncak keseruannya," Rajawali melebarkan senyumnya saat pandangan teman-temannya tertuju ke arahnya.

"Tumben? Biasanya dia yang antusias nonton Elang." pertanyaan inilah yang muncul di otak semua teman Rajawali.

"Apa? Kalian mau nonton, noh lihat dah mulai, mau nonton dengan keadaan kalian seperti gelandangan gini?" Rajawali kini mengamati penampilan timnya. Candra hanya memakai sepatu sebelah, Fito mengompres kakinya, Keano telanjang dada, Dirta dengan handuk di kepala serta hanya memakai kaos kaki tanpa sepatu, serta yang lain berebut berdiri di depan kipas angin.

"Malu-maluin," ucap Kenta saat melihat Pak Yahya lari hendak mendukung Elang. Pak Yahya tanpa sadar sedang memegang sebelah sepatu milik Candra.

Candra menutup matanya dengan kedua tangannya saat melihat Pak Yahya sadar memegang sepatunya, Pak Yahya langsung melempar sepatu Candra asal ke tengah lapangan.

"Itu bukan sepatu gue," ucapan Candra berhasil membuat semua temannya tertawa.

"Dah, ikhlasin."

"Padahal gue cuma bawa dua sepatu," kata Candra cemberut.

"Yaudah sana ambil, lo ga malu? Kalo lo nggak ambil sekarang, sepatu lo bakal menjadi penghuni tempat sampah," ujar Fito.

"Gue sedekahin aja ke tong sampah, itung-itung pahala." Dirta tersenyum masih menatap sepatunya yang dibuang ke tempat sampah.

--RaEl--

Besok...

Elang sudah melewati 7 sesi olimpiade, yang artinya ia sudah mengalahkan 7 sekolah, dan jika ia menang ia akan lanjut 2 sesi dan memenangkannya. Elang tengah memfokuskan pikirannya pada soal yang baru juri sampaikan.

Tet...

Tombol lawan berbunyi, Elang memejamkan matanya.

RAELWhere stories live. Discover now